scholarly journals The seed bank longevity index revisited: limited reliability evident from a burial experiment and database analyses

2009 ◽  
Vol 104 (4) ◽  
pp. 715-724 ◽  
Author(s):  
Arne Saatkamp ◽  
Laurence Affre ◽  
Thierry Dutoit ◽  
Peter Poschlod
2019 ◽  
Vol 54 (1-2) ◽  
pp. 151-161 ◽  
Author(s):  
Tania Company ◽  
Pilar Soriano ◽  
Elena Estrelles ◽  
Olga Mayoral

2012 ◽  
Vol 60 (2) ◽  
pp. 96 ◽  
Author(s):  
Monica L. Campbell ◽  
Peter J. Clarke ◽  
David A. Keith

In wet sclerophyll forests seedling recruitment either occurs after intermittent fire events or continuously during intervals between fires in gaps created by small-scale disturbances. The dormancy and dispersal characteristics of seeds will influence how plant species exploit these contrasting recruitment opportunities. For example, long-lived seed banks may be crucial for persistence of species that are unable to recruit during intervals between fires if the length of fire intervals exceeds the life span of standing plants (senescence risk). To better understand mechanisms of population persistence during prolonged absence of fire in montane wet sclerophyll forests, we studied seed bank dynamics in four understorey species. We chose two species thought to have fire event-driven recruitment, Banksia integrifolia subsp. monticola (Proteaceae) and Goodia lotifolia (Fabaceae), and two species that are thought to have canopy gap-phase recruitment, Trochocarpa laurina (Ericaceae) and Tasmannia stipitata (Winteraceae). We measured seed rain, seed bank density and used seeds buried in nylon mesh bags to estimate rates of seed decay in the soil over time. All species produced a substantial seed crop on an annual basis. The annual seed crop in three species (G. lotifolia, T. stipitata and T. laurina) was released in a dormant state and developed a persistent seed bank, while one species (B. integrifolia) lacked dormancy and rapidly germinated under laboratory and field conditions. Seed bank characteristics of G. lotifolia appear to promote episodic recruitment after large landscape-scale fires, those of B. integrifolia appear to promote more continuous recruitment in response to smaller fires and other disturbances that avoid widespread mortality of established plants, while seed bank characteristics of T. stipitata and T. laurina may facilitate both episodic and continuous recruitment under respective types of disturbance. The four species appeared to have varied vulnerabilities and mechanisms for reducing immaturity risk and senescence risk to persistence of their populations under recurrent disturbance. Dormancy, seed bank longevity and seed rain are likely to be useful syndromes for predicting the response of wet sclerophyll forest understorey species to changed disturbance regimes.


1989 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 166-169 ◽  
Author(s):  
David L. Zamora ◽  
Donald C. Thill

Seedling emergence and seed bank longevity were followed in field experiments with natural populations of common crupina for 4 yr. Emergence the first fall after dissemination was 90 to 98% of all seedlings eventually to emerge from the seedbank. Seedling emergence over time did not differ between plots which either were treated with the potassium salt of picloram or were hand weeded. No viable seed remained in the soil 25 to 26 months after seed production stopped. Five locations in a common crupina infestation undergoing eradication were sampled for seed in the soil. No viable seeds were found during the first year of the eradication, and no intact seeds were found after 4 yr.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 73-83
Author(s):  
Raihan Fadhil Muhammad ◽  
Budi Waluyo

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari variabilitas genetik, heritabilitas, dan menyeleksi penampilan genotipe karakter agronomi unggul pada 57 galur sawi untuk digunakan dalam bahan baku konsumsi dan industri. Penelitian ini dilaksanakan di Seed Bank and Nursery, Agrotechno Park Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2018 – April 2019. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah rancangan acak kelompok diperluas (augmented design). Perlakuan yang diberikan adalah 60 genotipe sawi yang terdiri dari 57 genotipe yang diuji dan 3 varietas sebagai cek. Genotipe yang diuji akan disebar kedalam 5 blok, sedangkan tiga varietas cek akan ditanam pada setiap blok, sehingga terdapat 72 satuan percobaan. Variabel pengamatan karakter agronomi terdiri dari 15 karakter kualitatif dan 24 karakter kuantitatif. Variabilitas yang luas terdapat pada karakter biji per polong, jumlah polong per tanaman, dan berat segar. Heritabilitas tinggi terdapat pada karakter panjang kotiledon, jumlah daun konsumsi, berat segar, umur panen benih, jumlah polong per tanaman, panjang polong, lebar polong, dan jumlah biji per polong. Terdapat galur-galur sawi yang mempunyai karakter unggul untuk bahan baku konsumsi dan industri.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sri Jayanthi, Zulfan Arico

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegatasi kawasan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser yang mengalami kerusakan akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan teknologi seed bank. Waktu penelitian berlangsung mulai bulan April sampai September 2018. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode jalur. Pada jalur pengamatan diambil cuplikan sampel tanah sesuai dengan kondisi tutupan tajuk dan kerapatan vegetasi yang dibagi menjadi 3 titik yaitu jarang, sedang dan rapat. Kemudian masing-masing titik diambil sampel tanah secara random  sebanyak 3 kali ulangan dengan menggunakan kotak besi berukuran 25 x 25 cm sedalam: (i) 0-5 cm, (ii) 5-10 cm, (iii) 10-15 cm. Tanah kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dengan menggunakan cangkul kemudian diberi label.ampel tanah kemudian disimpan di dalam rumah kaca untuk selanjutnya dilakukan uji perkecambahan. Informasi tentang cadangan biji di dalam tanah penting dalam studi ekologi komunitas karena dapat menggambarkan vegetasi yang ada di atasnya dan mengetahui potensi jenis tanaman lain yang akan tumbuh di habitat tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan 13 famili dengan 18 jenis yang tumbuh pada bak-bak penelitian yang terdiri dari 7 jenis pohon dan 11 jenis golongan tumbuhan bawah dengan jumlah seluruhnya adalah 366 spesies. Dari hasil kekayaan jenis kecambah yang tumbuh pada bak pengamatan didapatkan nilai KR, FR dan INP tertinggi terdapat pada jenis Melastoma malabathricum dengan nilai KR (63,115 %), nilai FR (32,692 %) dan INP (95,807 %). Sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada jenis Cocculus hirsutus dengan nilai KR (0,273 %), FR (0,962 %) dan INP (1,235 %). Jenis dan jumlah kecambah sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan tidak dipengaruhi oleh kedalaman tanah. Jumlah biji terbanyak yang ditemukan di lantai hutan adalah jenis Macaranga gigantea yaitu 28 biji dan jumlah biji terendah yang ditemukan adalah jenis Villebrunea rubescens, yaitu sebanyak 7 biji.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document