scholarly journals Efek Perendaman Ikan Patin Siam (Pangasionodon hypophthalmus) dalam Larutan Vaksin HydroVac terhadap Diferensiasi Leukosit

2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 134
Author(s):  
Rabil Yusuf ◽  
Morina Riauwaty ◽  
Henni Syawal
Keyword(s):  

Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan respon imun spesifik ikan terhadap suatu penyakit. Tujuan penelitian adalah mendapatkan lama waktu perendaman ikan dalam larutan vaksin HydroVac yang optimal dalam meningkatkan respons imun spesifik ikan patin siam dilihat dari total leukosit, diferensiasi leukosit dan aktivitas fagositosis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan lima taraf perlakuan, adapun perlakuan pada penelitian adalah: Kn (tanpa perendaman vaksin HydroVac dan tanpa diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila), Kp (tanpa perendaman vaksin HydroVac dan diinfeksi bakteri A. hydrophila), P1 (Perendaman vaksin HydroVac selama 15 menit), P2 (Perendaman selama 30 menit), dan P3 (Perendaman selama 45 menit), serta diujitantang bakteri A. hydrophila). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perendaman dengan vaksin HydroVac dapat meningkatkan respons imun non-spesifik ikan patin siam yang terinfeksi bakteri A.hydrophila. Waktu perendaman selama 30 menit merupakan hasil terbaik untuk meningkatkan respons imunitas ikan patin siam yang terinfeksi bakteri A. hydrophila dilihat dari hasil total leukosit 9,12×104 sel/mm3, kadar leukokrit 1,67%, diferensiasi leukosit (limfosit 82,33%, monosit 8,67% dan neutrofil 9,00%), nilai aktivitas fagositosis 34,67%, dan tingkat perlindungan relatif 83,33%.

1981 ◽  
Vol 117 (4) ◽  
pp. 244-244 ◽  
Author(s):  
D. F. Young
Keyword(s):  

Author(s):  
Alan Bittencourt da Silva ◽  
◽  
Rodrigo Schrage Lins ◽  
Pedro Fernandez Del Peloso ◽  
Guilherme Brenande Alves Faria
Keyword(s):  

Author(s):  
Arne A Ratulangi ◽  
Reiny Tumbol ◽  
Hengky Manoppo ◽  
Henneke Pangkey

This study aims to apply vaccination against bacterial disease. The purpose of vaccination is to trigger the immune respone both non-specific and specific of fish against bacteria Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) caused by Aeromonas hydrophila. The vaccination for fish with different ages: 2-3 weeks and 5 weeks were done using immersion method. The fish were re-vaccinated (booster) after two weeks of the first vaccination. The survival rate was < 50 % for juveniles 2-3 weeks and > 50% for juveniles 5 weeks. Survival rate for juveniles 5 weeks was higher than juveniles of 2-3 weeks. This shows that organs of juveniles of 5 weeks were more complete than the 2-3 weeks juveniles. The age of fish is one of the important factors for successfully vaccination. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penerapan vaksinasi terhadap penyakit bakterial. Vaksinasi ditujukan untuk merangsang respon kekebalan non- spesifik dan spesifik pada tubuh ikan terhadap penyakit Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Vaksin diberikan pada benih ikan nila yang berbeda umur yaitu 2-3 minggu dan 5 minggu dengan menggunakan metode perendaman. Ikan divaksinasi ulang (booster) setelah 2 (dua) minggu dari vaksinasi yang pertama. Prosentase kelangsungan hidup < 50 % untuk benih umur 2-3 minggu dan > 50% untuk benih umur 5 minggu. Jumlah kematian benih umur 2-3 minggu lebih tinggi dari 5 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi organ benih umur 5 minggu telah lebih lengkap dari pada benih umur 2-3 minggu. Umur ikan merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan suatu kegiatan vaksinasi.


Author(s):  
Ida N Jamal ◽  
Reiny A Tumbol ◽  
Remy E.P Mangindaan

Motile Aeromonas Septicaemia disease (MAS) attacking tilapia has increased in recent years as a consequence of intensive aquaculture activities, which led to losses in aquaculture industry. The agent causing MAS disease is Aeromonas hydrophila. The disease can be controlled with the β-glucan. As immunostimulants, β-glucans can also increase resistance in farmed tilapia. Studies on the use of β-glucan extracted from baker's yeast Saccharomyces cerevisiae was intended to evaluate the non-specific immune system of tilapia that were challenged with Aeromonas hydrophila. The method used was an experimental method with a completely randomized design consisting of four treatments with three replicats. The dose of β-glucan used as treatments were 0 mg.kg-1 fish (Control), 5 mg.kg-1 fish (B), 10 mg.kg-1 fish (C) and 20 mg.kg-1 fish (D), each treatment as injected three times at intervals of 3 days, the injection volume of 0.5 ml/fish for nine days and resistance surveillance for seven days. The results showed that the difference in the amount of β-glucan and the frequency of the injected real influence on total leukocytes, phagocytic activity and resistance. Total leukocytes, phagocytic activity and resistance to treatment was best achieved by the administration of C a dose of  10 mg.kg-1 of the fish© Penyakit Motil Aeromonas Septicaemia (MAS) yang menyerang ikan nila mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir sebagai konsekuensi dari kegiatan akuakultur intensif, yang menyebabkan kerugian dalam industri budidaya. Agen utama penyebab penyakit MAS adalah Aeromonas hydrophila. Untuk mengendalikan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan pemberian β-glukan. Sebagai imunostimulan, β-glukan juga dapat  meningkatkan resistensi pada ikan nila yang dibudidayakan. Pengkajian mengenai pemanfaatan β-glukan yang diekstrak dari ragi roti Saccharomyces cerevisiae dimaksudkan untuk menguji sistem imun non spesifik ikan nila yang diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Dosis β-glukan  yang digunakan sebagai perlakuan sebesar 0 mg.kg-1 ikan (Kontrol), 5 mg.kg-1 ikan (B), 10 mg.kg-1 ikan (C) dan 20 mg.kg-1 ikan (D), masing-masing perlakuan diinjeksi sebanyak 3 kali dengan interval waktu 3 hari selama 9 hari, volume injeksi 0,5 mL/ekor ikan dan pengamatan resistensi selama tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan jumlah β-glukan dan frekuensi pemberian yang diinjeksikan memberikan pengaruh nyata terhadap total leukosit, aktivitas fagositosis dan resistensi. Total leukosit, aktivitas fagositosis dan resistensi terbaik dicapai pada perlakuan C dengan dosis 10 mg.kg-1 ikan©


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document