Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

108
(FIVE YEARS 41)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By BPSDMP Kominfo Banjarmasin

2527-693x, 1410-8283

Author(s):  
Arif Ardy Wibowo ◽  
Annisa Ishlahtus Shohwah

Video podcasts become one of the digital content included in a combination format, combined writing, video, and audio packed so that it becomes content distributed in digital format. The ease of accessibility of podcast video content makes it important to apply media literacy to remain critical of the message's various meanings in the content in the video podcast. This study aims to determine the level of media literacy through video podcasts among students of Communication Sciences Yogyakarta. The method used in this study is a descriptive quantitative method with the concept of measuring individual competence framework media literacy. Samples from this study were active students of Communication Sciences in 2019/2020 at Ahmad Dahlan University, Mercu Buana University Yogyakarta, and AMIKOM University Yogyakarta, with a total sample of 368 respondents. This study showed that the level of media literacy through video podcasts among students of Communication Science Yogyakarta is at a high level (advanced) with details of technical skills are in the advanced category of 80%, critical understanding ability at the advanced level of 86%. Communicative abilities are at the medium level of 59%. This shows that Yogyakarta communication students can use very high media, analyze excellent information, and participate and communicate actively through social media.


Author(s):  
Suci Indah Ramadhania

ABSTRACT This study is a study of the experiences of hijab students who experience catcalling. Catcalling can occur regardless of place, class, age and social class. Most victims of harassment are often blamed for their wear which is considered inviting, but in fact this phenomenon also occurs in some female students who wear the hijab, resulting in a mismatch between expectations and their social environment. This study aims to see how experiences are experienced, the form of verbal and non-verbal catcalling messages, and self-concept in female hijab students after experiencing catcalling. By using Alfred Schutz's phenomenological method as a qualitative research method and using in-depth interview techniques as a data collection technique, the researchers found that the forms of verbal and non-verbal catcalling were experienced by different informants. This experience made female hijab students gain an understanding of why catcalling happened to them and resulted in a self-concept with physical and social aspects that were mostly negative rather than positive.   Keywords: experience, catcalling, hijab students   ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengalaman mahasiswi berhijab yang mengalami catcalling. Catcalling dapat terjadi tanpa memandang tempat,  golongan, usia dan kelas sosial. Sebagian besar korban pelecehan kerap disalahkan akan pakainya yang dinilai mengundang, tapi kenyatannya fenomena ini juga terjadi pada beberapa Mahasiswi yang menggunakan hijab, sehingga adanya ketidaksesuaian antara harapan dan lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengalaman yang dialami, bentuk pesan catcalling secara verbal dan non-verbal, dan konsep diri pada mahasiswi berhijab setelah mengalami catcalling. Dengan menggunkan metode metode fenomenologi Alfred Schutz sebagai metode penelitian kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data, peneliti mandapatkan hasil bahwa bentuk catcalling secara verbal dan non-verbal yang dialami oleh para informan berbeda-beda. Pengalaman ini membuat mahasiswi berhijab mendapatkan sebuah pemahaman mengapa catcalling terjadi pada mereka dan menghasilkan sebuah konsep diri dengan aspek fisik dan sosial yang sebagian besar bersifat negatif daripada yang positif.   Kata kunci: pengalaman, catcalling, mahasiswi berhijab


Author(s):  
Drina Intyaswati

Pada era media berbasis internet saat ini, diperlukan telaah terhadap peran media massa konvensional sebagai sumber informasi politik dan kontribusinya pada partisipasi politik kalangan muda. Studi ini bertujuan  melihat pengaruh penggunaan media massa konvensional, yaitu televisi, radio dan suratkabar pada partisipasi politik di kalangan mahasiswa. Sampel sebanyak 400 mahasiswa diperoleh melalui metode survei dengan menggunakan kuisioner. Mahasiswa berasal dari UPNVJ Jakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan televisi dan surat kabar secara signifikan berpengaruh terhadap partisipasi politik mahasiswa. Akan tetapi terdapat hubungan negatif antara penggunaan televisi dan partisipasi politik. Semakin sering mahasiswa menonton televisi terkait informasi politik, terdapat kecenderungan berkurangnya tingkat partisipasi politik. Diperlukan studi selanjutnya untuk dapat lebih menjelaskan temuan tersebut. Selain itu ditemukan rendahnya tingkat partisipasi politik di kalangan mahasiswa


Author(s):  
Indah Wenerda ◽  
Wiwin Widayanti
Keyword(s):  

ABSTRAK Aplikasi WhatsApp saat ini banyak dimanfaankan oleh fanbase sebagai wadah berkomunikasi antaranggotanya, tak terkecuali fanbase Ghealways yang menjadikan aplikasi WhatsApp sebagai wadah tempat untuk berkomunikasi dan berdiskusi antar para anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan memahami sejauh mana pemanfaatan media sosial WhatsApp sebagai wadah interaksi antaranggota kelompok fanbase Ghealways. Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif, dengan metode netnografi dan pengumpulan data observasi. Media sosial WhatsApp sebagai wadah interaksi antaranggota kelompok fanbase Ghealways sebagai objek penelitian yang dianalisi dengan menggunakan teori komunikasi, new media, dan cyber media. Hasil dari penelitian ini antara lain: berbagi informasi tentang Ghea Indrawari, membahas hal-hal yang banyak dibicarakan orang tentang fashion, game online, berbagi cerita tentang cerita pribadi atau bercanda antar anggota kelompok. Namun, grup Ghealways juga memiliki aktivitas online dan offline yang diikuti oleh anggotanya.


2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 124-139
Author(s):  
Herrisya Puja Meidina

ABSTRACT In the process of establishing the image of Immigration Office Class I Non TPI Karawang using the Development of Integrity Zone as an effort to support the formation of a very good image for the office. The development of this Integrity Zone is divided into two different predicate steps, including the Corruption-Free Zone (WBK) and the Clean and Serving Bureaucracy (WBBM). From these steps, an innovation service was formed to support the successful achievement of WBK/WBBM badges with the hope of being able to help various public complaints. The regulations underlying the establishment of this Integrity Zone are contained in Presidential Decree No. 14 of 2010 concerning the Establishment of the Steering Committee for National Bureaucratic Reform and the National Bureaucratic Reform Team as amended by presidential decree No. 23 of 2010. The method conducted in this study is Qualitative – descriptive which is a depiction using the collection of case study data analysis at the Immigration Office Class I Non TPI Karawang. The results of this study showed that the development of Integrity Zone managed to form an excellent office image in the eyes of the community. Keywords: Image, Communication Process, Integrity Zone Development   ABSTRAK Pada proses pembentukan citra Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Karawang menggunakan Pembangunan Zona Integritas sebagai upaya pendukung terbentuknya citra sangat baik bagi kantor. Pembangunan Zona Integritas ini terbagi menjadi dua tahap predikat yang berbeda, diantaranya tahap Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan tahap Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Dari tahap – tahap tersebut dibentuk sebuah layanan inovasi sebagai pendukung keberhasilan pencapaian lencana WBK/WBBM dengan harapan cakap dalam membantu berbagai keluhan masyarakat. Peraturan yang mendasari terbentuknya Zona Integritas ini ada dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional sebagaimana telah diubah dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini ialah Kualitatif – deskriptif yang merupakan penggambaran menggunakan pengumpulan informasi Analisis data Studi Kasus pada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Karawang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembangunan Zona Integritas berhasil membentuk Citra kantor yang sangat baik dimata masyarakat. Kata Kunci: Citra, Proses Komunikasi, Pembangunan Zona Integritas


2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 98-109
Author(s):  
Amida Yusriana ◽  
Sunarto Sunarto ◽  
Nurul Hasfi

  The Covid-19 pandemic entered Indonesia in February 2020, one month later most of the institutions changed their work policies. Business processes have also changed. Leaders at all levels are tested to be adaptive to unpredictable conditions, including the media business which is also affected by the effects of the pandemic. The leaders of female countries have shown good performance, as evidenced by the number of countries they lead that have succeeded in reducing the number of Covid-19 transmissions. Women leaders are considered to be more responsive and quick. Even so, how the experiences of women leaders at other leadership levels have not been well covered in any media. So this study will try to understand the experiences of female media leaders during the pandemic in 2020 as well as the initial steps for crisis management. This study uses a critical paradigm with a descriptive approach. The theory used is Standpoint Theory developed by Sandra Harding and Julia T. Wood and Crisis Management. This theory seeks to understand the world through women's eyes. The method used is critical phenomenology. The results showed that women as media leaders act quickly, utilize technology, and adapt business processes. Apart from that, it puts forward four crisis management steps in its implementation.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 85-97
Author(s):  
Fifi Novianty

This journal examines the development communication strategy in implementing the smart environment concept in the city of Cirebon. The concept smart environment  focus refers to how a city is managed and refers to development that is environmentally friendly and does not damage the ecosystem. The research methodology uses a systematic literature review, the focus of the research is examining the concept of smart environment in the city of Cirebon. The results showed that the existence of a development communication strategy in implementing the smart city program, especially in the concept of smart environment in the city of Cirebon, provides convenience in implementing the program. The development communication strategy used in the Cirebon city smart environment concept is 1.) Looking at the Targets. 2.) Social Mobilization. 3.) To Secure Understanding. 4.) To Establish Acceptance. 5.) To Motivate Action. Thus, the role of development communication in implementing the smart environment concept can be more focused, and optimize the achievement of the goals to be achieved, because it has a more structured and directed development communication strategy.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 16-32
Author(s):  
Triya Ayu Retnaningtyas ◽  
Dwiningtyas Padmaningrum ◽  
Putri Permatasari

Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pertanian Indonesia berperan salah satunya sebagai pusat data dan informasi. Penyuluh pertanian dituntut untuk memperluas wawasan dan kompetensi dengan mengumpulkan berbagai informasi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di era digital, seperti media sosial whatsapp. Penggunaan media sosial whatsapp didasari oleh berbagai motif kebutuhan yang ingin dipenuhi. Motif kebutuhan yang dapat terpenuhi oleh penggunaan media whatsapp akan menciptakan suatu perolehan kepuasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesenjangan antara motif dan kepuasan dalam penggunaan media sosial whatsapp oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Wonogiri. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan analisis kesenjangan oleh Palmgreen dan mengacu pada teori Uses and Gratifications. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata total motif (Gratification Sought) lebih besar dari skor rata-rata total kepuasan (Gratification Obtained) yakni 44.67 (GS) > 43.43 (GO), artinya terjadi kesenjangan antara motif dan kepuasan penggunaan media whatsapp. Perbandingan skor rata-rata total tersebut membuktikan bahwa media whatsapp kurang memberikan kepuasan yang maksimal kepada penyuluh pertanian di Kabupaten Wonogiri.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 54-65
Author(s):  
Edi Santoso ◽  
Shinta Prastyanti

Stigma ‘Desa Pengemis’ seolah melekat pada Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Desa ini dianggap sebagai tempat asal para pengemis di berbagai kota besar. Sebuah sebutan yang telah menjadi bagian dari memori kolektif warga, sehingga memunculkan kerisauan bersama. Kehadiran media sosial memberikan peluang bagi Warga Grinting untuk memberikan klarifikasi kepada khalayak luas bahwa desa mereka jauh dari apa yang dipersangkakan, terutama menilik dari berbagai kemajuan desa saat ini. Penelitian ini menggambarkan dan menganalisis sebuah praktik pembangunan citra sebuah desa untuk membalikkan stigma yang ditujukan kepada mereka melalui aktivitas di media sosial. Dengan pendekatan kualitatif, pengambilan data dilakukan melalui (1) analisis isi media, (2) wawancara mendalam, dan (3) diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan sebuah kesadaran warga untuk merubah strategi pencitraan, dari reaktif menjadi proaktif-positif. Media sosial menjadi peluang bagi mereka untuk bersuara. Mereka berupaya menampilkan segala sisi positif desa untuk membalikkan citra sebagai desa pengemis. Mereka memiliki modal untuk melakukannya, yang didukung oleh realitas virtual dan faktual. Realitas faktual menunjukkan banyaknya pegiat media sosial dari Desa Grinting yang aktif dengan akun-akun yang berpengaruh. Sementara realitas faktual menunjukkan modal sosial yang kuat sebagai bahan pemberitaan (content sources). Realitas struktural—bahwa kegiatan pencitraan belum terkelola secara rapi dan terencana menjadi tantangan bagi mereka untuk mewujudkan citra Grinting sebagai desa yang dirindukan (ngangeni), sebagai ganti citra ‘Desa Pengemis’.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 45-53
Author(s):  
Rukman Pala

Proses pembelajaran dengan menerapkan media pembelajaran daring/online dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu penerapan media pembelajaran daring dapat meningkatkan aktivitas siswa. Penerapan media pembelajaran daring mendapatkan tanggapan yang positif dari siswa, karena penggunaan media pembelajaran daring termasuk baru bagi siswa dan terbukti efektif serta dapat diterapkan siswa di di rumah dalam berbagai pelajaran apapun di masa pandemic Covid -19 ini. Pembelajaran online yang diterapkan pada masa pandemi Covid19 merupakan strategi baru yang diterapkan untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar antara pendidik dan siswa yang dapat dilaksanakan dari rumah, kegiatan tersebut tidak lepas dari penggunaan media internet agar dapat efektif dalam penerapannya. Pada pelaksanaannya siswa dan guru tidak perlu lagi melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di ruang kelas, namun kini sudah bisa belajar dengan sistem pembelajaran online. Guru memberi tugas harian sebagai sarana pemerolehan nilai siswa yang akan dicantumkan dalam rapor. Penilaian tersebut sebagai acuan tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan di tengah wabah virus Covid-19.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document