scholarly journals Aplikasi Fungi Pada Semai Rhizophora apiculata Di Pesisir Pantai Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu

Author(s):  
Yunasfi ◽  
Raufan S Harahap ◽  
Budi Utomo

Mangrove adalah salah satu sumberdaya alam pesisir yang dapat pulih dan merupakan komunitas vegetasi pesisir tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh berbagai jenis fungi pada pertumbuhan semai R.apiculata. Penelitian ini dilaksanakan di pulau sembilan kecamatan pangkalan susu, dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dengan 10 ulangan. Jenis fungi yang digunakan yaitu Pestalotia sp, Trichoderma harzianum, Fusarium verticilliodes serta adanya kontrol sebagai pembanding. Pemberian fungi memberikan pengaruh pada pertambahan tinggi tanaman R.apiculata dengan tinggi rata-rata 65,59 cm pada perlakuan fungi Trichoderma harzianum. Diameter rata-rata yang diperoleh dari perlakuan fungi Fusarium verticilliodes adalah sebesar 1,47 cm. Pertambahan lebar daun rata-rata sebesar 4,04 cm pada perlakuan Kontrol. Jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan fungi Fusarium verticilliodes yaitu sebanyak 14 helai. Fungi yang paling banyak memberikan pengaruh pada pertambahan pertumbuhan bibit R.apiculata terdapat pada fungi Fusarium verticilliodes.

SIMBIOSA ◽  
2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Yarsi Efendi ◽  
Dahrul Aman Harahap

Structure and physiognomy of mangrove strongly influenced by the zonation that occurred in the area of mangroves growth. The differences of zona growth will effect  to differences in the structure and composition of vegetation. There are three zones in the mangrove area, which is caused by the difference of flooding which also resulted in the difference to the salinity. The differences of growth zone will performed to the type vegetation performance (Physiognomy). This study is aims to prove the mangrove’s physiognomy that taken in the coastal area of Rempang Cate  Batam, on March 2014 to June 2014. This study was a survey with data collection using a vertical transect plots 100 m. Based on the research that has been done obtained difference vegetation physiognomy stands for every level of growth in each zone growth. Proximally found 13 species of mangroves in 8 families. The results of the analysis of the vegetation on the trees growth level are, Ceriops decandra have the greatest significance important value 167.55% on sapling (juvenille ) level is dominated by Rhizophora apiculata 120%, and seedling growth level dominated by Rhizophora apiculata  186.80%. Keywords: Structure and physiognomy, mangrove zonation


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 43-49
Author(s):  
Suryadi Suryadi ◽  
Darlis Darlis ◽  
Suhessy Syarif ◽  
M. Afdal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu fermentasi dan karakteristik degradasi komponen serat jerami jagung fermentasi secara In sacco. Fermentasi jerami jagung secara padat menggunakan  Trichoderma harzianum sebagai stater. Sebanyak 2,5 gram urea, 2,5 gram molases, 2,5 ml sediaan  Trichoderma harzianum dicampur dengan air menjadi 20 ml yang kemudian disemprotkan pada 1000 gram jerami jagung segar. Selanjutnya jerami jagung dimasukkan ke dalam toples plastik dan diperam sesuai dengan perlakuan yaitu 4, 8, 12 dan 16 hari. Uji karakteristik degradasi jerami jagung fermentasi dilakukan dengan metode In sacco atau nylon bag technique. Sebanyak 6 gram sampel jerami dimasukkan ke dalam kantong nylon dengan ukuran 140, 80 mm diinkubasi ke dalam rumen sapi dengan interval waktu 6, 12, 24, 48 dan 72. Penelitian ini  menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan 4 lama fermentasi dan ulangan 3 untuk tiap perlakuan. Peubah yang diukur adalah karakteristik degradasi meliputi : Nilai fraksi a, nilai fraksi b dan nilai fraksi c dari NDF, ADF dan Hemiselulosa  Jerami jagung fermentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap nilai fraksi (a) dan nilai fraksi (b) dari NDF, nilai fraksi (c) dari ADF dan Hemiselulosa, tetapi tidak berpengaruh nyata pada fraksi (a) dan fraksi (b) dari ADF,  fraksi (a) dan fraksi (b) dari hemiselulosa, fraksi (c) dari NDF jerami jagung fermentasi. Kesimpulan: Fermentasi jerami jagung dengan Trichoderma harzianum dapat meningkatkan nilai fraksi (a) dari NDF, ADF dan laju degradasi NDF ADF dan Hemiselulosa. Lama fermentasi yang terbaik pada jerami jagung fermentasi diperoleh pada perlakuan 16 hari.


Author(s):  
Déborah Aires Almeida ◽  
Maria Augusta Crivelente Horta ◽  
Jaire Alves Ferreira Filho ◽  
Natália Faraj Murad ◽  
Anete Pereira de Souza

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document