Antiadhäsive Eigenschaften von Polysacchariden aus Capsicum frutescens gegen Campylobacter jejuni

2021 ◽  
Author(s):  
V Kreling ◽  
A Hensel
Author(s):  
Xie Nianming ◽  
Ding Shaoqing ◽  
Wang Luping ◽  
Yuan Zenglin ◽  
Zhan Guolai ◽  
...  

Perhaps the data about periplasmic enzymes are obtained through biochemical methods but lack of morphological description. We have proved the existence of periplasmic bodies by electron microscope and described their ultrastructures. We hope this report may draw the attention of biochemists and mrophologists to collaborate on researches in periplasmic enzymes or periplasmic bodies with each other.One or more independent bodies may be seen in the periplasmic space between outer and inner membranes of Gram-negative bacteria, which we called periplasmic bodies. The periplasmic bodies have been found in seven species of bacteria at least, including the Pseudomonas aeroginosa. Shigella flexneri, Echerichia coli. Yersinia pestis, Campylobacter jejuni, Proteus mirabilis, Clostridium tetani. Vibrio cholerae and Brucella canis.


Planta Medica ◽  
2008 ◽  
Vol 74 (09) ◽  
Author(s):  
C Cwikla ◽  
K Schmidt ◽  
A Matthias ◽  
KM Bone ◽  
RP Lehmann ◽  
...  

Planta Medica ◽  
2010 ◽  
Vol 76 (12) ◽  
Author(s):  
K Bensch ◽  
J Tiralongo ◽  
A Matthias ◽  
K Bone ◽  
R Lehmann ◽  
...  

Planta Medica ◽  
2010 ◽  
Vol 76 (12) ◽  
Author(s):  
J Chamiolo ◽  
D Oehrke ◽  
K Schmidt ◽  
K Bensch ◽  
J Tiralongo ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Praptiningsih Gamawati Adinurani ◽  
Sri Rahayu ◽  
Nurul Fima Zahroh

Mikroba Bacillus subtilis merupakan agen pengendali hayati mempunyai kelebihan sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yaitu dapat berfungsi sebagai biofertilizer, biostimulan, biodekomposer dan bioprotektan. Tujuan penelitian mengetahui potensi B. subtilis dalam merombak bahan organik sebagai usaha meningkatkan ketersediaan bahan organik tanah yang semakin menurun. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan berbagai  bahan organik sebagai petak utama (B0 = tanpa bahan organik, B1 = kotoran ayam,  B2 = kotoran kambing, B3 = kotoran sapi) dan aplikasi B.subtilis sebagai anak petak (A0 = 0 cc/L, A1 = 5cc/L, A2 = 10 cc/L, Pengamatan meliputi variabel tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, dan bahan organik tanah. Data pengamatan  dianalisis ragam  menggunakan  Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25 dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara bahan organik kotoran ternak dan konsentrasi B. subtilis terhadap semua variabel pengamatan. Potensi B. subtilis sangat baik dalam mendekomposisi bahan organik yang ditunjukkan dengan peningkatan bahan organik, dan hasil terbaik pada kotoran  sapi (B3) dan konsentrasi B. subtilis 15 mL/L masing-masing sebesar 46.47 % dan 34.76 %. Variabel pertumbuhan tidak berbeda nyata kecuali tinggi tanaman dengan pertambahan tinggi paling banyak pada pemberian kotoran kambing sebesar 170.69 %.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document