Cloud-computing technology present as an impact of the changing cultural environment and competitive ecosystem of Higher Education in the world, including Indonesia. Cloud computing is actually a combination use of computer technology ("computing") and the development of Internet-based ('cloud'). Higher education is considered ideal for the diffusion of innovation because they have a core that can encourage innovation and there are frequently changes in faculty or department’s level, pedagogical and technological. This study pointed out a uniqueness where lecturers (digital immigrant) and students (digital native) could collaborate in realtime by adopting cloud-computing technology, namely Google's Google Apps for Education (GAFE), in the learning system. Diffusion-innovation theory of Rogers will be in depth elaborated to explain the process of adoption of new kind of communication technologies which is currently becoming trendsetter. This type of study is qualitative descriptive with grounded theory method involving several universities in Central Java that are already using GAFE technology during the last three years, i.e. UNNES, UDINUS, and UNISSULA. This study used purposive sampling with total sample of 12 people who are lecturers and students, GAFE active users in learning system. The results showed lecturers especially junior lecturers have a central role as a facilitator of learning technologies in deciding what to use. Common interest is the main reason behind. Though lecturers and students came from different generation but both of them adopted GAFE
Keywords : Difussion Innovation, Cloud Computing Technology, GAFE, Digital Immigrant, Digital Native
ABSTRAK
Teknologi komputasi awan atau sering dikenal dengan cloud computing hadir sebagai sebuah dampak perubahan lingkungan budaya dan ekosistem yang kompetitif pada Pendidikan Tinggi di dunia, termasuk Indonesia. Cloud computing ini sejatinya merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’). Pendidikan tinggi dianggap sangat ideal untuk difusi inovasi karena mereka memiliki jantung yang bisa mendorong inovasi dan selalu ada perubahan baik di level fakultas atau jurusan, pedagogis serta teknologi. Studi ini akan mengangkat keunikan dimana dosen (digital immigrant) dan mahasiswa (digital native) dapat berkolaborasi secara realtime dengan mengadopsi teknologi cloud computing milik Google yaitu Google Apps for Education (GAFE) dalam sistem pembelajaran. Teori difusi inovasi milik Rogers akan dielaborasi secara mendalam untuk menjelaskan proses adopsi teknologi komunikasi jenis baru yang sekarang tengah menjadi trendsetter ini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode grounded yang melibatkan beberapa Perguruan Tinggi di Jawa Tengah yang sudah menggunakan teknologi GAFE selama tiga tahun terakhir, yaitu UNNES, UDINUS, dan UNISSULA. Pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang yang merupakan dosen dan mahasiswa pengguna aktif GAFE dalam sistem pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan dosen terutama dosen junior memiliki peranan sentra sebagai fasilitator dalam memutuskan teknologi pembelajaran apa yang akan digunakan. Kesamaan kepentinganlah yang menjadi faktor utama mengapa walaupun berbeda generasi, namun dosen dan mahasiswa bisa mengadopsi GAFE.
Kata Kunci: Difusi Inovasi, Teknologi Cloud Computing, GAFE, Digital Immigrant, Digital Native,