Keberhasilan Persilangan Padi Beras Putih dan Padi Beras Hitam (Oryza sativa L.)
Padi beras hitam merupakan salah satu pangan fungsional yang didalamnya kaya akan antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan. Perakitan padi hitam sebagai pangan fungsional menjadi salah satu terobosan dalam menghasilkan calon varietas unggul baru padi hitam. Padi hitam memiliki kelemahan salah satunya adalah umur panen yang dalam. Pembentukan keragaman genetik padi dilakukan dengan melakukan persilangan buatan (hibridisasi). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - September 2019 di screen house Fakultas Pertanian Universitas Perjuangan Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah dengan teknik persilangan secara single cross antara tetua betina padi beras putih dan tetua jantan padi beras hitam. Bahan yang digunakan adalah 8 aksesi padi beras hitam (PH1, PH2, PH3, PH4, PH5, PH6, PH7, dan PH8) sebagai tetua betina, dan varietas unggul Inpari13, Inpari18, dan Inpari19 sebagai tetua jantan. Setiap genotipe ditanam sebanyak 4 tanaman diulang 3 kali. Setiap ulangan ditanam dengan perbedaan waktu 7 hari agar bunga betina dan bunga jantan dapat tersedia di waktu yang sama. Hasil menunjukkan bahwa persentase keberhasilan persilangan tertinggi terdapat pada persilangan tetua Inpari19 X aksesi padi hitam. Set persilangan Inpari19 XPH3 memiliki jumlah gabah isi terbanyak rata-rata 35 butir dengan persentase keberhasilan persilangan tertinggi sebesar 35% dibandingkan dengan set persilangan lainnya. Karakter warna menunjukkan seluruh set persilangan menghasilkan warna coklat muda. Kata kunci: antioksidan, antosianin, hibridisasi, padi beras hitam, single cross