Allelic Association, Chemical Characterization and Saccharification Properties of brown midrib Mutants of Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench)

2008 ◽  
Vol 1 (3-4) ◽  
pp. 193-204 ◽  
Author(s):  
Ana Saballos ◽  
Wilfred Vermerris ◽  
Loren Rivera ◽  
Gebisa Ejeta
Pastura ◽  
2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
R. Sriagtula ◽  
I. Martaguri ◽  
J. Hellyward ◽  
S. Sowmen

Penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi pengaruh penambahan inokulasi bakteri asam laktat (BAL) dan aditif terhadap kualitas dan karakterietik silase whole crop sorgum mutan brown midrib (Sorghum bicolor L. Moench) galur Patir 3.7 yang dipanen pada fase soft dough. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 4 ulangan. Faktor A yaitu A1 = tanpa BAL, A2= penambahan BAL. Faktor B terdiri dari B1= tanpa aditif, B2= dedak, B3= jagung. Sumber BAL yang digunakan berasal dari inokulan komersil dari minuman fermentasi merk Yakult dengan dosis 1 ml (v/w) atau 11×109 CFU/ml/berat segar. Aditif terdiri dari dedak padi dan jagung halus digunakan sebanyak 3% (g/g)/berat segar. Parameter yang diamati adalah karakteristik dan kualitas silase meliputi nilai pH, nilai fleigh (NF), kandungan bahan kering (BK), protein kasar (PK), serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan Abu. Data dianalisis berdasarkan analisis keragaman menurut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara penambahan BAL dan aditif terhadap pH, NF, BK, PK, SK, LK dan abu, sedangkan faktor tunggal adititif memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi terhadap kandungan BK silase whole crop sorgum mutan BMR. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum penambahan inokulan BAL dan aditif menghasilkan karakteristik dan kualitas silase yang sama, namun demikian penambahan dedak padi dan jagung halus menghasilkan BK silase yang lebih tinggi dibanding tanpa BAL dan aditif. Kata kunci: aditif, BAL, brown midrib, silase, sorgum


2021 ◽  
Author(s):  
Hiroyuki Kawahigashi ◽  
Jun‐ichi Yonemaru ◽  
Atsushi Kiyosawa ◽  
Hiroshi Mizuno ◽  
Sigemitsu Kasuga

Author(s):  
R. Sriagtula ◽  
S. Sowmen

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan produksi biomasa beberapa galur sorgum mutan BMR fase pertumbuhan berbeda sebagai pakan hijauan di tanah ultisol pada musim kemarau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial (6 x 3) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah galur sorgum mutan BMR : galur Patir 3.1 (non BMR/kontrol), Patir 3.2, Patir 3.3, Patir 3.5, Patir 3.6 dan Patir 3.7, sedangkan faktor kedua adalah waktu panen : fase berbunga, fase soft dough dan fase hard dough. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, lebar dan panjang daun, rasio daun, batang dan malai, produksi boimasa segar, produksi bahan kering. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan galur sorgum mutan BMR secara umum  hampir sama dengan galur sorgum mutan non BMR pada musim kemarau, terlihat pada parameter tinggi tanaman, diameter batang, lebar daun, proporsi daun  batang malai, kandungan gula batang, produksi segar dan produksi bahan kering yang memberikan pengaruh berbeda tidak nyata. Waktu panen hard dough menghasilkan pertumbuhan tertinggi pada parameter tinggi tanaman, proporsi malai dan produksi BK. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan pertumbuhan dan produksi tanaman galur sorgum mutan BMR pada musim kemarau.


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 141-147
Author(s):  
Andhira Trianingtyas ◽  
Nurheni Wijayanto ◽  
Supriyanto Supriyanto

needs was decreasing. So it needs a system that maximizes land one of them is agroforestry. Agroforestry will combine mindi tree (Melia azedarach L.) were 2 years old with a spacing of 2.5 mx 2.5 m, and agricultural crops is sorgum strain of SEAMEO BIOTROP development results that G55 is a BMR (Brown midrib) strain and BIOSS 04 which belonging in sweet sorghum. The research purpose is to analyze the growth of mindi on agroforestry systems and monoculture and analyze the growth and productivity of sorghum on agroforestry systems and monoculture. The results showed growth of mindi as high tree, diameter of stem, canopy and root diameter larger on agroforestry than monocultures. Growth and productivity of sorghum in the two strains showed lower on agroforestry cropping pattern. Sorghum G55 and BIOSS 04 strains can grow under mindi trees but can not produce optimally. Keywords: Agroforestri, Melia azedarach, Sorghum bicolor


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 81-85
Author(s):  
S.M. Surashe ◽  
H.V. Kalpande ◽  
S.B. Borgaonkar

An investigation was carried out to create the variability generated through induced mutation in two sorghum populations viz., 296 B (Kharif) and Parbhani Moti (Rabi). Two mutagens viz., gamma irradiation (10 kR, 20kR, 30kR and 40kR) and EMS (0.1%EMS, 0.2%EMS, 0.3%EMS and 0.3%EMS) and their combination were used M1 generation. Mutagenic sensitivity in M1 generation on the basis of reduced germination and plant survival revealed a dose dependent reaction and differential response of the populations. LD50 was found to be 20-30 kR in case of gamma irradiation and 0.3-0.4 per cent in EMS irrespective of the genotype. The irradiated population produced more number of superior segregants in respects of seed yield and its contributing traits compared to other populations. Three dwarf mutant, one brown midrib and tree drought tolerance confirmed from Parbhani Moti.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document