scholarly journals Perancangan Jaringan Femtocell Pada Jaringan 4G LTE Di Gedung Rektorat Universitas Riau

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 313-324
Author(s):  
Ahmad Mudhhirulhaq Syam ◽  
Daniel Junianto ◽  
Dyan Anggreani ◽  
Ilham Ferdian Suganda ◽  
Yusnita Rahayu

Makalah ini membahas perancangan jaringan indoor 4G LTE pada Gedung Rektor Universitas Riau menggunakan software aplikasi desktop Radiowave Propagation Simulator (RPS) 5.4. Perancangan jaringan indoor menggunakan model propagasi COST 231 Multi-Walls. Berdasarkan perhitungan area cakupan menggunakan model propagasi COST 231 Mulit-Wall yang telah dilakukan, dibutuhkan sebanyak 6 Femtocell Access Point (FAP) di setiap lantai. Analisis yang berhasil diperoleh dalam desain skenario posisi FAP pada tengah ruangan secara sejajar pada setiap lantai dengan level daya rata-rata -64,93 dBm dan SIR 6,72 dBm. Perancangan jaringan Femctocell 4G LTE menggunakan software RPS 5.4 dan model propagasi COST 231 Multi-Walls Mode dapat diterapkan ke Gedung Rektorat Universitas Riau.

SINERGI ◽  
2017 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Farah Oktauliah ◽  
Dodi Setiabudi ◽  
Bambang Supeno

Kondisi gedung yang memiliki banyak ruangan juga terdapat banyak redaman yang mengakibatkan pelemahan sinyal sehingga diperlukan adanya perencanaan jaringan nirkabel. Tulisan ini membahas perencanaan jaringan 4G LTE pada Gedung A Fakultas Teknik Universitas Jember yang kemudian disimulasikan oleh perangkat lunak Radiowave Propagation Simulator (RPS) 5.4 dengan variasi pengambilan data berupa jenis antena dan letak ketinggian Femtocell Access Point (FAP). Perencanaan jaringan 4G LTE menggunakan metode propagasi indoor COST 231 Multi Wall diperoleh jumlah FAP yang dibutuhkan pada Lantai 1 sebesar 2 FAP, Lantai 2 sebesar 4 FAP, dan Lantai 3 sebesar 4 FAP. Analisa cakupan yang efektif pada perencanaan jaringan 4G LTE indoor diperoleh saat FAP menggunakan jenis isotropic antenna dan letak ketinggian FAP 2 meter dari permukaan lantai seperti pada Lantai 1 saat ketinggian FAP 2 meter dan menggunakan dipole antenna diperoleh mean level daya sebesar -88,04 dBm dan isotropic antenna diperoleh mean level daya sebesar -87,89 dBm, sedangkan saat FAP 3,5 meter menggunakan dipole antenna diperoleh mean level daya sebesar -88,89 dBm dan isotropic antenna diperoleh mean level daya sebesar -88,33 dBm. Perencanaan jaringan 4G LTE menggunakan RPS 5.4 dan metode COST 231 Multi Wall dapat diterapkan pada Gedung A Fakultas Teknik Universitas Jember.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 40-48
Author(s):  
Maria Ulfah ◽  
Nelsia Pither Tadung

Area Indoor merupakan area yang kurang mendapatkan sinyal sehingga pelemahan sinyal terus menjadi permasalahan yang sering terjadi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya dukungan sistem komunikasi yang dapat mencakup sinyal didalam ruangan agar pelanggan dapat tetap berkomunikasi dengan lancar. Perlunya penerapan sistem komunikasi seluler indoor dilakukan untuk mendukung sistem outdoor sehingga layanan seluler dapat melayani seluruh user.Penelitian ini membahas perancangan jaringan indoor femtocell 4G LTE pada gedung Elektronika Politeknik Negeri Balikpapan pada lantai 1,2 dan 3 dengan model propagasi Cost 231 multiwall indoor. Perancangan ini disimulasikan dengan menggunakan Software Radiowave Propagation Simulator 5.4 (RPS). Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah Femtocell Access Point (FAP) pada setiap lantainya sebanyak 3 buah, penempatan FAP di bagian tengah  disetiap lantai gedung Elektronika. Dari hasil perancangan didapatkan pada lantai 1 nilai RSRP -32,18 dBm dan SIR sebesar 12,31 dB, untuk lantai 2 RSRP  -34,20 dBm dan SIR sebesar 13,52 dB, dan lantai 3 nilai RSRP -33,32 dBm dan SIR sebesar  13,27 dB


2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 18-24
Author(s):  
Adisti Nabilah Naufallia ◽  
Anggun Fitrian Isnawati ◽  
Khoirun Ni’amah

The indoor communication system is a system to solve the problem of weak signals received by placing a Femtocell Access Point (FAP) indoor area. The design of an indoor cellular communication network system is carried out using the Radiowave Propagation Simulator 5.4. The parameters observed were Received Signal Level (RSL) and Signal to Interface Ratio (SIR). The case study is the passenger carriage of the executive, business and economy passenger class. The research includes link budget calculations based on coverage and capacity by considering the type of train carriage material and train passenger capacity. The calculation results based on capacity obtained 1 FAP for executive and business class train passenger cars, while economy class train passenger cars obtained 2 FAP. The best scenario for executive class namely scenario 1A, the receiver gets average RSL of approximately -32.26 dBm and SIR of 0 dB. The best scenario for business class namely scenario 2A, the receiver gets average RSL of approximately -32.57 dBm and SIR of 0 dB.  The best scenario for economy class namely scenario 3A, the receiver gets average RSL of approximately -29.80 dBm and the receiver gets average SIR of approximately 6.97 dB


Author(s):  
Reinaldo Padilha França ◽  
Ana Carolina Borges Monteiro ◽  
Rangel Arthur ◽  
Yuzo Iano

MIMO is the technology that allows equipment to work with both polarizations at the same time, both horizontally and vertically, and the devices make this function as a download-only polarization and another upload-only polarization. Others still do not do either of these controls and connect using both biases at the same time, so the data transfer rate can double. MIMO is an integral part of modern wireless communications technologies, whether you're talking about 802.11ac or 4G LTE Wi-Fi network data. It arose from a need to increase the transmission capacity of an access point and is basically the access point's ability to receive and send simultaneous streams. This technology has a feature that the higher the speed and the more antennas the device has, the more data it can transfer at one time, meaning faster wireless download and upload speeds. This chapter examines the MIMO technology and developments over the recent past as well as the upcoming integration into new mobile technologies, approaching its success, categorizing, and synthesizing the potential of technology.


Author(s):  
Ade willy Alfian ◽  
Bengawan Alfaresi ◽  
Feby Ardianto

Perencanaan jaringan telekomunikasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam kualitas sinyal pada jaringan yang diterima oleh pelanggam. Permasalahan yang sering terjadi adalah kualitas level sinyal coverage yang tidak merata terutama pada kondisi dalam gedung (Indoor). Sehingga kondisi dalam bangunan memerlukan perancanaan khusus untuk memastikan kondisi kualitas sinyal agar tidak terdapat blank spot. Pada penelitian ini merencanaan jaringan indoor 4G LTE frekuensi 1800 MHz dengan menggunakan model propagasi COST-231 pada gedung Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini menggunakan software radiowave propagation simulator. Hasil dari penelitian ini yaitu dengan perbedaan power transmit (2 antenna vertikal) menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai power transmit, maka nilai RSRP semakin baik. Akan tetapi nilai power transmit tidak mempengaruhi baik atau buruknya kualitas sinyal SIR.Pada analisa jumlah antenna yaitu 2 antenna, 3 anntena dan 4 antenna menunjukkan bahwa semakin banyak antenna yang digunakan pada gedung, maka nilai RSRP akan semakin baik, akan tetapi nilai SIR akan semakin jelek karena efek Interferensi antar antenna.


2004 ◽  
Vol 171 (4S) ◽  
pp. 502-502 ◽  
Author(s):  
Brian R. Matlaga ◽  
Steve J. Hodges ◽  
Ojas Shah ◽  
Dean G. Assimos

2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Maria Ulfah
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document