scholarly journals Keeping Indigenous Science Knowledge out of a Colonial Mold

Eos ◽  
2019 ◽  
Vol 100 ◽  
Author(s):  
Kimberly Cartier

A new working model could help scientists design and facilitate research that adheres to both scientific and cultural ethics standards when working with indigenous knowledge about climate and the environment.

TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 211-224
Author(s):  
Hestiyana Hestiyana

This study aims to describe the indigenous science in the lexicon of time and season markers by the Meratus Dayak tribe. The method used in this research is descriptive qualitative ethnolinguistic approach. The data in this study are lexicon markers of time and season spoken by the Meratus Dayak tribe who reside in the Balangan Regency, namely Meratus Balangan Dayak, especially traditional leader  and balian. Meanwhile the data collection techniques used were participant observation, listening techniques, and record techniques. Data analysis includes: (1) transcribing data obtained through the results of records and records; (2) identifying time and season marker data; (3) classifying data according to lingual form and lexicon function; and (4) analyze and conclude. Based on the results of the analysis it was found that the concept of local science in the lexicon markers of time and season can be classified into two: (1) based on the lingual form and (2) based on the function of the lexicon. The concept of local science is based in the lingual form: first, the lexicon marking the time and season of tangible words which a total of 30 lexicons. Second, lexicons marking the time and season in the form of phrases that include noun caterogical phrases, verb categorized phrases, and numeralia categorized phrases with a total of 21 lexicons. Then, the concept of local science based on the function of the lexicon, among others: (1) the function of the daily time lexicon is as much as 19 lexicon and (2) the time and season lexicon functions with a larger unit of 20 lexicon. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konsep ilmu pengetahuan lokal dalam leksikon penanda waktu dan musim oleh suku Dayak Meratus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnolinguistik. Data dalam penelitian ini berupa leksikon penanda waktu dan musim yang dituturkan oleh suku Dayak Meratus yang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Balangan, yakni Dayak Meratus Balangan, terutama tokoh adat dan balian. Adapun, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipan, teknik simak, dan teknik rekam. Analisis data meliputi: (1) mentranskripsikan data yang diperoleh melalui hasil catatan dan rekaman; (2) mengidentifikasi data penanda waktu dan musim; (3) mengklasifikasikan data sesuai dengan bentuk lingual dan fungsi leksikon; dan (4) menganalisis dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa konsep ilmu pengetahuan lokal dalam leksikon penanda waktu dan musim dapat diklasifikasikan menjadi dua: (1) berdasarkan bentuk lingual dan (2) berdasarkan fungsi leksikon.  Konsep ilmu pengetahuan lokal berdasarkan bentuk lingual: pertama, leksikon penanda waktu dan musim berwujud kata yang meliputi nomina, verba, dan numeralia dengan jumlah keseluruhan 30 leksikon. Kedua, leksikon penanda waktu dan musim berwujud frasa yang meliputi frasa berkategori nomina, frasa berkategori verba, dan frasa berkategori numeralia dengan jumlah keseluruhan 21 leksikon. Kemudian, konsep ilmu pengetahuan lokal berdasarkan fungsi leksikon, antara lain: (1) fungsi leksikon penanda waktu harian sebanyak 19 leksikon dan (2) fungsi leksikon penanda waktu dan musim dengan satuan yang lebih besar sebanyak 20 leksikon.


2010 ◽  
Author(s):  
David M. Njus ◽  
Cynthia M. H. Bane ◽  
Laura Delikowski

Planta Medica ◽  
2010 ◽  
Vol 76 (12) ◽  
Author(s):  
S Esmaeili ◽  
F Naghibi ◽  
M Mosaddegh

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document