scholarly journals Economic Feasibility of Dairy Enterprise under Women SHG in Marathwada Region of Maharashtra

Author(s):  
S. G. Ingle ◽  
T. G. Satpute ◽  
G. D. Rede

In India, dairy farming is traditionally practiced enterprise as a supplementary income source with the crop production. The present study was undertaken to analyze the Economic feasibility of Self-Help Groups (SHGs) microfinance for dairy enterprise run by women particularly from buffalos in Marathwada region of Maharashtra state. Whole study was based on the primary data set which was collected from the Parbhani district for year 2015-16. Multistage sampling design was used in selection of district, tehsils, villages and SHG groups. The cross sectional data was randomly collected from the 70 members of buffalo rearing selected SHGs. So the required data was collected by personal interview method using pre tested schedules. The data collected was subjected to tabular and economic feasibility analysis i.e., Net Present Value (NPV), Benefit-Cost Ratio (B/C ratio), Internal Rate of Return (IRR) and Net benefit – investment ratio (N/K ratio). The study revealed that the net present value was found positive and benefit cost ratio more than unity. The internal rate of return was higher than bank rate. So in the study area dairy is feasible enterprise and very much suitable for rural women to practice and empower them economically and socially. This feasibility analysis showed that dairy enterprise through microfinance gives more returns to women entrepreneurs. So, the financial institutions and NGOs should come forward to extent economic support and guidance to rural women through SHGs to take up these enterprises as an income generating activity.

2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 265-270
Author(s):  
Pithunglo L. Kikon ◽  
Dipanjan Kashyap ◽  
Jharna Choudhury ◽  
H. Aisolia Devi ◽  
Rajkumari R. Devi

Dragon fruit is a climbing cacti and a new introduction in India, also known as ‘The wondrous fruit of the 21st Century’ due to its neutraceutical properties. The study was conducted in Dream Dragon Fruit Farm in Nagaland state of India. To estimate the economics of the farm, investment feasibility analysis was performed. The Net Present Value was found positive (Rs. 2,08,29,478.00), which indicates worthy investment of the proprietor. Benefit Cost Ratio was also greater than 1 (2.04), which also favours the investment. Internal Rate of Return of 11.78 clearly indicates a sound financial position of Dream Dragon Fruit Farm and hence the liabilities of the farm could be met easily during any unexpected closure in future. There is a wide scope in taking up dragon fruit farming and with proper Government intervention can lead to massive success for the farmers and a boon for the whole country.


2021 ◽  
Vol 21 (01) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Nelson Yuli Chandra ◽  
Hendra Taufik ◽  
Mardani Sebayang

[ID] Pembangunan gedung parkir Sukaramai Trade Center II ini direncanakan pada tahun 2016 dan di kelola oleh pihak PT. Makmur Papan Permata sebagai penunjang bangunan Sukaramai Trade Center I untuk memenuhi lahan parkir kedepannya, dikarenakan adanya  pembangunan tambahan Sukaramai Trade Center III sehingga pembangunan gedung parkir Sukaramai Trade Center II harus dilaksanakan, sesuai dengan bertambahnya permintaan  konsumen serta lahan yang tidak memenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dari gedung parkir Sukaramai Trade Center II layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek analisis kelayakan finansial dan untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan seperti metode tarif parkir yang digunakan. Metode penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Berdasarkan data dan hasil penelitian di ketahui luas bangunan 3.466 m2 , kapasitas parkir sepeda motor 1103 kendaraan, parkir mobil 325 kendaraan, rata-rata 5 tahun belakang tingkat pertumbuhan kendaraan 10,48%, inflasi 4,87%, menggunakan suku bunga tertinggi pada bank BUMN yaitu bank BTN sebesar 10,50%, sehingga memerlukan total biaya Rp 42.472.500.000,- umur ekonomis bangunan 50 tahun. Dengan tarif parkir/jam Rp 2000,- untuk kendaraan sepeda motor, Rp 5000,- untuk kendaraan mobil, ditinjau dari aspek analisis kelayakan finansial dengan umur bangunan 50 tahun : Net Present Value(NPV)= Rp. (–12.333.948.000,) Benefit Cost Ratio(BCR)= 0,504, Internal Rate of Return(IRR)= 6,69%, dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan. Pembangunan gedung parkir tersebut perlu memperhatikan tingkat pertumbuhan kendaraan, kapasitas parkir, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga, serta tarif parkir yang ditetapkan oleh Pemerintah. [EN] The construction of the Sukaramai Trade Center II parking building was planned in 2016 and managed by PT. Makmur Papan Permata is supporting the Sukaramai Trade Center I building to fill the parking lot in the future, due to the additional construction of the Sukaramai Trade Center III so that the construction of the Sukaramai Trade Center II parking building must be carried out, by increasing consumer demand and land that does not meet. The purpose of this study is to determine whether the construction of the Sukaramai Trade Center II parking building is feasible to carry out based on the aspect of financial feasibility analysis and to determine the factors that need to be considered such as the parking fee method used. This research method uses observation and interviews. Based on data and research results, it is known that the building area is 3,465.98 m2, the parking capacity for motorbikes is 1103 vehicles, 325 car parks, the average 5 years behind the vehicle growth rate is 10.48%, inflation is 4.87%, using the highest interest rate in state-owned banks, namely BTN banks at 10.50% so that it requires a total cost of IDR 42,472,500,000, - the economic age of the building is 50 years. With parking rates/hour Rp. 2000, - for motorbikes, Rp. 5000, - for cars, in terms of financial feasibility analysis aspects with a building age of 50 years: Net Present Value (NPV) = Rp. (-12,333,948,000,) Benefit-Cost Ratio (BCR) = 0.504, Internal Rate of Return (IRR) = 6.69%, declared unfit to be implemented. The construction of the parking building need to pay attention to the growth rate of vehicles, parking capacity, inflation rates, and interest rates, as well as parking rates set by the Government.  


2017 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 240
Author(s):  
Novdin M Sianturi

Abstrak: Pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar masih bertumpu pada pendekatan akhir (kumpul-angkut-buang), dengan tingkat pelayanan yang rendah, sehingga untuk meningkatkan pelayanan sampah, perlu dilakukan pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah dengan melakukan pemilihan di TPS dapat meningkatkan pelayanan aset persampahan sampai tahun  2015 secara teknis operasional dan dari aspek keuangan. Analisa teknis operasional aset pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sedangkan analisa keuangan dan analisa kelayakan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Dari hasil analisa tersebut diperoleh suatu sistem pengelolaan sampah dengan pemilihan di TPS berdasarkan zona pelayanan dengan skala prioritas secara bertahap daritahun 2013-2017, dapat meningkatkan cakupan pelayanan sampah eksisting rata-rata 6,69 %, cakupan pelayanan TPS eksisting rata-rata 8,29 %, dan cakupan pelayanan truk pengangkut sampah eksisting rata-rata 12,03 %. Investasinya layak, diperoleh Net Cashflow pada tahun 2020 sebesar Rp 1.720.242.284,-, NPV suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %,  B/C Ratio > 1, dan PP 4,7 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Dari Metode penelitian ini maka pengumpulan data, observasi lapangan dan pengukuran contoh timbulan sampah dengan sampel 4 TPS perumahan yang terlayani pengangkutan.


2016 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Dessy Putri Andini

Kondisi perekonomian yang sangat sulit saat ini menuntut sebuah unit bisnis untuk bisa menciptakan sebuah unit bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk yang diproduksi harus dapat diterima oleh pasar sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi bisnis kita. Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan studi kelayakan sebuah unit bisnis agar mampu bersaing di dunia bisnis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha waralaba “PANGESTU” dengan menggunakan metode Payback Period, metode Benefit Cost Ratio (BCR), metode Net Present Value (NPV) yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan metode Internal Rate of Return (IRR) yaitu untuk mencari tingkat bunga. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP diperoleh hasil, yaitu 2 tahun 2 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. BCR memiliki nilai lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk diusahakan. NPV bernilai positif, yaitu Rp. 1.099.768.059. IRR bernilai 85,95% lebih besar dari tingkat bunga yang telah ditetapkan yaitu 15%. Sehingga jika usaha ini diwaralabakan pasti banyak yang akan membeli usaha ini.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 61-66
Author(s):  
Sitti Safiatus Riskijah ◽  
Susapto ◽  
Suselo Utoyo

Proyek Pembangunan Perumahan X yang dibangun diatas lahan seluas 267.303,9 m2 memerlukan perencanaan site plan yang baik dan memenuhi peraturan yang berlaku untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Investasi terhadap perumahan memerlukan biaya yang banyak dan waktu yang lama, oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan finansial guna mengetahui apakah investasi pembangunan Perumahan X ini layak atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi site plan eksisting, merencanakan 2 alternatif site plan, mengetahui kelayakan finansial dari 3 site plan yang ditinjau, dan memilih site plan yang terbaik secara finansial.Data yang diperlukan adalah site plan kondisi existing. basic design rumah, Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Harga Satuan Dasar Kota Batu tahun 2017, biaya lahan, dan biaya perijinan. Analisis site plan eksisting berdasarkan PERMENPERA No. 11 tahun 2008, PERDA Kota Batu No. 7 tahun 2011, dan PERWALI Kota Batu No. 43 tahun 2017. Analisis kelayakan finansial menggunakan parameter Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR).Hasil penelitian menunjukkan bahwa site plan A, B, dan C sudah cukup memenuhi persyaratan yang berlaku. Kelayakan finansial dengan konsep site plan A, B, dan C sudah memenuhi kriteria kelayakan dengan parameter PP < periode investasi dengan nilai masing-masing sebesar 5,37 tahun, 5,22 tahun, dan 5,42 tahun, NPV > 0 dengan nilai masing-masing sebesar Rp 58.614.912.810, Rp 77.882.006.896, dan Rp 52.343.746.589, dan BCR > 1 dengan nilai masing-masing sebesar 1,058, 1,075, dan 1,052, sedangankan dengan parameter IRR hanya site plan B yang layak yaitu dengan nilai masing-masing sebesar 27,004%, 32,801% > MARR (30%), dan 24,322%. Ratio). Dengan demikian Site Plan B merupkan site plan yang terbaik secara finansial.


2014 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 173
Author(s):  
Bassam Aldeseit

The main aim of this study was to evaluate financial viability of olive oil mills enterprise. Thirty olive mills were investigated. A questionnaire was designed to obtain information from mills owners. The information obtained was mainly related to costs and returns. Cash flows were derived from costs and returns items of the enterprise. Three main discounted measures of project worth were used; these were Net Present Value (NPV), the Internal Rate of Return (IRR), and the Benefit Cost Ratio (B/C). The results of this study revealed that olive mills could be a viable encouraging, and profitable enterprise because of its capability to generate a highly positive and acceptable NPV (837966.05 JDs). The IRR (85%) and B/C ratio (2.3) values for this enterprise were economically accepted.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Deby Rimba Samudra Fernandez Dacosta ◽  
Luh Putu Suciati ◽  
Djoko Soejono

ABSTRACT  One of the supporters of the national parks of Meru Betiri National Park (TNMB) in land rehabilitation is for the purpose of enhancing the ability and independence community in benefiting forest resource and land optimally. Chilli plant is a plant endemic to Java, which is in the Meru Betiri National Park National Park (TNMB) in addition Java is chili plants intercrop in Meru Betiri National Park as it can grow under the shade of a tree of principal. In addition the existence of the programme planning of aquaculture farming Java Chilli can also increase the income of farmers in land rehabilitation of Meru Betiri National Park National Park (TNMB). This research aims to know the: (1) financial feasibility analysis of effort of land rehabilitation Resort Java Chilli Wonoasri Meru Betiri National Park National Park (TNMB) District Jember; (2) the sensitivity of farming Java Chili against the decline in production and a decrease in the price of production. The research results showed that: (1) analysis ofthe feasibility of farming chili Java at Resort Wonoasri Garden Meru Betiri National Park (TNMB) with the investment criteria of Jember District shows the result with the value as follows: Net Present Value (NPV) worth Rp 94,783,796; PR worth 13.63; Net benefit Cost (Net/B/C) worth 13.63; Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) worth 3.71 and Internal Rate of Return (IRR) is worth 43.7%. Based on the results of financial eligibility criteria then Java chili farming deserves to be run and developed. (2) J ava chili farming is not sensitive to a decrease in production of 40% so that the Java chili farming is still eligible to run and developed and insensitive Java chili farming is taking action against a price reduction of 18%.Keywords: Java Chili, Feasibility Analysis, Sensitivity Analysis  ABSTRAK Salah satu kegiatan pendukung Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) di lahan rehabilitasi adalah dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan manfaat sumberdaya hutan dan lahan secara optimal. Tanaman cabe jawa merupakan tanaman endemik yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) selain itu tanaman cabe jawa merupakan tanaman sela di Taman Nasional Meru Betiri karena dapat  tumbuh dibawah naungan pohon pokok. Selain itu dengan adanya program tersebut perencanaan budidaya usahatani cabe jawa juga dapat meningkatkan pendapatan petani di lahan rehabilitasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) analisis kelayakan finansial usaha cabe jawa lahan rehabilitasi Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Kabupaten Jember; (2) sensitivitas usahatani cabe jawa terhadap penurunan produksi dan penurunan harga produksi. Hasil penelitianmenunjukan bahwa: (1) analisis kelayakan usahatani cabe jawa di Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Kabupaten Jember dengan kriteria investasi menunjukkan hasil dengan nilai sebagai berikut: Net Present Value (NPV) bernilai Rp 94.783.796; PR bernilai 13,63; Net benefit Cost (Net B/C) bernilai 13,63; Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) bernilai 3, 71 dan Internal Rate of Return (IRR) bernilai 43,7%. Berdasarkan hasil kriteria kelayakan finansial maka usahatani cabe jawa layak untuk dijalankan dan dikembangkan. (2) Usahatani cabe jawa tidak peka terhadap penurunan produksi sebesar 40% sehingga usahatani cabe jawa masih layak untuk dijalankan dan dikembangkan dan usahatani cabe jawa tidak peka tehadap penurunan harga sebesar 18%. Kata Kunci: Cabe Jawa, Analisis Kelayakan, Analisis Sensitiitas.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Waluyo Sulistiono

Penelitian ini merupakan manajemen investasi PLTMH yang berlokasi di Desa Siteba Kecamatan Walenrang Utara kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan. Peranan yang digunakan untuk analisis investasi adalah uji Pay Back Periode (PBP), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Sementara untuk uji tingkatpengembalian investasi digunakan uji ROI (Return of Invesment) dan MEC (Marginal Effecienci of Capital). Hasil penelitian menunjukan bahwa debit sungai makawa mampu membangkitkan daya sebesar 7500 kW. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil Pay Back Periode (PBP) 4 tahun 8 bulan kurang dari waktu yang diisyaratkan selama 6 tahun. BEP (Break Even Poin) diperoleh titik impas dengan biaya Rp. 435.976.836.947 selama 6,56 Tahun. Benefit Ratio (BCR) sebesar 1,75 lebih besar dari 1, NPV On Project = Rp. 77.315.882.558 > 0, IRR On Project yang diperoleh adalah 18 % dan NPV On Equity = Rp. 89.421.236.401 > 0,danIRR On Equity yang diperoleh adalah 25,26%. Hasilperhitungan terhadap PBP, BCR, NPV, dan IRR, menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan. Selain itu dengan ROI sebesar 18% dan MEC sebesar 21% menunjukkan proyek PLTMH Siteba Energy IV layak untuk direalisasikan karena menguntungkan bagi investor.


2016 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Ermiati Ermiati ◽  
Ekwasita Rini Pribadi ◽  
Agus Wahyudi

<p class="IsiabstrakIndonesia">Sistem usahatani integrasi seraiwangi-ternak sapi dapat meningkatkan nilai tambah, menjamin kelestarian sumber daya alam, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengkaji sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi yang dilakukan di Kebun Percobaan Manoko Lembang, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Indonesia pada April 2014. Parameter yang diamati meliputi; produksi seraiwangi, ampas hasil penyulingan minyak seraiwangi, minyak seraiwangi, kotoran sapi, harga sapi dan produksi susu sapi. Data dianalisa menggunakan analisis <em>Net Present Value</em> (NPV), <em>Benefit Cost Ratio </em>(B/C) rasio dan <em>Internal Rate of Return </em>(IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi layak diusahakan dan memberi keuntungan ganda kepada petani. Untuk usahatani seraiwangi dengan total produksi sebanyak 270.000 kg ha<sup>-1</sup> (=1.755 liter minyak seraiwangi), @ Rp 500,- kg<sup>-1</sup> basah dengan DF 15% per tahun, memberikan NPV sebesar Rp 37.462.817,-, B/C rasio = 1,44 dan IRR = 35,96%. Penyulingan minyak seraiwangi berbahan bakar kayu dengan harga minyak Rp 170.000,- liter<sup>-1</sup>, memberikan NPV sebesar Rp 38.947.118,-, B/C Rasio 1,28 dan IRR 29,45%. Sedangkan dengan memakai biogas memberikan NPV, B/C Rasio dan IRR lebih tinggi, masing-masing Rp 64.575.654,-, 1,55 dan 36,27%. Limbah penyulingan daun seraiwangi yang dihasilkan sekitar 44.797 kg ha<sup>-1</sup> tahun<sup>-1</sup>, ini dapat digunakan sebagai pakan 5-6 ekor sapi. Untuk budidaya ternak sapi, memberikan NPV Rp 61.302.125,-, B/C Rasio 1,42 dan IRR 42,60 % selama 6 tahun.</p>


AGRIMOR ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 15-16
Author(s):  
Adeline Norawati Hutapea ◽  
Yosefina Marice Fallo

Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan finansial industri kecil tempe di Kelurahan Oelami Kecamatan Bikomi Selatan Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2015. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitis dan menggunakan data primer dan data sekunder. berupa modal, tenaga kerja, bahan baku, teknologi, produksi, pemasaran dan kelayakan finansial dengan teknik sampling sensus. Analisis kelayakan investasi menggunakan analisis Net Present Value (NPV), dan untuk mengetahui industri kecil tempe layak atau tidak untuk terus dijalankan menggunakan analisis Benefit Cost Ratio (BCR), sedangkan analisis Internal Rate of Return (IRR) untuk mengetahui kelayakan investasi dan operasional industri tempe. Hasil penelitian menunjukkan nilai BCR (1,1) > 1, artinya industri tempe layak dilanjutkan, dan nilai NPV positif (+) menunjukkan industri tempe tersebut layak dilakukan investasi. Sedangkan nilai IRR (30,3519%) > bunga pinjaman (DF=18%) menunjukkan industri tempe di Kelurahan Oelami layak untuk dilakukan investasi dan menjalankan operasional perusahaan dan Break Event Point (BEP) sebesar 180.496 unit/tahun. Dengan demikian industri kecil tempe bisa dikembangkan karena memberikan potensi keuntungan. ©2017 dipublikasikan oleh Agrimor.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document