scholarly journals PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN PERKERASAN JALAN PADA RUAS JALAN BATAS KOTA PADANG – KOTA PAINAN KM 70+000 - KM 72+700

2022 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 83-93
Author(s):  
Elsa Eka Putri ◽  
Muhammad Iqbal

Software bisa membantu pekerjaan menjadi mudah dan cepat. Autodesk Infraworks adalah salah satu software yang dapat mempermudah perencanaan jalan dan merupakan software yang cukup banyak digunakan oleh negara maju. Perencanaan ulang geometrik jalan meliputi perhitungan tebal perkerasan serta anggaran biaya dengan studi kasus pada jalan batas Kota Padang - Kota Painan KM 70+000 - KM 72+700 yang berlokasi di Sago Salido, IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Jalan batas Kota Padang - Kota Painan ini merupakan jalur Lintas Sumatra yang menghubungkan antara Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Bengkulu. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan ulang geometrik jalan, tebal perkerasan jalan, dan rencana anggaran biaya berdasarkan standar dan peraturan yang berlaku di Indonesia, sehingga dapat bermanfaat sebagai referensi dalam perencanaan jalan dengan menggunakan software Autodesk Infraworks yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perencanaan geometrik jalan menggunakan aplikasi Autodesk infraworks didapatkan hasil untuk jalan kolektor kelas III A ini, sepanjang 2706,38 m yang memiliki 8 tikungan dan 6 lengkung vertikal serta volume galian sebesar 21550,44 m3 dan volume timbunan sebesar 21519,47 m3. Perhitungan tebal perkerasan dilakukan berdasarkan Manual Desain Perkerasan (MDP) tahun 2017 dengan menggunakan struktur perkerasan kaku sehingga didapatkan struktur perkerasan dengan hasil pelat beton dengan tebal 40 mm, lapis fondasi LMC dengan tebal 60 mm dan lapis drainase dengan tebal 145 mm. Dari perencanaan jalan ini diperoleh rencana anggaran biaya sebesar Rp. 43.447.698.000,00 (empat puluh tiga milyar empat ratus empat puluh tujuh juta enam ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah). Sehingga dapat disimpulkan aplikasi Autodesk Infraworks dinilai dapat mempermudah pelaksanaan dan penggambaran dalam pekerjaan serta menghemat waktu, dengan standar AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) tahun 2011 dengan perbedaan hasil perhitungan  kecil dari 1%.

Author(s):  
Mojdeh Asadollahi Pajouh ◽  
Robert W. Bielenberg ◽  
Jennifer D. Schmidt-Rasmussen ◽  
Ronald K. Faller

Concrete box culverts are usually installed under roadways to allow water drainage without affecting the motoring public. Culvert openings can represent a hazard on the roadside when they do not extend outside of the clear zone, and often require safety treatments in the form of roadside barriers. In this study, a modified design of Midwest Guardrail System (MGS) was evaluated for installation on a low-fill culvert with the strong-post attachment using through-bolts and epoxy anchorage through full-scale crash testing. The test installation consisted of MGS with a 31 in. top rail height, supported by W6 × 9 posts, spaced at 37½ in., attached to a low-fill culvert’s top slab with a 12 in. offset from the back of the post to the culvert headwall. Two crash tests were conducted according to the American Association of State Highway and Transportation Officials’ (AASHTO) Manual for Assessing Safety Hardware (MASH) 2016 Test Level 3 impact safety criteria. In test number CMGS-1, a 2,428-lb car impacted the MGS attached to the culvert at a speed of 61.3 mph and at an angle of 25.1°. In test number CMGS-2, a 5,013-lb pickup truck impacted the MGS attached to the culvert at a speed of 62.8 mph and an angle of 25.7°. In both tests, the vehicle was safely redirected and captured. Both tests were deemed acceptable according to TL-3 safety criteria in MASH. Recommendations were made for the safe installation of MGS atop low-fill culverts as well as transitions from the standard MGS to the culvert-mounted MGS.


2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Herawati Herawati

Pada abad ke 21, terdapat beberapa alasan untuk meningkatkan moda bersepeda karena kemacetan dan beberapa permasalahan transportasi. Berdasarkan pada kondisi tersebut, Kota Blitar mengusulkan untuk melaksanakan program bersepeda dengan memberikan sepeda gratis untuk pelajar pada tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMPN). Dalam upaya untuk mewujudkan program tersebut maka perlu ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana yang memadai dan aman seperti jalur sepeda. Tujuan dari kajian ini adalah melakukan perencanaan jalur sepeda di Kota Blitar sementara  metodologi yang digunakan untuk perencanaan tersebut seperti metode perencanaan fasilitas sepeda dari American Association of State Highway and Transportation Official (AASHTO), desain jalur sepeda berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan Pedoman perencanaan bersepeda di perkotaan dari Asosiasi Transportasi Perkotaan Nasional. Studi adalah menetapakan jalur sepeda yang menggunakan 4 (empat) prinsip perencanaan yang terdiri dari konektivitas dan keberlanjutan, keamanan, kenyamanan, dan kemenarikan. Perencanaan jalur sepeda yang dihasilkan dari studi ini berupa rute jalur sepeda yang terdiri dari rute utama, rute top local dan rute lokal.


ASTONJADRO ◽  
2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Rigi Muharam

<p class="Abstrak">Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan mobilitas keseharian. Jalan Kapten Dasuki Bakri merupakan jalan akses menuju Universitas Inais, Pamijihan dan jalur akses wisata gunung salak, yang kondisi sekarang ini mengalami kerusakan di beberapa titik diantaranya kerusakan jalan berlubang akibat limpahan air dari saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik, aspal yang mengalami kerusakan dan mengelupas, beban muatan kendaraan yang melintas. Seringnya penanganan dalam perbaikan kerusakan tersebut yang hasilnya tidak sampai bertahan lama, maka perlu adanya suatu penanganan peningkatan jalan yang tepat yang dapat mengatasi kerusakan – kerusakan pada ruas jalan tersebut dan sehingga jalan dapat bertahan lama. Masalah tersebut perlu diatasi dengan cara melakukan overlay jalan dengan perkerasan beton dengan umur rencana 20 tahun dan perhitungan geometrik pada lokasi penelitian tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi eksisting kerusakan jalan, dan mendapatkan perhitungan teknis tebal perkerasan kaku yang sesuai kondisi lalu lintas yang ada. Analisa perkerasan kaku jalan menggunakan standard Metode AASHTO (<em>American Association of State Highway and Transportation Officials</em>), serta perhitungan geometrik kondisi jalan menggunakan standard AASHTO (<em>American Association of State Highway and Transportation Officials</em>) dan Bina Marga 2002. Hasil analisis didapatkan tebal sesuai kondisi sembilan tabel AASHTO 1993 adalah 24 cm dengan tulangan memanjang D12-300 mm, tulangan melintang D31-840 mm, Dowel atau <em>Tie bar </em>yang dipakai dengan diameter 12 mm, panjang 500 mm, dan jarak 300 mm dan hasil geometrik dari analisis jalan tersebut adalah full circle.</p>


PCI Journal ◽  
2021 ◽  
Vol 66 (3) ◽  
pp. 32-48
Author(s):  
Ahmed Almohammedi ◽  
Cameron D. Murray ◽  
Canh N. Dang ◽  
W. Micah Hale

Inaccurate prediction of prestress losses leads to inaccurate predictions for camber, deflection, and concrete stresses in a bridge girder. This study aims to improve the prediction of prestress losses and provides bridge designers with insights into the differences between design and actual concrete properties. Prestress losses, compressive strength, modulus of elasticity, shrinkage, and creep were measured for several American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) Types II, III, IV, and VI girders. The investigation revealed that the measured total prestress losses at the time of deck placement were lower than the design losses calculated using the refined estimates method of the 2017 AASHTO LRFD Bridge Design Specifications. This was mainly attributed to the actual concrete compressive strength at transfer being greater than the design compressive strength. This discrepancy was as high as 73% for some girders. It was also determined that the 2017 AASHTO LRFD specifications’ refined estimates method for estimating prestress losses overestimates the total prestress losses at the time of deck placement for AASHTO Types II and III girders.


Author(s):  
Ridwan Rais ◽  
Telly Rosdiyani ◽  
M Ichwanul Yusup

Jalan merupakan sarana teransportasi yang terbentuk untuk menghubungkan suatu daerah ketempat daerah lainnya. Jalan juga merupakan hal terpenting bagi masyarakat guna memajukan nilai pertumbuhan perekonomiannya. Dalam melakukan perencanaan tebal lapisan perkerasan lentur dangan menggunakan metode AASHTO dan Analisa Komponen sebaiknya mengetahui dasar – dasar terpenting untuk melakukan perencanaan dengan metede tersebut dan mengetahui nilai efisien terhadap biaya. Dalam Perencanaan ini, lapis permukaan (a1) menggunakan bahan Laston MS 744 Kg, lapisan pondasi atas mengguakan batu pecah kelas A dengan nilai CBR 100% dan lapisan pondasi bawah menggunakan sitry/pitrum kelas A dengan nilai CBR 80%. Dari hasil penelitian dengan metode AASHTO terdapat beberapa nilai masing – masing tebal lapis perkerasan lentur yaitu lapisan permukaan dengan Bahan Laston MS 744 Kg terdapat tebal 18,92 cm, lapis pondasi atas 13,60 cm dan lapis pondasi bawah 25 cm. sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan Analisa Komponen  lapisan permukaan dengan Bahan Laston MS 744 Kg terdapat tebal 7,52 cm, lapis pondasi atas 20 cm dan lapis pondasi bawah 20 cm. maka terdapat nilai perbandingan dengan kedua metode tersebut. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode tersebut maka nilai efisiensi terhadap biaya akan diambil hasil perhitungan dengan metode Analisa Komponen. Nilai efisien terhadap biaya didapat Rp. 6.621.362.000,00.


Tecnura ◽  
2014 ◽  
Vol 18 (42) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Sergio Andrés Vanegas Herrera ◽  
Gustavo Chio Cho

El índice de confiabilidad B es un parámetro utilizado para estimar la seguridad de una estruc­tura o un elemento de esta durante su etapa de diseño o servicio. Este parámetro, definido en otros códigos del mundo (European Committee for Standardisation (Eurocode), EN 1990:2002; American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO), 2012), no se especifica en el Código Colombiano de Diseño Sísmico de Puentes (CCDSP-95) (1995). En este artículo se presenta un trabajo sobre la estima­ción de los índices de coniabilidad Bde las vigas interiores y exteriores de un tablero de un puente de viga y losa, en concreto reforzado, de 30 m de longitud, simplemente apoyado y diseñado según el CCDSP-95. En la evaluación de los momentos resistentes se consideraron las propiedades de los materiales usando una distribución normal. Ade­más, se utilizó una simulación de Monte Carlo para estimar la solicitación del momento en cen­tro de luz de los efectos de la carga viva.


2018 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 2-11
Author(s):  
Lucas Ribeiro dos Santos

As soluções estabilizadoras de solos a base de enzimas surgiram recentemente no cenário da engenharia rodoviária brasileira, oferecendo aos engenheiros novas possibilidades na construção e recuperação de rodovias. Este artigo apresenta os resultados experimentais de uma pesquisa elaborada com o aditivo constituído pela solução enzimática ESS-X a fim de verificar a sua viabilidade técnica para a aplicação em solo típico da região norte do estado de Mato Grosso. O solo analisado é classificado pela American Association of State Highway and Transportation Officials-Transportation Research Board (TRB-AASHTO) e pela Unified Soil Classification System (UCSC) como sendo solo silto-argiloso A-4 (7) e como solo ML, respectivamente. Realizou-se análise experimental para a avaliação da resistência mecânica do solo com três dosagens do aditivo: 1/150 (recomendada pelas especificações técnicas), 1/300 e 1/600. Foram realizados os ensaios de resistência à compressão não-confinada (RCNC), absorção de água e Índice de Suporte Califórnia (ISC). Percebeu-se que no ensaio de RCNC que o aditivo influenciou de forma considerável as propriedades do solo, elevando em cerca 3,6 vezes a resistência mecânica do mesmo na dosagem 1/150, se comparado ao solo na condição natural. Quanto à absorção de água, o aditivo não proporcionou alteração relevante nessa propriedade, porém ofereceu maior estabilidade aos corpos de prova para a dosagem 1/150. Por fim, os ensaios de ISC indicaram que aditivo não ofereceu bons resultados para a elevação da capacidade de suporte do solo em condições submersas, se comparado ao solo sem aditivo.


Author(s):  
Chiara Silvestri Dobrovolny ◽  
Dusty R. Arrington ◽  
Nathan Schulz ◽  
Connie Xavier

The purpose of this research was to develop a 31-inch (787 mm) W-beam guardrail system to be placed with a 3H:1V slope in front of the barrier. The structural capacity and the occupant risk factors of such a proposed guardrail system were evaluated with respect to the American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) Manual for Assessing Safety Hardware (MASH) TL-3 criteria. Finite element computer models of new guardrail designs for evaluation when placed on a 3H:1V sloped terrain configuration were developed and impact simulations were conducted to support their evaluation according to MASH standards evaluation criteria. Three barrier designs for placement on a 3H:1V slope were suggested for evaluation through predictive computer simulations. All systems appear to be crashworthy and likely to pass safety evaluation criteria required for MASH. Depending on the desired system post distance location from the 3H:1V slope break, the researchers recommend evaluation of selected design through full-scale crash testing according to MASH TL-3 criteria. The information compiled from this research will provide the Federal Highway Administration (FHWA) and State Departments of Transportation with a W-beam guardrail design as a crashworthy system to be placed with a 3H:1V slope in front of a barrier.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document