Data balancing-based intermediate data partitioning and check point-based cache recovery in Spark environment

Author(s):  
Chunlin Li ◽  
Qianqian Cai ◽  
Youlong Luo
JMS SKIMS ◽  
2020 ◽  
Vol 23 (3) ◽  
Author(s):  
Mohmad Hussian Mir ◽  
Tariq Ahmad Bhat ◽  
Khalid Parvez Sofi ◽  
Imtiyaz Ahmad Wani ◽  
Muzafar Maqsood Wani

Immune check point inhibitors (ICPIs) are a new class of anti-neoplastic agents being increasingly used by oncologists to treat various malignancies. These drugs have been associated with varied side effects and have a nephrotoxic potential. Many cases of ICPI induced acute kidney injury are increasingly being reported. Their use in CKD patients on dialysis as well as in kidney transplant recipients is associated with various challenges. This review discusses the use of ICPIs in CKD, dialysis and renal transplant patients and their nephrotoxic potential  


2018 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 541
Author(s):  
Danang Budi Susetyo

<p>Triangulasi udara (<em>Aerial Triangulation</em>/AT) merupakan tahap penting dalam akuisisi foto udara. Hasil pemrosesan AT akan berpengaruh terhadap ketelitian foto udara yang dihasilkan, sehingga menentukan kualitas geometrik peta yang menggunakan foto udara tersebut sebagai data dasar. Kualitas hasil AT ditentukan dengan hasil statistik perataan dan membandingkan nilai <em>Independent Check Point</em> (ICP) yang diukur menggunakan GPS Geodetik dengan nilai titik yang sama pada model stereo di foto yang sudah dilakukan AT. Namun meski sudah memenuhi standar ketelitian, terdapat beberapa kasus dimana pada lokasi yang sama di model yang berbeda memiliki nilai ketinggian (Z) yang berbeda. Hal ini tentunya akan menjadi masalah, terutama ketika selisihnya di atas toleransi ketelitian yang ditentukan. Penelitian ini menguji nilai koordinat dan elevasi pada beberapa lokasi yang tercakup dalam dua model. Objek yang dipilih adalah objek-objek yang tegas dan mudah diinterpretasi di foto seperti siku lapangan atau bangunan, dengan jumlah objek sejumlah 15 titik. Penelitian dilakukan dengan data foto udara Palu yang diakuisisi pada tahun 2013. Hasil AT menunjukkan <em>sigma naught</em> = 1,9 mikron dengan uji akurasi menghasilkan ketelitian horizontal (CE90) = 0,786 m dan ketelitian vertikal (LE90) = 1,782 m, dimana CE90 dan LE90 didapatkan dari membandingkan koordinat ICP hasil pengukuran GPS dan di model stereo. Dengan hasil AT tersebut, objek-objek yang diuji memiliki rata-rata ΔX = 0,174 m, ΔY = 0,288 m, dan ΔZ = 0,278 m, dimana angka tersebut didapatkan dengan membandingkan pengecekan titik pada objek yang sama di dua model stereo yang berbeda.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: foto udara, triangulasi udara, koordinat, elevasi, model</p>


2018 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 535
Author(s):  
Maundri Prihanggo

<p>Saat ini, citra satelit resolusi sangat tinggi digunakan dalam berbagai macam aplikasi, terutama pemetaan skala besar. Sebelum dapat digunakan, citra satelit tersebut harus diorthorektifikasi terlebih dahulu. Data <em>Digital Surface Model </em>(DSM) dan <em>Ground Control Point</em> (GCP) adalah dua data utama yang diperlukan saat melakukan orthorektifikasi. Perbedaan data DSM yang digunakan akan menghasilkan perbedaan nilai ketelitian horizontal pada kedua citra tegak hasil orthorektifikasi. Pada penelitian ini digunakan dua jenis DSM yaitu SRTM dan Terrasar-X. Ketelitian vertikal dari SRTM adalah 90 m sedangkan ketelitian vertikal dari Terrasar-X adalah 12,5 m. Penelitian ini berlokasi di Wilayah Buli, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku. Terdapat tiga sensor citra satelit yang digunakan yaitu Pleiades, Quickbird dan Worldview-2 yang digunakan pada lokasi penelitian. Total GCP yang digunakan adalah 33 titik, tiap titiknya diukur dengan melakukan pengamatan geodetik dan memiliki ketelitian horizontal ≤15 cm dan ketelitian vertikal ≤30 cm. Ketelitian horizontal dari citra tegak satelit resolusi sangat tinggi diperoleh dengan melakukan uji terhadap Independent Check Point (ICP). Total ICP yang digunakan adalah 12 titik, tiap titik ICP diukur dengan metode dan standar yang sama dengan titik GCP. Ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data SRTM adalah 18,856 m sedangkan ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data Terrasar-X adalah 2.168 m . Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ketelitian vertikal data DSM yang digunakan memberikan pengaruh pada citra tegak satelit hasil orthorektifikasi tersebut. Mengacu pada Peraturan Kepala BIG nomor 15 tahun 2014, citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data Terrasar-X sebagai DSM memenuhi ketelitian horizontal peta dasar kelas 3 skala 1:5.000 sedangkan citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data SRTM sebagai DSM tidak dapat memenuhi ketelitian horizontal peta dasar skala besar.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> orthorektifikasi, DSM, ketelitian horizontal</p>


Author(s):  
Jim Sykes
Keyword(s):  

2020 ◽  
Vol 41 ◽  
pp. A162-A163
Author(s):  
R. Muller ◽  
A. Benyamine ◽  
P. Rossi ◽  
B. Granel ◽  
M. Ebbo ◽  
...  
Keyword(s):  

2020 ◽  
Vol 31 ◽  
pp. S1440
Author(s):  
M. Naseer ◽  
A. Patel ◽  
A. Anand ◽  
H. Panchal ◽  
S. Parikh ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 11 (5) ◽  
pp. 393
Author(s):  
Francesca De Felice ◽  
Daniela Musio ◽  
Vincenzo Tombolini

In head and neck cancer management, there is a need for tailored approaches to optimally implement clinical outcomes. Based on the assumption that efficacy and long-term toxicity are not satisfactory for standard concurrent platinum-based chemoradiotherapy, several trials have been designed to test whether induction immunotherapy and/or concomitant immunotherapy and radiotherapy result in improved survival and toxicity outcomes. Here, we present an overview of the most recent concomitant therapeutic strategies for head and neck cancer, focusing on the knowledge available regarding check-point inhibitors. The aim is to present the characteristics of the main check-point inhibitors and to summarize the clinical trials on the combination of immune check-point inhibitors and (chemo)radiotherapy in the definitive HNC setting, in order to provide a useful clinical tool for further research.


2021 ◽  
Vol 13 (13) ◽  
pp. 2622
Author(s):  
Haozhou Wang ◽  
Yulin Duan ◽  
Yun Shi ◽  
Yoichiro Kato ◽  
Seish Ninomiya ◽  
...  

Unmanned aerial vehicle (UAV) and structure from motion (SfM) photogrammetry techniques are widely used for field-based, high-throughput plant phenotyping nowadays, but some of the intermediate processes throughout the workflow remain manual. For example, geographic information system (GIS) software is used to manually assess the 2D/3D field reconstruction quality and cropping region of interests (ROIs) from the whole field. In addition, extracting phenotypic traits from raw UAV images is more competitive than directly from the digital orthomosaic (DOM). Currently, no easy-to-use tools are available to implement previous tasks for commonly used commercial SfM software, such as Pix4D and Agisoft Metashape. Hence, an open source software package called easy intermediate data processor (EasyIDP; MIT license) was developed to decrease the workload in intermediate data processing mentioned above. The functions of the proposed package include 1) an ROI cropping module, assisting in reconstruction quality assessment and cropping ROIs from the whole field, and 2) an ROI reversing module, projecting ROIs to relative raw images. The result showed that both cropping and reversing modules work as expected. Moreover, the effects of ROI height selection and reversed ROI position on raw images to reverse calculation were discussed. This tool shows great potential for decreasing workload in data annotation for machine learning applications.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document