scholarly journals ELMA (E-Learning for Matheatics): Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis LMS (Learning Management System) sebagai Alternatif Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 163
Author(s):  
Ucu Rosmiati ◽  
Supratman Supratman ◽  
Sri Tirto Madawistama

Media pembelajaran daring sangat diperlukan terutama pada masa pandemi covid-19 saat ini. Namun, media pembelajaran yang tersedia belum mampu untuk menunjang proses dan manajemen dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan media pembelajaran daring terutama dalam pembelajaran matematika. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan media <em>e-learning </em>berbasis LMS yang dinamakan dengan ELMA (<em>E-learning for Mathematics</em>) dalam pembelajaran matematika. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (R&amp;D) dengan model ADDIE (analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi). Hasil validasi ahli materi diperoleh  berada pada kategori “sangat baik”dan hasil validasi ahli media diperoleh  berada pada kategori “sangat baik”, hal ini menunjukan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media ELMA layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, hasil uji coba terbatas terhadap satu kelas di kelas VIII diperoleh  yang berarti bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media ELMA mendapatkan respon yang “sangat baik”. Oleh karena itu, media ELMA layak dan dapat untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 29-35
Author(s):  
Novita Mariana ◽  
Agus Prasetyo Utomo ◽  
Rara Sri Artati Rejeki

Penelitian ini hanya sampai pada hasil rancangan instrument (kuesioner) untuk mengukur kesiapan (readiness) mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas Stikubank Semarang. Dasar dari perancanngan kuesioner adalah adanya  hal-hal penting dalam untuk mendapatkan informasi penting tentang kesiapan mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas. Untuk menghasilkan instrumen pengukur kesiapan e-learning yang sesuai harus dipahami terlebih dahulu konsep e-learning, kesiapan e-learning, dan penilaian kesiapan e-learning (e-learning readiness assessment). Konsep elearning yang diterapkan saat ini di Universitas Sikubank yaitu proses penyampaian materi kuliah yang meliputi penempatan materi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa melalui Internet, yang difasilitasi oleh suatu learning management system (LMS) yang berbasis Web. Berangkat dari konsep e-learning yang diterapkan, maka dibuat studi eksploratori untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesiapan e-learning mahasiswa. Agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai suatu masalah dan faktor-factor utama penentunya, dapat dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat eksploratori, tidak terstruktur, dan berdasar pada sampel yang kecil. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mendayagunakan teknik seperti focus group (wawancara berkelompok), word association (bertanya pada responden untuk mengindikasikan respon pertama mereka pada kata-kata stimulus yang disampaikan), dan depth interview (wawancara satu-satu untuk mengetahui pikiran responden secara detil). Hasil dari suatu studi yang bersifat eksploratori sebaiknya diikuti oleh penelitian eksploratori lain atau oleh penelitian yang bersifat konklusif. Dalam studi eksploratori yang dilakukan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Wawancara (interview).Tujuan utamanya adalah mendapatkan pengertian mendalam akan hal yang menjadi minat peneliti dengan mendengarkan sekelompok orang yang relevan dengan minat tersebut. Langkah untuk menjalankan wawancara adalah menentukan sasaran atau pertanyaan yang harus dijawab. Dalam hal ini, sasaran wawancara adalah harus dapat mengidentifikasi pandangan mahasiswa mengenai e-learning, kondisi kesiapan e-learning, dan beberapa instrument pengukur kesiapannya. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Pada mahasiswa, faktor yang dianggap mempengaruhi kesiapan mahasiswa adalah kemampuan komputer mahasiswa, fasilitas yang disediakan universitas, dan kekuatan motivasi mahasiswa menggunakan Learning Managemen System.  


2015 ◽  
Vol 67 (1) ◽  
pp. 99-104 ◽  
Author(s):  
Gabroveanu Mihai

Abstract Traditional Learning Management Systems are installed on a single server where learning materials and user data are kept. To increase its performance, the Learning Management System can be installed on multiple servers; learning materials and user data could be distributed across these servers obtaining a Distributed Learning Management System. In this paper is proposed the prototype of a recommendation system based on association rules for Distributed Learning Management System. Information from LMS databases is analyzed using distributed data mining algorithms in order to extract the association rules. Then the extracted rules are used as inference rules to provide personalized recommendations. The quality of provided recommendations is improved because the rules used to make the inferences are more accurate, since these rules aggregate knowledge from all e-Learning systems included in Distributed Learning Management System.


2020 ◽  
Vol 3 (9) ◽  
pp. 203-208
Author(s):  
Gracia M. N. Otta

The phenomenon of Coronavirus Disease 2019 forced the education system in Indonesia to be run online. The descriptive qualitative method was usedin this research to investigate some cases faced by the Fourth Semester Students of the English Department, Nusa Cendana University toward online learning in Cross-Cultural Communication Lecture. It was conducted to answer students’ perceptions, solutions, and expectations in joining online lectures for the last three months in the Even Semester of Academic Year 2019-2020. To collect the data, and a non-facial interview technique was applied through some online Learning Management System; e-learning by Nusa Cendana University and Google Classroom. The data were analyzed by categorizing the students’ answers. The result of this study showed that11.43% were ready for online lectures, while those who prefer regular classes were 82.86%.Only 27.14% could meet the needs of online lectures since they had available mobile data, while 47.14% frankly stated having mobile data problem. It can be concluded that there were some changes in learning culture that forced students to deal with online teaching-learning activities. Undeniable, it was not easy to organize except well prepared from the very first beginning of class by having Course Contract which only needed to be changed into an online form. Yet, their expectations for universities and government to increase Learning Management System and subsidies for the needs of mobile data bundle (for teachers, lecturers, and students).


2020 ◽  
Author(s):  
Rikardo Butar Butar

Model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi Industri 4.0, adalah hal yang baru bagi sebagian pelaku pendidikan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran e-learning (online) memudahkan terjadinya interaksi belajar antara guru dan siswa atau antar siswa. Akses informasi dan materi pelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Google classroom adalah Learning Management System (LMS) yaitu sistem pengelolaan kelas secara virtual yang integratif dan lebih praktis dibandingkan sistem pembelajaran konvensional, sehingga sangat membantu meringankan pekerjaan guru dalam melakukan pengelolaan kelas, seperti memberikan pengumuman, tugas, berkomunikasi, dan mengevaluasi, sehingga dapat menghemat waktu dan kertas karena semuanya dibuat pada aplikasi satu tempat. Model Pembelajaran blended learning dan google classroom sangat memungkinkan dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0.


MINDA BAHARU ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 122
Author(s):  
Irmawati Liliana Kusuma Dewi ◽  
Anggita Maharani ◽  
Setiyani Setiyani

Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarat (PKM) ini adalah untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), terutama dalam masa pandemi menggunakan Learning Management System (LMS) - Schoology. Pemanfaatan e-learning mempermudah guru dalam berinteraksi secara online dengan siswa, mendistribusikan materi, mengunduh daftar hadir, dan membuat evaluasi pembelajaran. Peserta kegiatan PKM LMS-Schoology adalah 18 guru SMK Samudra Nusantara berlokasi di Astanajapura Kabupaten Cirebon. Metode dalam pengabdian ini terdiri dari tiga tahap, 1) tahap pra pelatihan yaitu merancang modul tutorial singkat, proses pelatihan, dan angket; 2) tahap pelatihan yaitu pengenalan LMS Schoology dan pembuatan akun; 3) tahap evaluasi yaitu tanggapan guru terhadap pelatihan melalui angket. Selama pelatihan berlangsung, peserta sangat antusias dalam menyimak materi dan aktif berdiskusi. Berdasarkan hasil angket respons peserta terhadap pelatihan LMS-Schoology diperoleh rata-rata dari aspek pemateri sebesar 76.23% termasuk kategori kuat. Kegiatan pendampingan ini memberikan nilai tambah bagi guru dalam penguasaan Ipteks dan dapat digunakan sebagai platform pembelajaran yang efektif.


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 323
Author(s):  
Alfath Yauma ◽  
Iskandar Fitri ◽  
Sari Ningsih

The education information delivery system at the MA Alwutsqo school is still being carried out as usual even though the pandemic outbreak in Indonesia is still not over. Because the school does not have a system to support distance learning. By implementing health protocols and teaching and learning time events, students often do not get an understanding of the material presented by the teacher. Learning Management System (LMS) is one of the systems needed by the school. Therefore, the authors designed a website-based E-learning application system with the aim of helping the learning and teaching process at MA Alwutsqo Depok City. The design of this information system uses waterfalls and system development is carried out using the Agile method. The result is that students can download the material that has been delivered and can do the exercises given by the teacher without recommendations by time and space.Keywords:E-learning, Webite, Metode Waterfall, Metode Agile, Learning Management System (LMS).


Author(s):  
Tianxing Cai

A Learning Management System (LMS) is a software application for the administration, documentation, tracking, reporting, and delivery of e-learning education courses or training programs. The traditional distance education for mathematics has heavily relied on the application of LMS. However, the Standards for Mathematical Practice have provided the requirements to mathematics educators at all levels for the students' development. This chapter presents the introduction of the transformation from LMS to Internet-based research in the mathematical education. This is the viewpoint of the patterns, developments, changes, or phenomena within their respective fields with regards to distance education of mathematics. It also creates a broad, multidisciplinary understanding of online education across educational boundaries and demonstrates the unique future trajectories that online education has within these mathematics.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document