scholarly journals ANATOMI SEKURITISASI PANDEMI COVID-19: KOMPARASI ANTARA PAKISTAN DAN INDONESIA

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-20
Author(s):  
Alfin Febrian Basundoro ◽  
Lazarus Andja Karunia

COVID-19 yang melanda dunia hampir setahun terakhir mengakibatkan krisis yang masif di berbagai negara. Hingga Oktober 2020, WHO mencatat lebih dari 37 juta orang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan lebih dari 11 juta kasus aktif.[1] Tidak hanya sektor kesehatan masyarakat, pandemi ini juga menghancurkan sektor strategis lainnya, seperti ekonomi dan sosial-politik. Negara-negara di dunia dipaksa untuk melakukan serangkaian pembentukan kebijakan yang dapat seefektif mungkin mengurangi dampak pandemi terhadap warga negaranya, sekaligus mengatasi aneka permasalahan yang mengikuti pandemi tersebut dalam aneka sektor.[2] Makalah ini berusaha menganalisis secara komparatif dua negara berkembang yang mengalami dampak pandemi COVID-19 yang cukup signifikan, yakni Pakistan dan Indonesia. Sejumlah kemiripan kedua negara, seperti masifnya jumlah penduduk, kolaborasi sipil-militer yang cukup signifikan, penerapan kunci sementara (lockdown) parsial, dan penerapan sejumlah kebijakan lain yang bertujuan untuk menyelamatkan ekonomi nasional menjadi pertimbangan pemilihan topik ini. Sekuritisasi yang dilakukan oleh kedua negara sebagai upaya untuk memposisikan pandemi COVID-19 sebagai isu keamanan nontradisional yang pelik juga menjadi sorotan global terkait bagaimana negara berkembang mengatasi pandemi, dan karenanya, menarik untuk dianalisis. Copenhagen School akan menjadi konsep dasar dalam menganalisis sekuritisasi kedua negara secara komparatif, menekankan pada tahapan-tahapan sekuritisasi.[3] Nantinya, penelitian ini akan membandingkan seberapa efektif tindakan sekuritisasi yang dilakukan oleh kedua negara dalam mengimplementasikan kebijakan penanganan pandemi COVID-19. Tidak hanya itu, penelitian ini juga mencakup apa saja faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sekuritisasi kedua negara. Orientasi penelitian akan cukup banyak berkutat pada hubungan sipil-militer kedua negara dan relasinya dalam desekuritisasi, juga sedikit menyentuh isu demokratisasi penanganan COVID-19.[1] World Health Organization, “WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard,” 7 Oktober 2020, https://covid19.who.int.[2] Alex Woodward, “5.4m Americans Lost Health Insurance during Coronavirus Pandemic,” The Independent, 14 Juli 2020, diakses pada 7 Oktober 2020,https://www.independent.co.uk/news/world/americas/coronavirus-health-insurance-pandemic-families-usa-report-a9617226.html.[3] Holger Stritzel, “Securitization Theory and the Copenhagen School,” dalam Security in Translation: Securitization Theory and the Localization of Threat, ed. oleh Holger Stritzel, New Security Challenges Series (London: Palgrave Macmillan UK, 2014), 11–37, https://doi.org/10.1057/9781137307576_2.

2021 ◽  
Vol 25 (111) ◽  
pp. 191-200
Author(s):  
Mario Villegas Yarleque ◽  
Freddy Carrasco Choque ◽  
Ronald Hidalgo Armestar ◽  
Gretel Fiorella Villegas Aguilar

Within the health sector, it is vitally important to analyze whether households incur catastrophic spending for using such services. In this sense, the study seeks to estimate catastrophic health spending for households with members over 60 years of age. To achieve the objective, the methodology of the World Health Organization was used to find the way in which the household incurs in catastrophic spending, using as an instrument the National Household Survey of Peru, for the year 2019. The main results found were: that families living in urban areas, who have health insurance, who have a higher academic degree, decrease the probability of incurring in catastrophic spending, while being over 60 years old, having a chronic disease, suffering some permanent limitation and not having hygienic services, help to incur in catastrophic spending, so it was concluded that the most vulnerable areas should be attended to achieve a better welfare for older adults. Keywords: catastrophic expense, out-of-pocket expense, health insurance. References [1]J. Alvis, c. Marruco, N. Alvis, F. Gomes, Á. Flores and D. Moreno, «Gasto de bolsillo y gasto catastrófico en salud en los hogares de Cartagena, Colombia,» Salud Publica, 10 2018. [2]E. Giménez, L. Flores, J. Rodriguez, G. Ocampos and N. Peralta, «Gastos catastróficos de salud en los hogares del Paraguay,» Instituto de Investigaciones en Ciencias de la Salud, vol. 16, nº 2, 2018. [3]E. Gonzáles and J. García, «Gastos catastróficos en salud, transferencias gubernamentales y remesas en México, » Papeles de población, vol. 23, nº 91, 2017.[4]A. Hernández, C. Rojas, M. Santero, J. Prado y D.Rosselli, «health-related out-of-pocket expenses in older peruvian adults: analysis of the national householdsurvey on living conditions and poverty 2017,» Rev Peru Med Exp Salud Publica, vol. 35, nº 3, 2017. [5]O. Lazo, J. Alcalde and O. Espinosa, «El sistema de salud en Perú,» Lima , 2016. [6]World Health Organization Geneva, «Distribución del gasto en salud y gastos catastróficos Metodología,» 2005. [7]Organización Mundial de la Salud, «Organización Mundial de la Salud,» 2014. [Online]. Available: https://www.who.int/topics/chronic_diseases/es/. [8]Organización Mundial de la Salud , «Organización Mundial de la Salud,» 2018. [Online]. Available: https://www.who.int/topics/disabilities/es/.  


Author(s):  
Cornelia Clara Tifany

Based on the World Health Organization report, Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is an infectious respiratory disease that has become an epidemic in approximately 213 countries throughout the world, including Indonesia. Prior to the first confirmed case of COVID-19 in Indonesia, the Indonesian government’s response, as represented by its high-level officials, suggested a lack of awareness. Some situations then became the turning points for the Indonesian Government, who has since focused more on dealing with the COVID-19 outbreak. Through this research, the writer aims to analyze the Indonesian Government’s treatment of COVID-19 from a health issue to a security issue. Therefore, the securitization theory focusing on the component of securitization from Buzan will be employed as an analytical framework in this research. In addition, the global health governance is also used as a reference to support the writer’s statement. In order to explain the action of the Indonesian Government, this research will use qualitative research with a focus on literacy observations through online news relating to the issues. In conclusion, the change in action of the Indonesian Government was caused by the pressure from GHG, which then showed that the spread of COVID-19 in Indonesia is a security issue.AbstrakCoronavirus disease (COVID-19) yang merupakan penyakit pernapasan menular telah mewabah kurang lebih di 213 negara di dunia berdasarkan pada laporan World Health Organization, salah satu negara yang terkena wabah adalah Indonesia. Sebelum ada konfirmasi atas kasus COVID-19 di Indonesia, terlihat sikap pihak pemerintah yang diwakili oleh pejabat tinggi menunjukkan sikap kurang perhatian. Namun beberapa situasi menjadi “turning point” bagi Pemerintah Indonesia yang kemudian memberikan fokus yang lebih dalam menghadapi wabah COVID-19 di Indonesia. Dari keadaan tersebut melalui penelitian ini, penulis menganalisis sikap Pemerintah Indonesia dalam mengubah isu kesehatan menjadi isu keamanan. Penelitian ini menggunakan teori sekuritisasi sebagai kerangka analisis dengan terfokus pada komponen sekuritisasi oleh Buzan. Di samping itu juga menggunakan tata kelola kesehatan global sebagai penopang pernyataan penulis. Agar mampu menjelaskan sikap Pemerintah Indonesia maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan fokus pada pengamatan literasi melalui berita daring yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. Dalam kesimpulannya, perubahan sikap Pemerintah Indonesia disebabkan oleh adanya tekanan dari tata kelola kesehatan global yang menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 di Indonesia merupakan isu keamanan.


2018 ◽  
Author(s):  
Tesfit Brhane Netsereab ◽  
Meron Mehari Kifle ◽  
Robel Berhane Tesfagiorgis ◽  
Sara Ghebremichael Habteab ◽  
Yosan Kahsay Weldeabzgi ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document