scholarly journals URBAN HERITAGE TOURISM SEBUAH KONSEP PELESTARIAN MELALUI PENDEKATAN PARIWISATA

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 67-75
Author(s):  
Mutiawati Mandaka ◽  
Ikaputra Ikaputra

Bangunan-bangunan bersejarah yang ada di berbagai kota di Indonesia merupakan aset penting yang perlu dilestarikan keberadaannya dan berpotensi untuk bisa dikembangkan. Pentingnya pemeliharaan aset bersejarah ini memunculkan sebuah konsep. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji lebih mendalam bagaimana melestarikan bangunan-bangunan bersejarah tersebut agar mampu dipertahankan, diwariskan, dan dilanjutkan kepada generasi yang akan datang sehingga tetap bisa menjadi identitas dan karakter suatu kota. Metode yang digunakan pada paper ini yaitu metode studi literatur. Referensi literatur yangdigunakan semuanya dikaitkan dengan urban, heritage dan tourism. Berdasarkan studi literatur yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa urban heritage tourism merupakan sebuah konsep yang menggabungkan pariwisata dengan pemeliharaan bangunan bersejarah dengan cara memahami prinsip-prinsip heritage, merencanakan pelestarian untuk heritage, memahami prinsip-prinsip perencanaan dan pengembangan urban heritage tourism dan mengaplikasikan urban heritage tourism tanpa mengurangi nilai budaya yang berlaku sehingga urban heritage tourism memiliki peluang untuk menggambarkan masa laluuntuk disajikan pada masa kini dan yang selanjutnya sebagai daya tarik dari suatu kota.

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Ponirin ◽  
Tappil Rambe ◽  
Leylia Khairani

The city of Medan is the third-largest city in Indonesia and has historical buildings or heritage that can be revitalized as a cultural heritage with tourism potential that can be developed. However, until now, the colonial heritage buildings have been destroyed up to 70%. This research method uses a tourism anthropology approach with a qualitative research type that focuses on tourist destinations. The research location is a heritage area, a colonial heritage building in the Merdeka Square segment, Maimoon segment, Benteng segment, Youth segment, Polonia segment, and Sambu segment. The study results reveal that Medan has a heritage in the form of historic buildings that have the potential to be developed and represent the identity of the city of Medan. The potential for tourism development can be carried out in 3 (three) potential areas, namely: 1) The youth segment, which includes Gedung Juang 45, which currently functions as the Sumatran Money Museum, Tip Top Restaurant, and Tjong A Fie Mansion. 2) the Maimoon segment, which includes: Maimoon Palace and the Great Mosque. 3) The Merdeka Square segment includes City Hall, which currently functions as the Grand City Hall, Hotel De Boer (currently called Grand Inna Hotel), and the London Sumatra building. Through urban tourism based on urban heritage tourism, tourists can be invited to appreciate and interpret the objects observed. It serves as education and recreation for the community. This activity is also a means of preserving the wealth and identity of the city of Medan.


Arsitektura ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Cinthyaningtyas Meytasari ◽  
Endah Tisnawati

<span><em>The Old Town Semarang is a historical asset of the former Dutch East Indies colonial that is rich in tourism and science potential. The Old Town Semarang as a historical tourist attraction, divided into aspects of products, physical environment and the driving force of tourism elements. Each aspect has been possessed by The Old Town Semarang, but needs development in order to realize the Old Town Semarang as study center and attractive urban heritage tourism through the development of heritage products, and supported by elements of driving elements of tourism, such as government, private and community, through product studies and the driving force tourism, so that the Old Town Semarang can play a role in science regional tourism, even national, with the needs, tour / tour guides, and community, against the Old Town Semarang. Although in fact there are several inhibiting factors in realizing the Old City of Semarang as a historical tourist attraction.</em></span>


2011 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 62-72
Author(s):  
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty

Pesatnya pertumbuhan perekonomian kota Denpasar sangat mempengaruhi percepatanperkembangan fisik kawasan kota yang ada. Hal ini sebanding dengan peningkatan kebutuhan ruanguntuk menampung kegiatan akibat pertumbuhan ekonomi. Ruang Jl. Thamrin dan Jl. Dr. Soetomomemiliki potensi sebagai kawasan perdagangan pusat kota, dimana terdapat beberapa bangunanartefak bersejarah dengan arsitektur yang khas (Bali), sehingga terbuka kesempatan untukmemadukan aktifitas komersial dengan aktifitas pariwisata. Perkembangan yang terjadi denganperuntukan yang beragam, masih meng-ekspresikan tema – tema berbeda yang belum mewujudkan unity in street design. Metode penelitian yang digunakan dengan Pendekatan manajerial dalam studi pemerintahankota yang lebih menfokuskan bagaimana rancang bangun organisasi pemerintah kota dalammenghadapi masalah – masalah perkotaan yang mendesak untuk dipecahkan. Serta Business planyang akan dikembangkan pada kawasan koridor Jl. Thamrin dan Jl. Dr. Soetomo berdasarkan potensi– potensi yang ada, dengan menggunakan Urban heritage Tourism Development.  Bentuk dasar dari tourism yang terdapat di kawasan luas, daerah dan kota kecil sebagaiperluasan dari dasar fungsi urban, berupa peraturan – peraturan kota sebagai pusat budaya ; atau dalam syarat fasilitas urban untuk penduduk asli ( berupa taman hiburan, taman – taman atau pasar /pertokoan ) yang juga dapat menarik wisatawan. Urban Tourism dapat meningkatkan pendapatandaerah, lapangan kerja dan pajak untuk kota Denpasar, dengan urban tourism dapat mengisikekosongan itu. Kota – kota di Indonesia khususnya di kota Denpasar dimana perkembangan industridan perdagangan berkembang cepat, urban tourism dapat menyediakan keperluan hasil kerajinan lokal untuk menunjang infrastruktur dan membawa masukan pendapatan bagi kota.


2019 ◽  
Vol 3 (02) ◽  
pp. 93-102
Author(s):  
Putri Herlia Pramitasari ◽  
Maria Istiqoma ◽  
Sri Winarni

Konsep wisata urban heritage pada Kelurahan Klojen layak diangkat sebagai daya tarik pariwisata Kota Malang sebagai upaya memperkuat citra kota. Banyaknya potensi fisik dan non-fisik kawasan menjadikan kawasan objek studi sangat potensial dikembangkan menjadi salah satu pilihan kawasan wisata dalam kota. Pelaksanaan pendampingan ini ditujukan sebagai upaya keberlanjutan pengembangan fisik kawasan dalam bentuk perencanaan konsep desain Klojen kuliner heritage pada area objek studi. Metode perancangan arsitektur rasional-pragmatis dijadikan sebagai pendekatan konsep desain. Penataan  fisik kawasan objek studi sepanjang Jl. Trunojoyo hingga Jl. Dr. Sutomo dijadikan sebagai ruang terbuka aktif, edukatif, rekreatif, dan inovatif untuk memperkuat citra kawasan sebagai Klojen Kuliner Heritage. Strategi penataan konsep desain fisik kawasan difokuskan pada pemberian  gerbang masuk destinasi wisata, shelter, billboard, elemen penanda, street furniture bernuansa heritage, perbaikan pedestrian khususnya area sepanjang Jl. Trunojoyo, serta pemberian booth kuliner dan souvenir khas Malang, spot-spot foto, dan panggung kreasi sebagai area atraksi di area Jl. Dr. Sutomo. Upaya perencanaan konsep desain Klojen kuliner heritage harus dapat memenuhi kriteria urban heritage tourism sebagai strategi memperkuat city branding Kota Malang sebagai kota pariwisata dan dapat berjalan sinergi melalui keterlibatan para stakeholders.


2011 ◽  
Vol 183-185 ◽  
pp. 471-479 ◽  
Author(s):  
Jin Hua Luo ◽  
Shu Qi Yuan

Based on an analysis of the status of urban heritage in urban ecosystem and its relationship with urban tourism development on the theory of ecological niche, this paper argues that urban heritage is a kind of nature-based human ecology, merging with natural ecology through the interaction of humans with nature, and urban heritage tourism is a kind of high-level cultural tourism, which is in essence the same with natural ecotourism while the existing problems such as non-ecological hotspots and ecological diseconomy in the urban heritage tourism are believed to take root in the narrowing and lowering of the heritage niche both in human ecology and in tourism exploitation and management. Thus the paper poses the concept of ecotype urban heritage tourism, introducing ecotourism into urban heritage tourism, and discusses the contents and requirements of ecotype urban tourism from three aspects--that is, urban space, development and management, contents and means--so as to construct a healthy urban ecosystem.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document