scholarly journals Resistance of Several Hibiscus cannabinus genotypes Against Meloidogyne incognita

2021 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 103-112
Author(s):  
Parnidi Parnidi ◽  
Lita Soetopo ◽  
Damanhuri Damanhuri ◽  
Marjani Marjani

Kenaf merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan serat alam. Infeksi Meloidogyne incognita (nematoda puru akar) pada tanaman kenaf menyebabkan tanaman kerdil sehingga menurunkan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan menentukan ketahanan tujuh genotipe kenaf terhadap M. incognita. Percobaan dilakukan dengan menginfestasi tanaman kenaf yang berumur 15 hari setelah tanam (HST) dengan M. incognita pada populasi 40 nematoda juvenil 2 per 100 g tanah. Medium tanam yang digunakan ialah tanah berpasir dengan komposisi pasir 55%, debu 36%, dan liat 17%. Variabel ketahanan terdiri atas indeks puru akar dan faktor reproduksi nematoda. Analisis asam salisilat, fenol, lignin serta beberapa variabel pertumbuhan tanaman dilakukan pada umur tanaman 75 HST. Diantara tujuh genotipe tanaman kenaf yang dievaluasi terdapat 3 genotipe yang toleran (KR4, KR15 dan KR5) dan 4 genotipe sangat rentan (KR1, KR6, Kin2, dan DS028). Genotipe yang memiliki respons toleran terhadap M. incognita menunjukkan peningkatan senyawa fenol, asam salisilat, dan lignin pada akar dibandingkan dengan kontrol. Penurunan tinggi tanaman, bobot segar tajuk, dan bobot segar akar bervariasi akibat infeksi M. incognita.

2016 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Kristiana Sri Wijayanti ◽  
Bambang Tri Rahardjo ◽  
Toto Himawan

<p>Tanaman kenaf yang terinfeksi nematoda <em>Meloidogyne incognita</em><em> </em><em> </em>dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produksi serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh <em>Plant Growth Promoting Rhizobacteria </em>(PGPR) dalam menekan populasi nematoda <em>M. incognita</em> pada tanaman kenaf di rumah kaca. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor, faktor pertama adalah cara aplikasi PGPR yang terdiri atas 2 cara yaitu suspensi PGPR diberikan sebelum tanam dengan merendam benih selama 5 jam (C1), benih ditanam langsung dalam pot tanpa direndam dalam PGPR (C2), dan suspensi PGPR diberikan pada 15 hari setelah tanam (HST) dan 25 HST. Faktor kedua adalah jenis PGPR yang digunakan yaitu <em>P</em><em>seudomonas</em><em> fluorescens</em>, <em>Bacillus subtilis, Azotobacter</em> sp., <em>P</em><em>. </em><em>fluorescen</em><em>s </em>+ <em>B. subtilis, </em><em>P</em><em>. </em><em>fluorescen</em><em>s </em>+ <em>Azotobacter</em> sp., <em>B. subtilis </em>+ <em>Azotobacter</em> sp., dan <em>P</em><em>. </em><em>fluorescen</em><em>s </em>+ <em>B. subtilis </em>+ <em>Azotobacter</em> sp., serta kontrol (tanpa PGPR).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih dengan kombinasi tiga bakteri memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi juvenil nematoda dalam tanah, sedangkan perlakuan tanpa perendaman tidak memberikan pengaruh. Populasi juvenil nematoda di dalam akar yang diberi PGPR baik tunggal maupun kombinasi melalui perendaman benih atau tanpa perendaman benih tidak berpengaruh, kecuali pada kombinasi <em>P</em><em>.</em><em> fluorescens </em>dan <em>B. subtilis</em><em> </em>yang diberikan melalui perendaman benih mampu menekan populasi juvenil nematoda di akar 43,28% bila dibandingkan tanpa perendaman benih. Pemberian rizobakteri <em>P</em><em>.</em><em> fluorescens</em>  menurunkan jumlah telur nematoda terbanyak (86,39%) dan menekan intensitas penyakit sebesar 71,95% bila dibandingkan kontrol.</p><p><strong></strong>Infection of <em>Meloidogyne incognita</em> on kenaf could affect its growth and the production of fiber. This study aimed to evaluate the effect of PGPR on the reduction of nematode <em>M. incognita</em> population on kenaf in the greenhouse. The factorial experiment was laid on randomized block design. The study consisted of two factors with three replicates . The first factor was method of PGPR application, ie: PGPR suspension was given before planting (kenaf seeds was soaked for 5 hours) (C1) and the seeds directly planted without submerged (C2), PGPR suspension was given at 15 days after planting (DAP) and 25 dap. The second factor was type of bacteria (<em>Pseudomonas  fluorescens</em>,  <em>Bacillus  subtilis,  Azotobacter</em>  sp.,  <em>P.  fluorescens </em>+ <em>B. subtilis, </em><em>P. fluorescens </em>+ <em>Azotobacter</em>  sp., <em>B. subtilis </em>+ <em>Azotobacter</em>  sp.,  and  <em>P.  fluorescens  </em>+  <em>B. subtilis   </em>+ <em>Azotobacter</em>  sp.) and control. The results showed that submerged seed with the three bacterial rhizobacteria significant compared to the control treatment and single treatment and two combination rhizobacteria, while without submerged seed with single or combination rhizobacteria not significant on the population of juvenile nematodes in the soil. Combination of <em>P. fluorescens </em>and<em> B. subtilis</em>with submerged seed capable of suppressing the population of  juvenile  nematodes  in the  roots  of 43.28%  when  compared with or without submerged seed.   Population  of  juvenile  nematodes  in the  roots by submerged seed and without submerged seed either single or combination rhizobacteria do not affect each other. <em>P. fluorescens </em>suppress nematode eggs are highest 86.39% and disease intensity by 71,95% where compared to control.</p>


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
UNTUNG SETYO-BUDI ◽  
SUDJINDRO SUDJINDRO ◽  
R. D. PURWATI

<p>ABSTRAK</p><p>Nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) merupakan penyakit yangtergolong penting dan banyak menyerang pertanaman kenaf di lahanpengembangan maupun pembenihan, sehingga banyak menimbulkankerugian bagi petani karena terjadi penurunan produktivitasnya. Tanamankenaf (H. cannabinus) umumnya tidak tahan nematoda, namun kerabatdekat kenaf dari jenis liar seperti H. radiatus (radiatus) diketahuimengandung gen ketahanan terhadap nematoda. Persilangan inter spesifikantara kenaf dan radiatus yang beda spesies, diharapkan akan dapatmentransfer gen ketahanan dari radiatus ke kenaf, sehingga diperolehvarietas unggul kenaf yang tahan nematoda. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui variabilitas genetik sifat ketahanan tanaman kenafterhadap serangan M. incognita pada F1 dibandingkan dengan keduatetuanya. Kegiatan persilangan interspesifik antara kenaf (H. cannabinus)dan radiatus (H. radiatus) dilakukan di KP. Karangploso Malang padaTahun 2002, sedangkan uji ketahanan nematoda puru akar (M. incognita)terhadap keturunan dan kedua tetuanya dilaksanakan di Desa Kendalrejo,Kabupaten Blitar pada bulan Februari s/d Agustus 2003. Pengujianketahanan di lapang dilakukan menggunakan metode baris tanpa ulanganpada jarak tanam 20 x 20 cm, dengan perlakuan terdiri dari lima set hasilpersilangan dan kedua tetuanya yakni 20 populasi F1, 20 populasi P1 dan20 populasi P2, dengan masing-masing populasi 20 tanaman. Hasil ujitanah di laboratorium menunjukkan bahwa rata-rata kandungan larva M.incognita (sebagai populasi awal) adalah sebesar 96 ekor/100 ml tanahdan dikategorikan sangat tinggi. Sedangkan hasil identifikasi sidik pantat(berdasarkan perenial patternnya) terhadap larva betina dewasa diketahuibahwa jenis nematoda di lokasi penelitian adalah dari spesies Meloidogyneincognita. Pengamatan dan perhitungan larva M. incognita dilakukan diLaboratarium Hama dan Penyakit Balittas, Malang. Pengamatan dilakukanterhadap jumlah puru akar per tanaman, kerusakan akar tanaman, danpopulasi larva M. incognita dalam tanah sebagai faktor R (R = reproduksilarva). Untuk menggolong-golongkan tingkat ketahanan terhadap M.incognita digunakan metode Zeck melalui indeks kerusakan akar. Darihasil penelitian menunjukkan bahwa, semua keturunan F1 dari 5persilangan interspesifik antara KR 6 x Kal II, KR 11 x Kal II, KR 12 xKal II, Hc G-1 x Kal II, dan Hc G-51 x Kal II tidak ada yang tahanterhadap serangan M. incognita. Nilai ketahanan genotipe F1 terletak diantara tetua jantan (Kal II/ radiatus) yang tahan dan tetua betina (kenaf)yang sangat rentan.</p><p>Kata kunci : Hibiscus cannabinus L., interspesifik, variabilitas genetik,ketahanan, Meloidogyne incognita</p><p>ABSTRACT</p><p>Resistance variability of kenaf (Hibiscus cannabinus L.)genotypes to root-knot nematode (Meloidogyne incognitaL.)Root Knot Nematode (Meloidogyne incognita) is an importantdisease on kenaf plantation in the development area and its nursery. Thiscondition generates reduce of productivity and loss of farmers’ income.Kenaf plants are generally not resistant to nematode infestation, so theyneed resistant gene from other species (H. radiatus) to be transfered to H.cannabinus by interspecific hybridization. The objective of this researchwas to obtain genetic variability of kenaf resistance to Meloidogyneincognita attact. Interspecific hybridization between H. cannabinus and H.radiatus was conducted at KP Karangploso, Malang in 2002. Meanwhile,evaluation of F1 lines and their parents to M. incognita resistance wasconducted at Kendalrejo, Blitar on February to August 2003. In this area,the type of soil is medium fertile-light-sandy soil containing high densitiesof root-knot nematode larvae. Five sets of F1 resulted from hybridizationbetween H. canabinus and H. radiatus and their parents were planted in arow method without replication. Subsequently, these seeds were used asthe materials in this study. The observation and evaluation of these larvaewas performed at the Phytopathology Laboratory of the IndonesianTobacco and Fiber Crops Research Institute, Malang. The preliminaryresult showed that the average of the initial population was 96 larvae per100 ml of soil, which is categorized as a very high larvae content.Furthermore, the identification to the adult female larvae (perennial patternmethod) showed that the root-knot nematode found in the location ischaracterized as M. incognita. Parameters observed were total number ofgall per plant, degree of root damage, and populations of M. incognitalarvae in the soil as a R-factor (R = larvae reproduction). The degree ofresistance to M. incognita are analyzed according to Zeck method usingroot damage index. Results of this research are : all F1 from fiveinterspesific hybridization between KR 6 x Kal II, KR 11 x Kal II, KR 12x Kal II, Hc G-1 x Kal II, and Hc G-51 x Kal II are still more sucseptiblecompared to their male parent (Kal II) which is resistant to root-knotnematode.</p><p>Key words : Hibiscus cannabinus L., interspecific, genetic variability,resistance, Meloidogyne incognita</p>


Zuriat ◽  
2015 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Untung Setyo Budi ◽  
Nur Basuki ◽  
, Sudjindro

2008 ◽  
Vol 115 (5) ◽  
pp. 238-240
Author(s):  
A. A. Adegbite ◽  
G. O. Agbaje ◽  
M. O. Akande ◽  
J. A. Adetumbi ◽  
O. O. Adeyeye

Fruits ◽  
2009 ◽  
Vol 64 (5) ◽  
pp. 295-303 ◽  
Author(s):  
Hang Ye ◽  
Wen-jun Wang ◽  
Guo-jie Liu ◽  
Li-xin Zhu ◽  
Ke-gong Jia

1946 ◽  
Vol 38 (1) ◽  
pp. 46-59 ◽  
Author(s):  
Julian C. Crane ◽  
Julían B. Acuña ◽  
Raul E. Alonso

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document