scholarly journals PENGARUH INOKULASI RHIZOBIUM TERHADAP PENYERAPAN Cu DAN PERTUMBUHAN KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L.)

Jurnal BIOMA ◽  
2018 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 51-59
Author(s):  
Widia Rahmatullah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Cu terhadap pertumbuhan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang diinokulasikan dengan rhizobium. Distribusi Cu di organ tanaman juga dianalisa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial, masing masing kombinasi perlakuan dengan 6 ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi /dosis CuSO4 yaitu aplikasi A0 : CuSO4 0 mg/3 kg tanah, A1 : CuSO4 60 mg/30 kg tanah, A2 : CuSO4 90 mg/30 kg tanah, A3 : CuSO4 120 mg/3 kg tanah. Faktor yang kedua yaitu B0 : tanpa inokulasi legin . B1: Inokulasi legin (10 g/kg benih) ,B2 :Inokulasi legin (20 g/kg benih). Parameter pengamatan antara lain kadar Cu pada organ tanaman (batang, akar dan daun), kadar Cu pada biji kacang tanah, berat bintil akar dan pertumbuhan tanaman kacang tanah. Data hasil pengamatan dan pengukuran akan dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian rhizobium yang dikombinasikan Cu memberi pengaruh yang nyata terhadap parameter pertumbuhan. Dalam jumlah sedikit (60 mg CuSO4/30 kg tanah) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, tetapi dalam jumlah berlebih menurunkan pertumbuhan tanaman. Cu didistribusikan kesemua organ tanaman termasuk biji. inokulasi legin secara signifikan mengurangi pengaruh hambatan pertumbuhan dan mengabsorpsi kelebihan Cu.tingginya konsentrasi Cu di rhizosfer mengurangi jumlah nodul yang terbentuk. Hasil juga memperlihatkan akumulasi Cu di akar.  

2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Widia Rahmatullah

Penelitian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh  Cu  terhadap  pertumbuhan kacang tanah (Arachis  hypogaea L.) yang diinokulasikan dengan rhizobium. Distribusi Cu di organ tanaman juga dianalisa.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola  faktorial,  masing  masing  kombinasi  perlakuan  dengan  6  ulangan.  Faktor pertama yaitu konsentrasi /dosis CuSO4 yaitu aplikasi A0 : CuSO4 0 mg/3 kg tanah, A1 : CuSO4 60 mg/30 kg tanah, A2 : CuSO4 90 mg/30 kg tanah, A3 : CuSO4 120 mg/3 kg tanah. Faktor yang kedua yaitu B0 : tanpa inokulasi legin . B1: Inokulasi  legin  (10  g/kg  benih)  ,B2 :Inokulasi  legin  (20  g/kg  benih). Parameter pengamatan antara lain kadar Cu pada organ tanaman (batang, akar dan daun),  kadar  Cu  pada  biji  kacang  tanah,  berat  bintil  akar  dan  pertumbuhan tanaman kacang tanah. Data hasil  pengamatan dan  pengukuran akan  dianalisis secara  statistik  menggunakan  analisis  sidik  ragam  (ANOVA)  dan  diuji  lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf kepercayaan 95 %. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  pemberian  rhizobium  yang dikombinasikan  Cu  memberi pengaruh  yang  nyata  terhadap  parameter pertumbuhan.  Dalam  jumlah  sedikit  (60  mg  CuSO4/30 kg  tanah)  mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, tetapi dalam jumlah berlebih menurunkan pertumbuhan tanaman. Cu didistribusikan kesemua organ tanaman termasuk biji. inokulasi  legin secara signifikan  mengurangi pengaruh  hambatan  pertumbuhan dan mengabsorpsi kelebihan Cu.tingginya konsentrasi Cu di rhizosfer mengurangi jumlah nodul yang terbentuk. Hasil juga memperlihatkan akumulasi Cu di akar. 


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Ego Saputra ◽  
Setiono Setiono ◽  
Effi Yudiawati

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo Sungai Binjai KM 6 Kabupaten Bungo, dengan ketinggian ± 101 m dpl, dengan curah hujan 248,75 mm/bulan. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga September 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik agronomi kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di lahan masam pada pemberian mikroorganisme lokal (MOL) rebung bambu dan mendapatkan kosentrasi MOL yang terbaik terhadap karakteristik agronomi kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di lahan masam Kabupaten Bungo.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok yaitu : M0 (0 ml/liter air), M (10 ml/liter air), M2 (20 ml/liter air), M3 (30 ml/liter air) dan M4 (40 ml/liter air). Adapun parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah tangkai daun (batang), (cm), jumlah polong pertanaman (buah), berat polong kering pertanaman (g) dan hasil polong kering per hektar (ton). Hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji duncan’s  multiple range test (DNMRT) taraf 5%.Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik agronomi tinggi tanaman, jumlah tangkai daun dan jumlah polong pertanaman, kacang tanah tidak ditentukan oleh pemberian MOL rebung bambu karena tidak berpengaruh nyata sedangkan berat polong kering pertanaman dan hasil polong kering perhektar kacang tanah di lahan masam dalam penelitian ini ditentukan oleh pemberian MOL rebung bambu karena berpengaruh nyata. Perlakuan MOL rebung bambu perlakuan M2 (20 ml/liter air) merupakan konsentrasi yang terbaik meningkatkan karakteristik agronomi kacang tanah di lahan masam  Kata Kunci : MOL rebung, kacang tanah, lahan masam


Author(s):  
S.A. García Muñoz

Objetivo: Evaluar la germinación de cacahuate (Arachis hypogaea L.) mediante el uso de diferentes dosis de ácido giberélico (GA3). Diseño/metodología/aproximación: Se empleó un diseño completamente al azar. Se utilizaron tres tratamientos con 20 repeticiones. Tratamiento 1: 0.05gr/L de ácido giberélico (GA3), Tratamiento 2: 0.10gr/L de ácido giberélico (GA3), Tratamiento 3: 0.15gr/L de ácido giberélico (GA3) y Tratamiento 0: Testigo. Se utilizaron semillas de cacahuate de la variedad Virginia. Los parámetros a evaluar fueron, la altura de plántula, número de hojas, medida de raíz y biomasa.  Las medias fueron comparadas por la prueba de Tukey a un nivel del 5% de confianza. Resultados: Los tratamientos indicaron que el Tratamiento 0 (Testigo) obtuvo un porcentaje de germinación de 85%, siendo mayor que el tratamiento 3 (0.15gr/L de GA3) con un 75% de germinación, sin embargo, el tratamiento 1 (0.05gr/L de GA3) y 2 (0.10gr/L de GA3) presentaron una mejor respuesta al obtener un 95% de germinación cada uno. Limitaciones del estudio/implicaciones: El tratamiento 3 causa efectos negativos en la germinación de la planta. Hallazgos/conclusiones: Es necesario dar seguimiento a la investigación para un mejor control del ambiente y ampliar las dosis de GA3, así como aumentar la velocidad de germinación aplicando 0.15gr/L de GA3.


2001 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 61-72 ◽  
Author(s):  
E. Diniz ◽  
C.L. Silva ◽  
M.B. Muniz ◽  
V.P. Queiroga ◽  
R.L.A. Bruno

2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 342
Author(s):  
Rizal Mahdi Kurniawan ◽  
Heni Purnamawati ◽  
Yudiwanti Wahyu E. K

<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem tanam alur dan pemberian jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Penelitian dilaksanakan di KP Leuwikopo IPB Dramaga, Bogor pada bulan Februari - Juni 2013. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot Design) dengan perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu sistem tanam alur sebagai petak utama dan jenis pupuk sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem tanam alur meningkatkan daya hasil pada produktivitas biji kering, produktivitas polong kering, dan bobot kering biji per tanaman lebih baik dibandingkan sistem tanam konvensional. Hal tersebut ditunjukkan dengan perlakuan sistem tanam alur yang memiliki produktivitas 2.93 ton/ha polong kering, sedangkan sistem tanam konvensional sebesar 2.55 ton/ha polong kering. Sistem budidaya kacang tanah pada sistem tanam alur dapat meningkatkan efisiensi tanaman dalam memanfaatkan unsur hara yang telah diberikan baik pupuk organik maupun anorganik, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah menjadi lebih baik. Pemberian jenis pupuk kandang ayam + Dolomit + NPK memberikan respon terhadap pertumbuhan dan  daya hasil rata-rata tanaman yang lebih baik dibandingkan jenis pupuk lainnya.</em></p>


2019 ◽  
Vol 51 (3) ◽  
Author(s):  
Shamim Akhtar ◽  
Nazneen Bangash ◽  
Muhammad Sajjad Iqbal ◽  
Armghan Shahzad ◽  
Muhammad Arshad ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 120-128
Author(s):  
Evan Yonda Pratama ◽  
Riski Hasputri ◽  
Rudi Tejo Setiyono

Jagung merupakan salah satu sumber komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan produksi jagung adalah penggunaan varietas unggul baru, pemupukan dan pengaturan populasi tanam. Salah satu komponen teknologi yang paling mudah diadopsi oleh petani adalah Varietas Unggul Baru (VUB) yang memiliki daya hasil yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan calon varietas jagung hibrida yang memiliki hasil yang lebih baik. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan PT Mulya Agro Sarana, Desa Wonokerto, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada April sampai Agustus 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi 4 calon varietas jagung hibrida MASB1, MASB2, MASB3, MASB4, dan satu varietas jagung hibrida sebagai standar yaitu varietas Bima 20 Uri. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam, jika berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon varietas jagung hibrida yang prospektif dikembangkan lebih lanjut yaitu MASB3 dan MASB4, hal ini terlihat pada bobot 1000 butir dan produktivitas ton/ha. Data produktivitas adalah MASB3 sebesar 12.16 ton/ha dan MASB4 sebesar 14.18 ton/ha.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document