scholarly journals The COVID-19 pandemic as a pivot point for biological conservation

2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
Author(s):  
Amanda E. Bates ◽  
Sangeeta Mangubhai ◽  
Celene B. Milanés ◽  
Ku’ulei Rodgers ◽  
Valeria Vergara
2017 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 4657-4670
Author(s):  
W. S. Amer

This work touches two important cases for the motion of a pendulum called Sub and Ultra-harmonic cases. The small parameter method is used to obtain the approximate analytic periodic solutions of the equation of motion when the pivot point of the pendulum moves in an elliptic path. Moreover, the fourth order Runge-Kutta method is used to investigate the numerical solutions of the considered model. The comparison between both the analytical solution and the numerical ones shows high consistency between them.


2019 ◽  
Author(s):  
Hendi

Perkembangan studi linguistik di dalam penafsiran teks kitab suci memang masih lambat dan dalam tahap perkembangan. Tulisan ini adalah suatu penelitian untuk mengembangkan studi linguistik di dalam penafsiran teks kitab suci di Indonesia. Penulis memilih studi linguistik dengan pendekatan analisis wacana. Model analisis wacana yang digunakan adalah analisis colon yang diperkenalkan oleh Johanes P. Louw. Sampel teks yang digunakan adalah surat Filemon. Hasil penelitian ini akan mendapatkan struktur dan tema surat Filemon. Pendekatan analisis wacana menekankan semantik. Arti atau makna di dalam teks melampaui kata, frasa, dan kalimat (struktur mikro teks) sehingga fokus analisis sampai kepada keseluruhan wacana (struktur makro teks). Struktur makro teks melingkupi arti dari struktur mikro teks. Seorang penulis menulis teks mulai dari ide wacana yang kemudian secara sadar membangun ide tersebut dari struktur mikro teks yang dipilihnya. Dalam analisis colon, struktur makro teks yang terpenting adalah paragraf yang merupakan satu unit semantis yang dibangun dari beberapa kelompok colon (cluster) dan atau colons. Arti kata, frasa, klausa, dan kalimat tidak lepas dari isi semantis paragraf yang mewadahinya. Sementara, penafsir-penafsir lain lebih memprioritaskan penafsiran struktur mikro teks daripada makro teks. Wacana dianalisis mulai dari paragraf sampai frasa dan kata (top down). Unit semantis dalam bentuk kata, frasa, dan klausa akan dianalisis dengan kategori semantis, pengelompokkan kata (grouping of words atau immediate constituents), dan transformasi struktur luar (surface structure) ke dalam struktur dalam (deep structure). Unit semantis dalam bentuk paragraf akan dianalisis dengan metode analisis colon. Di dalam analisis colon, ada beberapa langkah yang akan diuraikan yaitu pertama, membuat struktur colon (syntactic structure) dari setiap paragraf dan terjemahan literal. Pengelompokkan kata akan terlihat di dalam struktur colon. Kedua, mencari isi semantis dari setiap colon atau kelompok (cluster) dengan menganalisis kata, frasa, dan colon. Ketiga, mencari hubungan semantis di antara colon atau kelompok di dalam satu paragraf yang sama. Keempat, menentukan tema atau ide utama (the pivot point) dari setiap paragraf. Berdasarkan analisis colon, ide utama atau tema surat ini adalah permohonan Rasul Paulus kepada Filemon untuk mengembalikan atau menerima kembali Onesimus sebagai saudara di dalam Kristus. Tema wacana ini menentukan struktur makro dan mikro teks ditulis oleh Rasul Paulus. Rasul Paulus mulai menulis dengan pembukaan yaitu sapaan dan salam kepada Filemon dan seluruh jemaatnya. Kemudian, Rasul Paulus menuliskan dasar permohonannya yaitu iman dan kasih Filemon yang selama ini sudah didengar olehnya. Lalu, Rasul Paulus menuliskan permohonannya bahwa Filemon bisa menerima kembali Onesimus. Terakhir, Rasul Paulus menuliskan penutup yaitu salam dan doa berkat kepada seluruh jemaat. Implikasi pastoral atau teologis yang bisa dipelajari adalah cara iman dan kasih diterapkan secara nyata di dalam persekutuan dan kehidupan seperti pengampunan dan rekonsiliasi relasi dengan orang lain yang sudah berbuat dosa. Pengalaman jatuh ke dalam dosa dan dipulihkan oleh Allah adalah pengalaman yang tidak mungkin dipisahkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, persekutuan sesama orang percaya menjadi wadah atau alat anugerah bagi setiap orang percaya menghadapi berbagai godaan dosa. Secara khusus, penulis mengucap terima kasih kepada para mahasiswa STT Soteria Purwokerto terutama mereka yang sudah mengikuti kelas Studi dan Exegesis Perjanjian Baru. Mereka adalah orang (pembaca) pertama yang bersama penulis menggumuli teks ini selama 1 semester. Penulis juga mengucap terima kasih kepada isteri, Rina Mansyur, dan puteri, Filipe File Cendekia atas dukungan yang tiada taranya. Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada penerbitan Leutikaprio yang sudah bersedia mengedit dan menerbitkan buku ini.


GEOgraphia ◽  
2009 ◽  
Vol 4 (8) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Luiz Renato Vallejo

RESUMO A criação de unidades de conservação é considerada como principal ação de governo cujo objetivo é a preservação e conservação da biodiversidade. A delimitação de “áreas especiais” é uma prática observada desde as sociedades mais tradicionais, sendo que em muitas delas prevalecia um sentido mítico-religioso e, ao mesmo tempo, de conservação de recursos naturais. Em outras sociedades, essa ação esteve associada com a prática de esportes de caça por parte da realeza e da aristocracia rural. Os parques públicos começaram a surgir no século XIX nos Estados Unidos, numa perspectiva de preservação das belezas cênicas e proteção dos bens naturais contra a ação deletéria da sociedade. O tema em questão é discutido à luz da categoria geográfica de território e dos processos de territorialização, utilizando-se para esse fim suas múltiplas abordagens conceituais— biológica, ecológica e social. Discute-se no trabalho os problemas da desterritorialização, em ambos os sentidos (biológico e social), além da formação das redes empenhadas no processo de criação e gestão das unidades de conservação. Houve um esforço de trazer para essa discussão uma contribuição sobre o valor agregado à conservação da biodiversidade com base em princípios de uma nova disciplina - a Biologia da Conservação. O trabalho aborda ainda aspectos conceituais sobre as políticas públicas, em geral, e sobre a influência que elas têm, especificamente, sobre a problemática das unidades de conservação no Brasil.ABSTRACT The principal goal to create natural parks and biological reserves in the world is to promote the conservation of biodiversity. During long time, traditional people established “especial areas” to guarantee natural resources for the future. Others, as kings and rural aristocracy used this areas for practice sports like hunting. The first public parks were created in United States during the XIX century, to preserve the environmental features of the Yellowstone against the human explotation. In this work, I wil discuss conservation of natural areas using the territory and the territorialization concepts and their several meanings: biological/ecological and social. The biodiversity value under principles of a new discipline — Biological Conservation — is showed as contribution. Public policy is discussed at the end of work exploring some reasons of the controversy between government speech and the conservation practice in natural parks and biological reserves.


2000 ◽  
Vol 14 (6) ◽  
pp. 1735-1743 ◽  
Author(s):  
Jeff Langholz ◽  
James Lassoie ◽  
John Schelhas

2021 ◽  
Vol 210 ◽  
pp. 105690
Author(s):  
Alifa Bintha Haque ◽  
Mahi Washim ◽  
Nidhi Gloria D'Costa ◽  
Amit Robert Baroi ◽  
Nazia Hossain ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document