scholarly journals Pengaruh Jumlah Bahan Baku serta Waktu Ekstraksi terhadap Karakteristik dan Umur Simpan Ekstrak Stevia Cair

2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Zulfaa Irbah Zain ◽  
Sarifah Nurjanah ◽  
Bambang Nurhadi

Kebutuhan akan bahan tambahan pemanis semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan industri pangan. Salah satu jenis pemanis alami yang belum banyak dikembangkan adalah Stevia rebaudiana Bertonii. Daun stevia dapat diekstrak dengan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi ekstraksi yang menghasilkan karakteristik ekstrak paling baik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan faktor rasio bahan baku:pelarut (b/v) dan faktor waktu ekstraksi. Daun stevia dikeringkan pada suhu 55℃ selama 5 jam dan diekstrak menggunakan water bath pada suhu 95℃ dengan air sebagai pelarut. Variasi perlakuan rasio bahan baku:pelarut yang digunakan sebesar 1:25, 1:30, dan 1:35 (b/v), dengan variasi waktu ekstraksi sebesar 20, 30, dan 40 menit. Karakteristik yang diamati diantaranya adalah total padatan terlarut, kecerahan, kadar steviosida, dan kemanisan dengan metode uji ranking. Selain itu dilakukan pula pengujian tingkat kemanisan terhadap gula pasir dengan metode magnitude estimation dan pengujian umur simpan dengan sensory shelf-life estimation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstraksi dengan perlakuan rasio bahan baku:pelarut 1:25 (b/v) dan waktu ekstraksi 40 menit menghasilkan karakteristik paling baik dengan nilai total padatan terlarut sebesar 2oBrix, nilai kecerahan sebesar 8,52, kadar steviosida sebesar 2,82%, dan nilai rata-rata kemanisan sebesar 3,33. Pada penelitian ini diketahui bahwa ekstrak stevia memiliki tingkat kemanisan 120 kali dari gula pasir, serta umur simpan 12,531 hari.

REAKTOR ◽  
2017 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 118 ◽  
Author(s):  
Ervika Rahayu Novita Herawati ◽  
Rifa Nurhayati ◽  
Mukhamad Angwar

Abstract SHELF LIFE ESTIMATION OF COCOA POWDER-COATED BANANA CHIPS “PURBARASA” BASED ON TBA VALUE USING ARRHENIUS MODEL OF ACCELERATED SHELF LIFE TEST (ASLT) METHOD. Cocoa powder-coated banana chips "PURBARASA" is a banana chips made from local banana in Nglanggeran Village and coated with local cocoa powder. The products are sold using polypropylene packaging with 0.08 mm thickness. The change in quality of cocoa powder-coated banana chips "PURBARASA" during storage might occur for its rancidity which is caused by fat contained in cocoa powder and absorbed oil within banana chips during deep frying processed. This deterioration can decrease its shelf life. However, the shelf life of cocoa powder-coated banana chips "PURBARASA" has not been studied yet, hence, it is really necessary to estimate shelf life of this products in order to comply with the requirements of food safety labeling on its package. The method which can be used to estimate the shelf life of cocoa powder-coated banana chips "PURBARASA" is Accelerated Shelf Life Test (ASLT) with Arrhenius model. In this case, the parameter used were based on rancidity using TBA test. Observations of deterioration carried out at three different temperatures, i.e. 35, 45 and 55oC, every 7 days for 42 days. According to the study, the estimated shelf life of cocoa powder-coated banana chips "PURBARASA" at 10, 25, 28, 300C based on TBA test were 6.2, 4.6, 4.3 and 4.2 months respectively. Kata kunci: ASLT Arrhenius; cocoa powder-coated banana chips; shelf life; TBA   Abstract Keripik pisang salut cokelat “PURBARASA” merupakan produk olahan pisang lokal Desa Nglanggeran berupa keripik yang disalut bubuk cokelat lokal, dan dikemas menggunakan kemasan polipropilen dengan ketebalan 0,08 mm. Keripik pisang salut cokelat “PURBARASA” selama penyimpanan dapat mengalami penurunan mutu berupa ketengikan yang diakibatkan oleh kandungan lemak pada bubuk cokelat dan minyak sisa hasil penggorengan deep frying yang terserap pada keripik sehingga mempengaruhi umur simpan produk. Sampai saat ini, KUBE PURBARASA belum mengetahui umur simpan produk keripik pisang salut cokelat “PURBARASA” sehingga perlu dilakukan penelitian pendugaan umur simpan produk guna memenuhi persyaratan pelabelan keamanan pangan pada kemasan produk pangan. Metode pendugaan umur simpan yang digunakan yaitu metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) Model Arrhenius. Parameter uji yang digunakan yaitu ketengikan berdasarkan angka TBA. Pengamatan penurunan mutu dilakukan pada tiga suhu yang berbeda yaitu suhu 350C, 450C dan 550C setiap 7 hari sekali selama 42 hari. Didapatkan estimasi umur simpan keripik pisang salut cokelat “PURBARASA” pada suhu 10, 25, 28, dan 300C berdasarkan angka TBA berturut-turut yaitu selama 6,2, 4,6, 4,3 dan 4,2 bulan. Keywords: ASLT Arrhenius; keripik pisang salut cokelat; umur simpan; TBA


2016 ◽  
Vol 169 ◽  
pp. 122-130 ◽  
Author(s):  
A. Derossi ◽  
L. Mastrandrea ◽  
M.L. Amodio ◽  
M.L.V. de Chiara ◽  
G. Colelli

2013 ◽  
Vol 23 (4) ◽  
pp. 881-896 ◽  
Author(s):  
Michelle Quinlan ◽  
Walter Stroup ◽  
James Schwenke ◽  
David Christopher

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document