In vitro culture is a promising technique for mass propagation of high-value species. Study of propagation for Acacia hybrid (A. mangium x A. auriculiformis) through this technique has been conducted using single node stem from seedlings as explants. Growth medium used was modified Murashige and Skoog (MS), basal medium Woody Plant Medium (WPM), and Gamborg (B5) supplemented. The study was conducted in two stages, namely shoot induction and shoot multiplication. The treatment tested was the Benzyl Adenine (BA) supplementation at the concentration of 0.3; 0.7; and 1.0 mgL-1 of. Observation was conducted on the frequency of shoot induction, number of shoot, shoot length and visual performance of the culture. The result showed that treatment of BA 0.7 mgL-1 on modified MS medium is the best for shoot induction, shoot multiplication and visual performace of the culture. The average of number of shoot was 2.6; 5.0 and 7.7 shoots on the first three consecutive subcultures. Changing to different basal medium on the fourth subculture showed that the treatment of BA 0.7 mgl-1 is the best condition for shoot regeneration (12.60 shoots) and shoot length (6.97 cm). The culture from this treatment showed the best visual morphological performance.Keywords:Acacia hybrid; multiplication; subculture; in vitro; BA. ABSTRAKKultur in vitro merupakan suatu teknik yang menjanjikan untuk perbanyakan massal spesies-tanaman bernilai tinggi. Penelitian perbanyakan akasia hibrid (A. mangium x A. auriculiformis) melalui kulturin vitro telah dilakukan dengan menggunakan eksplan berupa batang satu buku yang berasal dari anakan. Media tumbuh yang digunakan adalah media dasar Murashige dan Skoog (MS) yang sudah dimodifikasi, media dasar Woody Plant Medium (WPM), dan Gamborg (B5). Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu induksi tunas dan perbanyakan tunas. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan Benzyl Adenine (BA) dengan konsentrasi 0,3; 0,7 dan 1,0 mg L-1. Pengamatan dilakukan terhadap waktu induksi tunas, jumlah tunas, tinggi tunas dan penampilan biakan secara visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BA 0,7 mg L-1 pada media MS modifikasi merupakan perlakuan terbaik untuk induksi tunas, perbanyakan tunas, tinggi tunas, dan kondisi biakan secara visual. Jumlah rata-rata tunas yang dihasilkan dari perlakuan ini adalah 2,6; 5,0 dan 7,7 tunas pada subkultur pertama, kedua dan ketiga. Pada penggunaan media dasar berbeda pada subkultur keempat menunjukkan bahwa perlakuan BA 0,7 mg L-1 merupakan perlakuan terbaik dengan jumlah tunas sebanyak 12,60 tunas dan rata-rata tinggi tunas 6,97 cm. Biakan yang dihasilkan dari perlakuan tersebut mempunyai penampilan yang baik dan normal.