scholarly journals Dispersi Karbon Monoksida (CO) dari Emisi Transportasi Menggunakan Model Gaussian Line Source di Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Aryo Sasmita ◽  
Imalatunil Khaira ◽  
Shinta Elystia ◽  
Muhammad Reza
Keyword(s):  
Author(s):  
Endrayana Putut L.E.

Abstrak Polusi udara adalah masalah yang sangat penting karena berkaitan dengan penyakit akibat emisi kendaraan bermotor, yang mengandung SO2, CO2, CO, NOx, dan gas – gas lainnya. Simulasi model dispersi udara adalah salah satu cara/metode untuk mempelajari kualitas udara yang sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pada penelitian ini dibahas tentang model matematika dari dispersi emisi gas CO dari kendaraan bermotor roda empat yang melewati jalan layang Waru, Sidoarjo. Persamaan Gauss untuk line source disusun berdasarkan mekanisme transpor polutan secara dispersi, difusi dan adveksi. Dari persamaan tersebut dapat dihitung nilai konsentrasi gas CO untuk ketinggian tertentu secara downwind. Validasi model dilakukan dengan membandingkan konsentrasi gas CO hasil perhitungan model dengan hasil pengukuran konsentrasi gas CO di lapangan. Dengan menggunakan uji R2 diperoleh nilai R2 yang mendekati satu. Karena itu model Gaussian line source digunakan sebagai model dispersi polutan CO. Model ini selanjutnya diselesaikan dan disimulasikan dengan komputer menggunakan bahasa pemrograman Fortran dan divisualisasikan menggunakan perangkat lunak Surfer. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa model Gaussian line source dapat digunakan untuk memodelkan pola dispersi gas CO di ketinggian tertentu secara downwind di jalan layang Waru, Sidoarjo. Hasil visualisasi bulan Juni menunjukkan bahwa pola dispersi gas CO dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Konsentrasi CO pada malam hari lebih tinggi daripada pada siang hari. Dari pola dispersi CO, diusulkan agar di sekitar jalan layang terdapat ruang udara terbuka yang cukup agar bahaya yang ditimbulkan dari polutan CO yang teremisi dari sumber emisinya dapat diminimalkan. Kata Kunci : model line source, layang Waru, CO Abstract Air pollutant is the most important problem because it conducted the illness about vehicle emissions that contained SO2, CO2, CO, NOx, and other gases. The simulation of air dispersion was one model that needed to learn about air quality. In this research, we are interested at fly over Waru, Sidoarjo. The Gaussian equation for line source model was contructed with pollutant transport mechanism by dispersion, diffusion, and advection. We can get the concentration of the CO at the specific height by downwind. The model validation by compared the result of using formula and investigation at various times. By using R2test, we got it value was closed to one. The model are finished and simulated by using Fortran language programme and visualized bu using Surfer. The result of model described that the Gaussian line source model can be used to modeled the dispersion of CO at the specific height by downwind at the fly over Waru, Sidoarjo. The visualization at April showed that the dispersion of CO influenced by direction and speed of the wind. The concentration of CO at night was greater than at mid-day. We suggest that there were enough space around the fly over, suppose to minimize the effect of the pollution. Keywords: content, formatting, article.


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ridwan Maulana

ABSTRAK Perkembangan Kota Pontianak yang semakin pesat, ditambah dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat, telah membuat sistem transportasi jalan raya mengalami tingkat kompleksitas yang tinggi , salah satu dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran udara perkotaan. Particulate Matter (PM10) merupakan salah satu bentuk zat pencemar yang disebabkan oleh sektor transportasi tersebutserta dapat menyebabkan gangguan kesehatan khususnya pada sistem pernapasan. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsentrasi partikulat udara (Particulate Matter (PM10)) khususnya di Jalan Sutan Syahrir, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Kom. Yos. Sudarso Jeruju Kota Pontianak. Ketiga lokasi penelitian tersebut dipilih untuk mewakili peruntukkan tata guna lahan yang berbeda yaitu Jalan Sutan Syahrir berlokasi di pinggiran kota, Jalan Jend. Ahmad Yani berlokasi di tengah kota, dan Jalan Kom. Yos. Sudarso Jeruju yang berlokasi di kawasan industri. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang didapat dari BLHD Provinsi Kalbar yaitu data volume kendaraan yang melintas pada ketiga jalan tersebut. Jenis-jenis kendaraan dibagi menjadi 4 golongan yaitu golongan 1 (sepeda motor), golongan 2 (sedan, angkot, pickup), golongan 3 (bis mikro, bis), golongan 4 (truck 2 as 4 roda, truck 2 as 6 roda, truck 3 as, truk 4 as, trailer).Metode penelitian yang digunakan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu perhitungan (perhitungan beban laju emisi transportasi dan konsentrasi Particulate Matter (PM10) dengan rumus dispersi Gaussian untuk Line Source serta analisis korelasi data untuk memperoleh hubungan antara jumlah kendaraan dengan konsentrasi Particulate Matter (PM10) menggunakan aplikasi SPSS 16. Dari hasil analisis, bahwa jenis kendaraan golongan 1 memiliki kontribusi yang paling besar terhadap konsentrasi Particulate Matter (PM10) yaitu dengan konsentrasi terbesar yaitu 901425,466 dimana nilai konsentrasi tersebut melebihi Ambang Batas Baku Mutu Udara Ambien Nasional yaitu 150 , hal ini dikarenakan sepeda motor memiliki jumlah yang paling banyak apabila dibandingkan dengan kendaraan lain di ketiga jalan tersebut. Kendaraan golongan 2 memiliki jumlah terbanyak kedua diikuti dengan golongan 4 dan 3. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan total memang mempengaruhi konsentrasi Particulate Matter (PM10) pada Jalan Sutan Syahrir, Jalan Jend. Ahmad Yani dan Jalan Kom. Yos Sudarso dilihat dari hasil korelasinya yang mendekati nilai 1 (positif kuat) yaitu 0,963 dengan menggunakan aplikasi SPSS 16. Kata Kunci :Particulate Matter (PM10), Golongan Kendaraan, Korelasi.


Crop Science ◽  
1987 ◽  
Vol 27 (2) ◽  
pp. 354-356 ◽  
Author(s):  
Z. W. Wicks ◽  
M. L. Carson

2003 ◽  
Vol 68 (7) ◽  
pp. 1193-1205
Author(s):  
Jaromír Jakeš

The spin-echo experiment on a spin system with only partial motional narrowing and an exponential field autocorrelation function is considered. The pattern of the intensity decrease in the echo spectra depends on the ratio τ/τc of the time delay τ in the echo experiment to the correlation time τc of the narrowing motion. With the large ratios (fast motion), the decrease is the same as in the case of extreme narrowing; to obtain undistorted T2 values, the ratio should be at least several units in the single-echo experiment and at least few decades in the multiple-echo experiment. With the small ratios (slow motion), the logarithmic decrease depends non-linearly on τ, and the T2 value found by the linear least-squares adjustment is much longer than that obtained from the extreme narrowing approximation. At very small ratios, the multiple echo yields about 3τc/(ωpτ)2 for T2 as compared with 1/(ωp2rc) obtained from the extreme narrowing approximation; ωp2 is the second moment of the Gaussian line being narrowed. The expression for T2 in the multiple spin echo is similar to that previously found for T2e in the solid multiple spin echo. The echo experiment changes the line shape, which at large τ/τc approaches the Lorentzian one. The case of a multiexponential field autocorrelation function is also briefly considered.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document