TOTOBUANG
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

96
(FIVE YEARS 60)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa

2597-6184, 2339-1154

TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 239-255
Author(s):  
Erniati Erniati

This study is a lexicostatistical study that aims to classify words that are related statistically to classify similarities. This research is focused on Banggoi and Hoti languages spoken by the people in West Bula District, East Seram Regency, Maluku Province. The aim is to determine the kinship classification of Banggoi and Hoti languages and determine the time of separation between the two languages. The method used is quantitative and qualitative methods with data collection techniques using direct observation, listening, note-taking, and recording methods. The results showed that Banggoi language and Hoti language have kinship with percentage of 31.5%. Based on this percentage, the two languages are at the stok/family kinship level. The existence of this kinship is influenced by geographical proximity, while the time of separation of the two languages is estimated at 1,170 years ago. Kajian ini merupakan kajian leksikostatistik yang bertujuan mengelompokkan kata-kata yang berkerabat dengan mengelompokkan persamaan secara statistik. Peneltian ini difokuskan pada bahasa Banggoi dan bahasa Hoti yang ditutukan oleh masyarakat yang ada di Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Tujuan kajian adalah untuk mengetahui klasifikasi kekerabatan bahasa Banggoi dan bahasa Hoti dan menentukan waktu pisah dari kedua bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan  metode kuantitatif dan kualitatif dengan teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik  observasi langsung, simak, catat, dan perekaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara bahasa Banggoi dan bahasa Hoti memilki kekerabatan dengan persentase 31,5%. Berdasarkan persentase tersebut maka kedua bahasa tersebut berada pada tingkat kekerabatan stok/rumpun.  Adanya kekerabatan bahasa Banggoi dan bahasa Hoti karena dipengaruhi oleh letak geografi yang berdekatan dan  waktu pisah kedua bahasa tersebut diperkirakan pada 1.170 tahun  yang lalu.


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 185-196
Author(s):  
Wara Angreni ◽  
Atiqa Sabardila

This study aims to describe the form of speech errors of the candidates for Regional Head of Kulon Progo Regency. The research method used is qualitative descriptions. The data source is the utterances of the student speech. The data collection techniques are listening and note-taking. The data analysis used referential matching techniques and articulatory phonetic equivalents, extension techniques in the distribution method and sign reading technology. The results of the study shows that there are language errors in the form of speech of the candidates for Regional Head of Kulon Progo Regency The five areas of error are (1) phonological errors including phonological change, phoneme formation and pronunciation, (2) morphological errors including prepositions, repetition, tone, and combination of meN- and -kan prefixes, (3) syntax errors including ambiguous sentences, redundant words, and unclear sentence types (4) sociolinguistic errors, including misuse of language coding in sentences, and (5) spelling errors in capital letters, and punctuation.  Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pidato mahasiswa calon kepala daerah Kabupaten Kulon Progo. Metode penelitian menggunakan deskripsi kualitatif. Data penelitian berupa tuturan pidato mahasiswa. Teknik pengumpulan simak dan catat.  Analisis data menggunakan teknik padan referensial dan padan fonetis artikulatoris, teknik perluasan dalam metode agih dan teknologi membaca tanda. Hasil penelitian terjadi kesalahan bahasa pada bentuk tuturan pidato mahasiswa calon kepala daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki lima wilayah kesalahan yaitu (1) kesalahan fonologi termasuk kesalahan perubahan fonem, kesalahan pembentukan dan pengucapan fonem, (2) kesalahan morfologi meliputi preposisi, penulisan ulang, bentuk nada, dan tulis kombinasi prefiks meN- dan -kan, (3) kesalahan sintaks termasuk kalimat yang ambigu, rancu, kata-kata yang berlebihan, jenis kalimat yang tidak jelas (4) kesalahan sosiolinguistik, termasuk penyalahgunaan campur kode bahasa dalam kalimat, dan (5) kesalahan ejaan dalam huruf kapital, dan tanda baca.


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 257-271
Author(s):  
Mutaallim Hafidz ◽  
Fahmi Reza Alfani ◽  
La Mahidin ◽  
Yuana Dwi Agustin ◽  
Damon Wicaksi

Comparative adjectives of Kangean Dialect of Madurese Language (KDML) are the basic adjectives that has A+D+(-an) stucture or lebbi. This study explored the function of comparative adjectives in KDML and its impact for the Kangean community. The theories used to explore and determine the comparative adjective function are descriptive and pragmatic theories. The research is a qualitative research. The method used in this research is the participatory observation method. The data were obtained from interviews with the dialect speakers by voice recording and field note-taking. Besides, researchers used the introspectiveve method (reflective-introspection method). The data that has been collected were transcribed into written form of orthographic transcription, then translated and classified according to its function. The method applied for analyzing the data are equivalent and distributional method. Meanwhile, the methods used for displaying the results of data analysis are informal and formal steps. The results showed that in KDML, there are several functions of comparative adjectives, namely to motivate, praise, admonish, command, insinuate, advise, criticize and accuse. Meanwhile, the impact of adjective utterances, people become more optimistic, comfortable, easy to appreciate, entertained, strong, cautious, deterred, and humble. Adjektiva komparatif bahasa Madura dialek Kangean (BMDK) merupakan adjektiva dasar yang memiliki struktur A+D+(-an) atau lebbi. Penelitian ini mengeksplorasi fungsi adjektiva komparatif dalam BMDK dan dampaknya bagi komunitas Kangean. Teori yang digunakan untuk menggali dan menentukan fungsi adjektiva komparatif adalah teori deskriptif dan pragmatik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode observasi partisipatif. Data diperoleh melalui wawancara dengan penutur dialek Kangean melalui rekaman dan catatan lapangan. Selain itu, peneliti menggunakan metode introspektif (metode reflektif-introspekturis). Data yang sudah terkumpul ditranskrip ke dalam bentuk tulisan dengan transkripsi ortografis, kemudian diterjemahkan dan diklasifikasikan sesuai fungsinya. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode ekuivalen dan metode agih dan metode yang digunakan untuk menampilkan hasil analisis data adalah langkah-langkah formal dan nonformal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam BMDK terdapat beberapa fungsi adjektiva komparatif yakni untuk memotivasi, memuji, menegur, memerintah, menyindir, menasihati, mencela dan menuduh. Sedangkan dampaknya adalah masyarakat lebih optimis, peka, mudah menghargai, terhibur, kuat, berhati-hati, jera, dan rendah diri.   


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 315-329
Author(s):  
DUDUNG ABDULAH

This study aims to discover the moral value in character of Learisa Kayeli's Crocodile story written and developed by Asrif. Literary studies talking about children's literature through Maluku folklore are still not found in scientific journals. Therefore, the theory used in this study is the children’s literature theory of Burhan Nurgiyantoro. The research method used descriptive method of content analysis. This study describes the qualifications and disclosure of the character from the story as an introduction in interpreting the moral values. This story was chosen because (1) it has never been examined using children's literature theory; (2) the important characters are played by animal characters and result in more readers’ imagination compared to stories with human characters; (3) this story is intended for children especially for the fourth, fifth, and sixth graders; (4) it has a complete storyline; and (5) it is printed Maluku folklore written in Indonesian and went through digitalization process. This study concludes that there are seven moral values conveyed by the author in character of Learisa Kayeli's Crocodile story, namely: (1) do not be afraid to defend the truth or to quell tyranny even though life is at stake in order to create a harmonious and peaceful life; (2) appreciate the one who has contributed in (saving) your life in order to establish eternal brotherhood until the end of life; (3) do not disturb the peace of other people's lives so that your lives remain fortune; (4) never give up in trying to do something so that your dreams can be achieved; (5) make good friends with others so that you may be accepted by anyone and anywhere including in any new environment; (6) be patient in solving any obstacles in life so you can cherish other people; and (7) be wise to the surrounding environment in order to create a healthy natural balance so that it can provide benefits for mankind. Kajian ini bertujuan menelusuri nilai moral dalam tokoh cerita rakyat Maluku berjudul Buaya Learisa Kayeli yang ditulis dan dikembangkan oleh Asrif. Kajian sastra yang mengangkat tentang sastra anak melalui cerita rakyat Maluku masih belum ditemukan dalam karya ilmiah. Teori yang digunakan dalam kajian ini adalah teori sastra anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Kajian ini mendeskripsikan kualifikasi dan pengungkapan watak tokoh cerita sebagai pengantar dalam menafsirkan nilai moral yang terkandung di dalamnya. Cerita ini dipilih karena (1) belum pernah dikaji melalui  kajian sastra anak; (2) para tokoh penting diperankan oleh karakter binatang sehingga nilai fantasinya lebih tinggi daripada cerita dengan tokoh manusia; (3) cerita ini diperuntukkan bagi anak-anak terutama kelas 4, 5, dan 6; (4) memiliki cerita yang utuh; dan (5) merupakan cerita rakyat Maluku yang sudah dibukukan dan sudah berbahasa Indonesia bahkan sudah mengalami proses digitalisasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa ada tujuh nilai moral yang disampaikan pengarang dalam tokoh cerita Buaya Learisa Kayeli, yaitu (1) janganlah takut membela kebenaran/menumpas kezaliman meskipun nyawa menjadi taruhannya supaya tercipta kehidupan yang harmonis dan tenteram; (2) hargailah orang yang telah berjasa dalam (menyelamatkan) hidupmu supaya terjalin persaudaraan yang abadi sampai akhir hayat; (3) janganlah suka mengganggu ketenangan hidup orang lain supaya tidak bernasib buruk di kemudian hari; (4) jangan pernah menyerah dalam berusaha supaya impianmu bisa tercapai; (5) berperangailah dengan baik terhadap orang lain supaya kamu bisa diterima oleh siapa pun dan di mana pun termasuk di lingkungan baru sekali pun; (6) bersabarlah dalam menghadapi rintangan kehidupan supaya buah dari kesabaran itu bisa bermanfaat bagi orang lain; dan (7) bersikap bijaklah terhadap lingkungan sekitar supaya tercipta keseimbangan alam yang sehat sehingga bisa memberikan keuntungan bagi umat manusia.


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 197-209
Author(s):  
Desy Anggraini ◽  
Yakub Nasucha

Official letters are one of the written languages used in government agencies or organizations. Official letters sometimes do not pay attention to the correct grammatical rules. This study aims to analyze the language phenomena in official letters of the Pengkol Village Office, Nguter, Sukoharjo. This research is qualitative research using descriptive method. The data used in this study are language phenomena contained in the official lettesr of the Pengkol Village Office. The source of data in this research is an official letter made by employees of the Pengkol Village Office. The data collection technique used is the literature review, listening, and note-taking. The data analysis technique used is qualitative technique. The results of this study indicate that the language phenomena found in official letters of the Pengkol Village Head Office are interference, hypercorrection, pleonasm, and contamination. Out of the four forms of those phenomena, the most frequesnt is hypercorrection, while the least is interference. Surat dinas merupakan salah satu bahasa tulis yang digunakan dalam instansi pemerintah atau organisasi. Dalam surat dinas terkdang tidak memperhatikan penulisan yang sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gejala bahasa yang ada dalam penulisan surat dinas di Kantor Desa Pengkol, Nguter, Sukoharjo. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gejala bahasa yang terdapat dalam surat dinas Kantor Desa Pengkol. Adapun sumber data dalam penenlitian ini adalah surat dinas yang dibuat oleh pegawai Kantor Desa Pengkol.  Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pustaka, simak, dan catat. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gejala bahasa yang ditemukan dalam penulisan surat dinas Kantor Kepala Desa Pengkol, yaitu gejala interferensi, gejala hiperkorek, pleonasme, dan kontaminasi. Dari keempat bentuk gejala tersebut, gejala bahasa yang sering mucul adalah bentuk gejala bahasa hiperkorek, sedangkan yang paling sedikit yaitu bentuk gejala bahasa interferensi.


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 273-286
Author(s):  
Tito Tri Kadafi

This research uses descriptive qualitative method with reading-note technique as data collection technique. The research data is taken from the narrative of the character Mat Dawuk in the novel Dawuk Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu by Mahfud Ikhwan, which is analyzed using Sigmund Freud's theory of psychoanalysis. The results showed that the personality structure of the Mat Dawuk character was influenced by three personality systems, namely the id, ego, and superego. His preference in Mat Dawuk's id is Mat Dawuk's libido drive towards Inayatun. The ego that appears in Mat tries to realize and fulfill what the id wants, resulting in an attitude of loyalty, protection, until even Mat Dawuk pledges that Inayatun is a power within him - that power disappears after Inayatun dies, which is illustrated through a willing attitude. Mat to be persecuted. The superego, which acts on the principle of morality, is here to help in making decisions about what the id wants, and also helps the ego to control the id that is wanted to be fulfilled. The Mat Dawuk character also has a living instinct that comes from Inayatun. Meanwhile, after Inayatun died, Mat tended to be controlled by a dead instinct which made him helpless, and chose to withdraw from society. Not only that, the character Mat Dawuk is depicted as experiencing anxiety several times, which later will correlate with Mat's personal development in survival, or what is known as a defense mechanism, and Mat Dawuk's tendency to be in aggression and repression mechanisms. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik baca-catat sebagai teknik pengumpulan datanya. Data penelitian diambil dari pengisahan tokoh Mat Dawuk dalam novel Dawuk Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu karya Mahfud Ikhwan, yang ditelaah menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil penelitian menunjukkan struktur kepribadian tokoh Mat Dawuk dipengaruhi oleh tiga sistem kepribadian yakni id, ego, dan superego. Id dalam diri Mat Dawuk preferensinya adalah dorongan hasrat libido Mat Dawuk terhadap Inayatun. Ego yang muncul pada diri Mat berusaha mewujudkan dan memenuhi apa yang diinginkan oleh id, sehingga timbul sikap kesetiaan, melindungi, hingga bahkan Mat Dawuk mengikrarkan bahwa Inayatun adalah kekuatan di dalam dirinya – kekuatan itu pun hilang, setelah Inayatun meninggal, yang digambarkan melalui sikap rela Mat untuk dipersekusi. Superego yang bertindak berdasarkan prinsip moralitas, hadir untuk membantu dalam pengambilan keputusan apa yang diinginkan oleh id, serta turut membantu ego untuk mengendalikan id yang bersifat ingin dipenuhi. Tokoh Mat Dawuk juga memiliki insting hidup yang berasal dari Inayatun. Setelah Inayatun meninggal, Mat cenderung dikuasai oleh insting mati yang membuatnya tidak berdaya, dan memilih menarik diri dari masyarakat. Tak hanya itu, tokoh Mat Dawuk digambarkan beberapa kali mengalami kecemasan, yang nantinya akan berkorelasi dengan perkembangan kepribadian Mat dalam bertahan hidup, atau disebut sebagai mekanisme pertahanan, dan kecenderungan Mat Dawuk berada pada mekanisme agresi dan represi.


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 301-313
Author(s):  
Bayu Suta Wardianto

Social society and socio-culture cannot be separated from each other. Therefore, literature was born as a product of society and culture. From these literary works, literary teaching materials with social and cultural background can be made. This study explains the social identity and local wisdom contained in the collection of Celurit Hujan Panas short stories by Zainul Muttaqin. In this study, the method used is the quality desriptive method. The data used comes from quotes on a collection of short stories of Celurit Hujan Panas. This research used listening and note-taking techniques. Research data analysis started from presenting the data, reducing the data, and analyzing conclusions. The results of this study show that the social identity contained in the story are namely (1) social structure, (2) social behavior, and (3) ontological definitions. Moreover, the values of local wisdom contained in the story are (1) culture, (2) beliefs, and (3) social values. Sosial masyarakat dan sosial budaya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena itulah, sastra lahir sebagai produk dari sosial dan budaya. Dari karya sastra tersebut, dapat dibuat bahan ajar sastra berlatar sosial dan budaya. Penelitian ini menjelaskan tentang identitas sosial dan kearifan lokal yang terkandung dalam kumpulan cerpen Celurit Hujan Panas karya Zainul Muttaqin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deksriptif kualititatif. Data yang digunakan berasal dari kutipan pada kumpulan cerpen Celurit Hujan Panas. Penelitian menggunakan teknik simak dan catat. Analisis data penelitian dimulai dari menyajikan data, mereduksi data, dan kesimpulan analisis. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa identitas sosial yang terkandung yaitu (1) struktur sosial, (2) tingkah laku sosial, dan (3) definisi ontologis. Nilai kearifan lokal yang terkandung adalah (1) nilai budaya, (2) kepercayaan, dan (3) nilai sosial. 


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 287-299
Author(s):  
Amir Mahmud

This study aims to describe L.K. Ara’s poetries about the benefits of herbs in traditional medicines (jamu). For centuries, it is a cultural fact that traditional medicines had been used to maintain health in Indonesian (Nusantara) society. The research problem is to describe L.K. Ara’s poetries that mention beneficial herbs to maintain health and that it has become a cultural fact in Nusantara. The method used in this research was descriptive-qualitative. This method was used to solve problems by describing findings of the research. The results showed that literature works apparently play a significant role in maintaining and preserving the natural environment, especially when it deals with herbal plants. The use of herbs in traditional medicine (jamu) for healing the sick is a part of our life so literature ia also also used to represent the used of herbal plants for human health. Herbal remedies such as juice of spices and herbs, remedies for women, herbal remedies in the form of powder, betel chewing, traditional massage with herbal concoctions, and going to traditional healers are cultural facts in Nusantara society. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan puisi-puisi karya L.K. Ara tentang manfaat herbal untuk kesehatan telah menjadi fakta budaya dalam masyarakat Nusantara sudah berabad-abad. Masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran puisi-puisi karya L.K. Ara yang menyajikan herbal bermanfaat untuk kesehatan telah menjadi fakta budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk kebutuhan memecahkan masalah dengan cara memaparkan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya sastra berperan dalam pemeliharaan dan pelestarian alam lingkungan terutama pada tanaman jenis herbal. Pemanfaatan herbal untuk pengobatan guna penyembuhan orang sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan sehingga sastra ikut berperan mempresentasikan fungsi tanaman untuk kesehatan manusia. Pengobatan secara herbal seperti cekok, uyup uyup, tapel, menginang, pijat dengan ramuan herbal, dan peyembuhan melalui dukun dengan herbal tertentu merupakan fakta budaya dalam masyarakat Nusantara.


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 331-342
Author(s):  
Harlin Turiah

The purpose of this research is to describe local language maintenance in Laha village as the only local language in the City of Ambon. The kind of this research uses quantitative desceiptive. The method of this research is qualitative method where questionnaires were specifically given to 50 respondents that were chosen randomly (random sampling). Beside that, the writer also interviewed some informants and did observation in Laha village and some decent villages in Ambon. The result of this research showed that the condition of local language in Laha village is in danger of extinction. It is shown from local language mastery in society, speakers’ age, first language use, mother tongue, mastery period of local language, and local language acquisition in Laha village. Most speakers of Laha local language can only communicate with little local language of Laha (passive speakers). In terms of age, most of the fluent speakers of local language of Laha are above 50. Those who are under 50 can communicate limitedly, passively understand the language, and even some of them can not communicate using the language at all.   Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemertahanan bahasa daerah yang ada di Negeri Laha  (setingkat desa) sebagai satu-satunya bahasa daerah yang ada di Kota Ambon. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang secara spesifik responden diberikan kuesioner atau daftar tanyaan dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang yang diambil secara acak (random sampling).  Daftar tanyaan penelitian secara umum meliputi situasi dan kondisi bahasa daerah yang ada di Negeri Laha termasuk pemakai dan pemakaiannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekarang ini, kondisi bahasa daerah yang ada di Negeri Laha Kota Ambon terancam punah. Hal itu terlihat dari penguasaan bahasa daerah dalam masyarakat, usia penutur, bahasa yang digunakan ketika masa kecil (anak-anak), bahasa pertama yang dipelajari, masa penguasaan bahasa daerah, dan pemerolehan bahasa daerah di Negeri Laha. Kemampuan penguasaan berkomunikasi dalam bahasa daerah di Negeri Laha lebih banyak hanya bisa berkomunikasi secara sedikit-sedikit daripada bisa berkomunikasi secara aktif. Dari segi usia, kebanyakan yang dapat dan lancar berbahasa daerah Laha rata-rata usia di atas 50 tahun. Untuk usia di bawah usia 50 tahun, kebanyakan dapat berkomunikasi secara sedikit-sedikit, bisa memahami (pasif), dan sebagian pula tidak bisa berkomunikasi sama sekali.Abstrak


TOTOBUANG ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 225-237
Author(s):  
Nita Handayani Hasan

This study aims to review the phenomenon foreign terms using on sign boards at airports and ports in Ambon City. In order to describe this phenomenon, this study will use two ways. Frist, measuring  the level of control language use with the results of language assessment; and second, describing  the reason as the background of chosing the language in public spaces at ports and airports in Ambon City. It is a qualitative descriptive research. This research using photographs signboards and interviews result as the data. Photos analysis using a research instrument made by the Agency for Language Development. The results of photos analysis then supported by the results of interviews. This study found that ports and airports in Ambon City gets category B in control rating. This category shows that the use of Indonesian language in the port and airport areas in Ambon City is quite controlled. Based on the results of interviews, it is known that the effect of less socialization the existence of Law Number 24 of 2009 to ports and airports in Ambon City is signboards which wrote by foregn languages. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas fenomena penggunaan istilah asing pada papan-papan petunjuk yang berada di bandara dan pelabuhan di Kota Ambon. Agar dapat mendeskripsikan fenomena tersebut,  penelitian ini mengukur tingkat keterkendalian penggunaan bahasa menggunakan hasil penilaian bahasa; serta mendeskripsikan latar belakang penyusunan dan penggunaan bahasa ruang publik di pelabuhan dan bandara di Kota Ambon. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Data yang digunakan yaitu berupa foto-foto papan petunjuk dan hasil wawancara. Foto-foto yang diperoleh dianalisis menggunakan instrumen  penelitian yang dibuat oleh Badan dan Pengembangan Bahasa. Hasil dari analisis foto-foto tersebut kemudian ditunjang dengan hasil wawancara. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan bahasa pada pelabuhan dan bandara di Kota Ambon masuk pada kategori peringkat  terkendali B. Kategori ini menunjukkan penggunaan bahasa Indoenesia di wilayah pelabuhan dan bandara di Kota Ambon cukup terkendali. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa minimnya sosialisasi mengenai keberadaan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 pada pihak bandara dan pelabuhan menjadi pemicu penggunaan istilah asing di ruang publik pelabuhan dan bandara di Kota Ambon. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk memberikan masukan kepada pihak bandara dan pelabuhan di Kota Ambon untuk lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document