scholarly journals Implikasi Pencegahan Dumping Sebagai Unfair Trade Practices Terhadap Negara Berkembang

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 254-276
Author(s):  
Eunike Trisnawati ◽  
Mochammad Farisi ◽  
Doni Yusra Pebrianto
Keyword(s):  

Abstrak Dumping adalah kegiatan dagang yang dilakukan eksportir dengan menjual komoditi di pasar internasional dengan harga kurang dari nilai wajar atau lebih rendah dari harga barang tersebut di negara importir. Hal ini menyebabkan persaingan menjadi tidak sehat. Beberapa kebijakan pencegahan dumping lahir sebagai upaya untuk mengurangi kecurangan yang terjadi dalam praktek perdagangan. Namun kebijakan-kebijakan tersebut sering disalahgunakan, tidak jarang negara-negara maju melakukan proteksi untuk melindungi industri dalam negerinya. Dalam kamus perdagangan, dumping dinilai sebagai bentuk dari persaingan yang tidak sehat, namun nyatanya, Anti-dumping dan proteksionisme yang disalahgunakan dapat memicu terjadinya Unfair Trade Practices. jenis penelitian ini adalah yuridis normatif, Penelitian ini membahas dan menganalisis bagaimana dampak penerapan Pasal VI General Agreement on Tariff and Trade dalam mencegah praktik dumping terhadap negara berkembang bahwa penerapan kebijakan Anti-dumping dan proteksionisme perlu diperhatikan lebih khusus dan harus sesuai dengan prosedur  yang terdapat dalam Anti-dumping Code hal ini bertujuan untuk mengurangi tindakan-tindakan proteksi yang dapat merugikan negara-negara yang melakukan ekspor terutama negara berkembang, perlunya peran WTO dalam mengawasi kegiatan perdagangan terhadap segala bentuk hambatan yang dapat menciptakan perdagangan yang tidak adil, dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang telah ada.

Author(s):  
Ashashri Shinde ◽  
Pankaj Gupta ◽  
Sudipt Rath

A quality drug is central to the success of any therapeutic plan. The quality of drug is determined right from the collection to delivery to the patients. The commonest problem involving the medicinal plant stating materials is intentional or unintentional substitution and adulteration owing to multiple reasons like unavailability, higher costs, unfair trade etc. This trend was also present in the olden days, as evident from the concept of substitute drugs (Pratinidhi Dravya) as available in Yogratanakara, Bhavaprakasha and Bhaishajyaratnawali. Therefore, Charka and later Acharyas also have dealt with authentication and standardization of herbal drugs and formulations in detail by using four Pramanas (tools of knowledge) Ch.Vi.8/87. Nowadays the concept of substitution is entirely converted into intentional and unintentional malpractices of adulteration. The established authenticity parameters for plant material identification and standardization like organoleptic, physical, chemical and genetic parameters are relatively inaccessible for routine use. Not withstanding the accuracy and usefulness of these lab parameters and delay in the development of easy to perform parameters for reasonable drug authentication. These adulteration malpractices spoils the market of herbal industries. In this article we discuss about concept of substitution in ancient Ayurveda and at present intentional and unintentional adulteration practices.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document