ECOPLAN : JOURNAL OF ECONOMICS AND DEVELOPMENT STUDIES
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

57
(FIVE YEARS 47)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Center For Journal Management And Publication, Lambung Mangkurat University

2615-5575, 2620-6102

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 131-141
Author(s):  
Deris Desmawan ◽  
Rizal Syaifudin ◽  
Randi Mamola Mamola ◽  
Hanifa Haya ◽  
Dwi Indriyani

The problem of the poverty of relativity today is still a crucial topic considering the economic conditions in Indonesia are experiencing a slump due to Covid-19. The problem of poverty relativity is one of the main points that must be faced by the government in providing social protection assistance policies as a form of economic recovery during the Covid-19. The poverty of relativity in Banten Province is relatively high even though it has been ranked 10 nationally. Therefore, this study aims to analyze the relationship between unemployment, income inequality, and human capital as well as find out which level is very dominant in the long run on each of the variables that directly affect the relativity of poverty in Banten Province. This study examines how changes in economic indicators occur due to the Covid-19 pandemic in 8 Regencies/Cities of Banten Province. The analysis of this study uses panel data regression using the method Fixed Effect Model (FEM) in 8 regencies/cities in Banten Province in the data range from 2016 to 2020. The results of this study indicate that unemployment due to layoffs has a positive and significant influence on the relativity of poverty in 8 districts/cities of Banten Province. Furthermore, this study shows that income inequality has no significant and positive effect on the relativity of poverty. Meanwhile, human capital appears to be one of the dominant factors that can have a negative and significant impact on economic recovery and reduce the relative impact of poverty during the Covid-19 pandemic.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 111-121
Author(s):  
Hafidh Irfansyah ◽  
Farida Rahmawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani pada kelompok tani Kenanga Mulya, Desa Langon, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sebelum dan selama pandemi Covid- 19 dengan menganalisis pengaruh jumlah anggota keluarga, usia, pendapatan, pengeluaran pangan, serta luas lahan terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani pada kelompok tani Kenanga Mulya, Desa Langon, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh anggota kelompok tani Kenanga Mulya dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi serta kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari publikasi online pemerintah melalui website Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar, Kabupaten Blitar Dalam Angka Tahun 2019-2021, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, dan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok Jawa Timur. Dengan menggunakan Teknik analisis regresi linier berganda, penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum adanya pandemi variabel pendapatan, pengeluaran pangan, dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani, variabel jumlah anggota keluarga dan usia berpengaruh tidak signifikan terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani. Sedangkan selama pandemi variabel pengeluaran pangan dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani, variabel jumlah anggota keluarga, usia, dan pendapatan berpengaruh tidak signifikan terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 86-98
Author(s):  
Anastia Widianatasari ◽  
Evi Yulia Purwanti

Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang rentan terhadap fluktuasi ekonomi global seperti krisis ekonomi 2008 dan kembali mendapat hambatan dengan terjadinya resesi akibat pandemi Covid-19. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, menganalisis pengaruh kualitas institusi, government size, dan foreign direct investment terhadap pertumbuhan ekonomi. Kedua, menganalisis pengaruh kualitas institusi dan government size terhadap pertumbuhan ekonomi melalui FDI. Terdapat dua metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu regresi data panel pendekatan common effect model (CEM) dan analisis jalur. Objek yang digunakan penelitian 9 negara berkembang Asia tahun 2012-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas institusi yang terdiri dari voice and accountability, political stability and absence of violence/ terrorism, dan regulatory quality berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan control of corruption tidak berpengaruh signifikan. Di samping itu, government size tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi foreign direct investment berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut, secara tidak langsung semua variabel kualitas institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui FDI. Sebaliknya, government size berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui FDI. Pemerintah dapat melakukan reformasi regulasi, meninjau kembali alokasi pengeluaran pemerintah, dan menyaring arus masuk FDI untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 122-130
Author(s):  
Imama Zuchroh

Kemajuan serta perkembangan teknologi begitu pesat. Industri keuangan adalah salah satu bidang yang menerima dampak positif tersebut. Instrumen pembiayaan berbasis teknologi atau financial teknologi salah satu yang cukup hangat dibicarakan. Fintech seolah menemukan momentum disaat pandemi mendera. Ketika belajar hingga bekerja diharuskan di rumah,  operasional usaha dikurangi dan mobilisasi pun dibatasi. Dan wabahpun turut menjadi bencana bagi dunia usaha. Sehingga  permodalan menjadi ikhtiar banyak pelaku usaha yang mengalami dampaknya. Maka fintek, salah satunya p2p lending, menjadi oase dengan kemudahan akses serta luasnya jangkauan. Fintech syariah turut mengambil peran pada jasa keuangan ini. Dalam kajian kali ini peneliti ingin memberikan gambaran mengenai kekuatan fintek syariah dalam industri keuangan. Berdasarkan data OJK (Otoritas Jasa Keuangan) jumlah fintek syariah masih kalah dibanding fintek konvensional Memang saat ini jumlah platform yang masih terbatas. Namun masa depan dari fintek syariah mempunyai daya saing yang bisa diandalkan serta mempunyai peran besar dalam efisiensi serta pelayanan terhadap masyarakat pada industri keuangan. Kajian ini mengunakan metode studi kepustakaan terhadap fenomena berkembangnya era financial technology. Literatur yang digunakan dalam makalah ini berasal dari jurnal ilmiah baik secara nasional maupun internasional dan ditunjang dengan buku-buku ilmiah lainnya.Untuk menganalisa peran fintek syariah di masa depan sebagai instrumen pembayaran yang utama.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 99-110
Author(s):  
Sifa Yulia ◽  
Ika Chandriyanti

Coal is a fuel made from fossils, which hold an essential part of the energy for power plants and serves as a staple fuel for steel and cement production. Indonesia, South Africa, and Colombia are developing countries that took part in the largest coal exporters in the world. The purpose of this study is to analyze the three developing countries in coal exporting competitiveness, Indonesia, South Africa, and Colombia, in terms of comparative advantage or competitive advantage and times of the trade specialization index, as well as compare the exports and imports of coal from the three countries and export developments. This study will be using secondary data within a period of fifteen years (2004 – 2018). The data analysis methods used in this study are based on the Balassa Index of Revealed Comparative Advantage (RCA) and the Trade Specialization Index (TSI). The research from RCA showed that Indonesia doesn’t have a comparative advantage in contrast to South Africa, but Indonesia has a comparative advantage collated with Colombia. Based on the study held by TSI, the three developing countries are presumed to have strong competitiveness and tend to succeed in becoming coal exporting countries.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 163-173
Author(s):  
Arif Rahman ◽  
Muhammad Hasbi
Keyword(s):  

Kebijakan pengendalian inflasi memiliki dampak yang cukup baik pada perekonomian Indonesia yang tumbuh hingga 5-6 persen pada periode 2010-2016. Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut ternyata didominasi oleh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang menyumbang hingga 20 persen dari total PDB Indonesia. Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 menunjukkan bahwa wilayah Jabodetabek memiliki bobot inflasi terbesar diantara seluruh wilayah di Indonesia, yakni mencapai 35 persen, sehingga dengan melakukan analisis terhadap inflasi di wilayah Jabodetabek diharapkan dapat menggambarkan keadaan inflasi secara nasional. Dalam menganalisis inflasi daerah yang berdekatan, maka aspek spasial perlu diperhitungkan dalam pemodelan. Oleh karena itu, dalam pemodelan inflasi Jabodetabek digunakan metode STARMA dan GSTARMA untuk memasukkan aspek spasial. Hasil penelitian menunjukkan model STAR (11) dengan pembobot normalisasi korelasi silang merupakan model terbaik daripada model GSTAR. Hasil ini disimpulkan dengan membandingkan rata-rata RMSE dari setiap model dan STAR (11) memiliki nilai RMSE terkecil.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 151-162
Author(s):  
Nadila Dwi Adika ◽  
Farida Rahmawati

Gender merupakan pembedaan peran, atribut, sifat, sikap, atribut,maupun perilaku yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Terdapat perbedaan secara biologis antar laki-laki dan perempuan, namun kebudayaan di masyarakat menafsirkan perbedaan biologis tersebut menciptakan tuntutan sosial dalam kepantasan berperilaku, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hak-hak, sumber daya, maupun kuasa. Maka disebutlah diskriminasi ini sebagai ketimpangan gender, ketimpangan gender masih menjadi isu yang terjadi pada seluruh aspek kehidupan di Indonesia, yang mana masih terdapat gap antara laki-laki dan perempuan yang terkait dengan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar disini menyangkut aspek pekerjaan, pendidikan, hingga kesehatan. Yang mana hal tersebut dapat berakibat pada tidak terlaksananya kesetaraan gender, dan hal tersebut juga masih dialami Indonesia saat ini. Padahal kesetaraan dan dan berkurangnya ketimpangan merupakan indikator dalam menentukan pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia yang ditunjukkan berdasarkan Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI). Maka dalam penelitian ini akan membahas tentang bagaiman indikator ketimpangan gender yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) dan Pengeluaran Perkapita dari perempuan akan berpengaruh pada IPEI daripada Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) dan Pengeluaran Perkapita dari laki-laki. Dan berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode analisisis regresi linier berganda dengan menggunakan software eviews diperoleh hasil bahwa AHH, RLS dan Pengeluaran Perkapita dari perempuan berpengaruh signifikan terhadap IPEI sedangkan pada laki-laki hanya Pengeluaran Perkapita yang berpengaruh secara signifikan terhadap IPEI pada alpha 0.01. Kata Kunci : Ketimpangan Gender, Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, AHH, RLS, Pengeluaran Perkapita


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142-150
Author(s):  
Nefa Wahyuning Anggraini ◽  
Dhanny Septimawan Sutopo

Every government program certainly has the support of the local government to the bottom, such as the village government. Likewise, with the Village Building Index (IDM) program, of course, every local government is racing to succeed even, by all means, will try to get achievements from the program. But in the Ngroto Village Government, by carrying out village government functions as usual, by existing rules get achievements as a village with the highest IDM score at the National level in 2018.  This research uses qualitative methods with the approach of intrinsic case study Robert K. Yin. Indeed, this approach received a lot of criticism since its emergence because it was considered weak analysis, not objective, and full of bias,  but in research not only “why,” but also “how” Ngroto Village Government with its habit got maximum results. With this approach, researchers can explore and elaborate in-depth and comprehensively.  The case study wants to know more deeply when the village government is not oriented towards achievement or achievement can become the village government with the highest national score. The village government applies legal regulations such as the implementation of musdes and musdus to filter aspirations and involve the community in planning development programs (participatory). Such efforts continue to be carried out by the village government to achieve achievements and are now a pilot center for other village governments.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 67-76
Author(s):  
Dirgahayu Erri ◽  
Hasta Herlan Asymar

Dalam perencanaan pembangunan kawasan transmigrasi, perlu diwujudkan pengembangan kawasan transmigrasi secara efisien dan efektif. Proses perencanaan secara baik dan benar serta implementasi Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah. Pembangunan transmigrasi merupakan salah satu upaya percepatan pembangunan terutama diluar pulau Jawa, untuk meningkatkan perannya sebagai penggerak pembangunan daerah dan meningkatkan daya saing daerah yang masih rendah. Perencanaan wilayah permukiman transmigrasi dilakukan dengan pendekatan partisipasif yang dimaksudkan agar masyarakat lokal disekitar bertindak sebagai subyek bukan obyek di dalam proses perencanaan pembangunan Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) dan Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT). Hal ini dilakukan karena mereka memiliki keterkaitan dan kepentingan langsung dengan rencana pembangunan wilayah permukiman transmigrasi terhadap perekonomian, pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan lingkungannya. Pekerjaan analisis dimaksudkan untuk mengkaji daya dukung dan daya tampung lahan lokasi perencanaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam yang memiliki keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan dengan pusat pertumbuhan dalam satu kesatuan sistem pengembangan. Penyusunan potensi ekonomi Rencana Kawasan Transmigrasi di kecamatan Long Apari dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder berdasarkan jenis budidaya komoditi yang dominan, antara lain: tanaman pangan lahan kering, perkebunan, hutan tanaman industri. Dari potensi ekonomi yang ada kemudian diimplementasikan dalam Penentuan Pola Usaha Transmigrasi yang mempertimbangkan juga minat investor terhadap komoditi yang akan dikembangkan pada areal konsesi sehingga bisa meningkatkan perekonomian daerah Rencana Kawasan Transmigrasi Long Apari.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 45-53
Author(s):  
Akhsanul Rahmatullah

Banjarmasin memiliki potensi strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi dan memiliki potensi yang sangat besar dalam menyumbang kontribusi Ekonomi dalam subsektor Industri Kerajinan Sasirangan. Penelitian ini bertujuan untuk : a) menganalisis rantai nilai industri kerajinan Sasirangan, b) menganalisis posisi strategis industri kerajinan Sasirangan, c) menganalisis strategi pemberdayaan industri kerajinan Sasirangan di Kota Banjarmasin. Data yang dipergunakan mencakup data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan 40 responden perajin Sasirangan di Kota Banjarmasin. Dari hasil penelitian diperoleh hasil integrasi VSA (Value Chain,  SWOT, dan Analitical Hierarchy Process)  yaitu : a) Rantai nilai kerajinan Kerajinan Sasirangan terdiri dari ; Pemasok, Produsen produk Kerajinan sasirangan, trader dan konsumen akhir. Kekurangan pasokan bahan baku kain bahan yang berasal dari pulau jawa dan modal. Sedangkan sisi hilir masih kurangnya dukungan Pemerintah dalam pemasaran produk dalam tingkat Nasional, b) Dari hasil analisis SWOT, Industri ini cukup kuat namun menghadapi tantangan yang besar, hasil ini mengindikasikan pada strategi peningkatan ketrampilan dan keahlian serta investasi untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi untuk mencapai efisiensi, c) Hasil AHP diperoleh strategi pemasaran menjadi faktor prioritas yang menentukan prospek Kerajinan Sasirangan. Rekomendasi dari studi ini antara lain: a) Pengembangan program One Village One Product dalam hal ini Satu Kampung Sasirangan Satu Design Produk, b) Pengembangan klaster industri kerajinan Sasirangan, c) Pemerintah lebih komunikatif terkait regulasi pembiayaan bagi perajin, d) Membentuk lembaga keuangan dan asuransi dalam menunjang permodalan UMKM,  e) Melibatkan perajin, komunitas kreatif dan para pelaku bisnis secara intensif dalam kegiatan promosi dan pameran melalui roadshow, digital marketing, website dan kerjasama pemerintah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document