Pemodelan dan Peramalan Inflasi di Kawasan Jabodetabek
Kebijakan pengendalian inflasi memiliki dampak yang cukup baik pada perekonomian Indonesia yang tumbuh hingga 5-6 persen pada periode 2010-2016. Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut ternyata didominasi oleh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang menyumbang hingga 20 persen dari total PDB Indonesia. Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 menunjukkan bahwa wilayah Jabodetabek memiliki bobot inflasi terbesar diantara seluruh wilayah di Indonesia, yakni mencapai 35 persen, sehingga dengan melakukan analisis terhadap inflasi di wilayah Jabodetabek diharapkan dapat menggambarkan keadaan inflasi secara nasional. Dalam menganalisis inflasi daerah yang berdekatan, maka aspek spasial perlu diperhitungkan dalam pemodelan. Oleh karena itu, dalam pemodelan inflasi Jabodetabek digunakan metode STARMA dan GSTARMA untuk memasukkan aspek spasial. Hasil penelitian menunjukkan model STAR (11) dengan pembobot normalisasi korelasi silang merupakan model terbaik daripada model GSTAR. Hasil ini disimpulkan dengan membandingkan rata-rata RMSE dari setiap model dan STAR (11) memiliki nilai RMSE terkecil.