Jurnal Teknik Sipil
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

46
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Atma Jaya Yogyakarta

2549-2918, 1411-660x

2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Arwan Apriyono ◽  
Sumiyanto Sumiyanto ◽  
Nanang Gunawan Wariyatno

Gunung Tugel is an area that located Patikraja Region, Southern Banyumas. Thetopography of the area is mostly mountainous with a slope that varies from flat to steep. Thiscondition makes to many areas of this region potentially landslide. In 2015, a landslideoccurred in Jalan Gunung Tugel. The Landslide occurred along 70 meters on the half of theroad and causing traffic Patikraja-Purwokerto disturbed. To repair the damage of the road andavoid further landslides, necessary to analyze slope stability. This study is to analyze landslidereinforcement that occurred at Gunung Tugel and divides into 3 step. The first step is fieldinvestigation to determine the condition of the location and dimensions of landslides. Thesecond step is to know the soil parameters and analyzes data were obtained from the field. Andthe final step is analyzed of the landslide reinforcement by using data obtained from thepreceding step. In this research, will be applied three variations of reinforcement i.e. retainingwall, pile foundation and combine both of pile foundations and retaining wall. Slope stabilityanalysis was conducted using limit equilibrium method. Based on the analysis conducted onthe three variations reinforcement, combine both of pile foundations and retaining wall morerecommended. Application of and combine both of pile foundations and retaining wall is themost realistic option in consideration of ease of implementation at the field. From thecalculations have been done, in order to achieve stable conditions need retaining wall withdimensions of 2 meters high with 2,5 meters of width. DPT is supported by two piles of eachcross-section with 0.3 meters of diameter along 10 meters with 1-meter in space. Abstrak: Gunung Tugel adalah salah satu daerah yang terletak di Kecamatan PatikrajaKabupaten Banyumas bagian selatan. Kondisi topografi daerah tersebut sebagian besar berupapegunungan dengan kemiringan yang bervariasi dari landai sampai curam. Hal inimenyebabkan banyak daerah di wilayah Gunung Tugel yang berpotensi terjadi bencana tanahlongsor. Pada tahun 2015, peristiwa longsor kembali terjadi di ruas Jalan Gunung Tugel.Kelongsoran yang terjadi sepanjang 70 meter pada separuh badan jalan tersebut menyebabkanarus lalu lintas patikraja-purwokerto menjadi terganggu. Untuk memperbaiki kerusakan jalandan mencegah kelongsoran kembali, diperlukan analisis perkuatan tanah terhadap lerengtersebut. Studi analisis penanggulangan kelongsoran jalan yang terjadi di Gunung Tugel inidilakukan dengan tiga tahapan. Tahapan pertama adalah investigasi lapangan untukmengetahui kondisi lokasi dan dimensi longsor serta mengambil sampel tanah di lapangan.Tahap kedua adalah melakukan pengujian parameter tanah dan analisis data yang diperolehdari lapangan. Tahapan yang terakhir adalah analisis penanggulangan longsor denganmenggunakan data yang diperoleh dari tahapan sebelumnya. Pada penelitan ini, akanditerapkan tiga variasi perkuatan lereng yaitu dinding penahan tanah (DPT), turap dan DPTyang dikombinasikan dengan pondasi tiang. Analisis stabilitas lereng dilakukan dengan metodekeseimbangan batas. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap ketiga variasiperkuatan, DPT dengan kombinasi tiang pancang lebih direkomendasikan. Penerapan DPTyang dikombinasikan dengan minipile merupakan pilihan yang paling realistis denganpertimbangan tingkat kemudahan pelaksanaan di lapangan. Dari perhitungan yang telahdilakukan, untuk mencapai kondisi stabil diperlukan DPT dengan dimensi tinggi 2 meterdengan lebar bawah 2,5 meter. DPT tersebut ditopang oleh dua tiang tiap penampangmelintang dengan diameter 0,3 meter sepanjang 10 meter dengan jarak antar tiang 1 meter.kata kunci: tanah longsor, perkuatan tanah, metode keseimbangan batas


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Harijanto Setiawan

Contractors as a part of construction industry run their business in many unique ways.Instead of running unique business, contractors’ business also been considered as a business invery high competition. In this bisnis environment, contractors need to implement proper businessstrategy in order to be success in their business. Entrepreneurship has been developed very rapidlybecause it has been considered as a strategy to support business success in many business areas.Considering the uniqueness of contractors’ business, therefore entrepreneurship is considered to beimplemented by contractors in many unique way comparing to other businesses. This study isaimed to find the concept of entrepreneurship for contractors. Entrepreneurship in this study willbe focused on corporate entrepreneurship which is elaborated into five dimensions: autonomy,competitive aggressiveness, innovativeness, proactiveness and risk taking. Data was collected bysemi-structure interview with top managers of contractors in Indonesia. The transcript of theinterviews were analyzed using thematic analysis that is carried out manually and then continuedby using Nvivo Software. This study finds how is the implementation of those five dimensionsespecially for contractors. Abstrak: Kontraktor adalah perusahaan dalam industri konstruksi yang menjalankan usahanyadengan berbagai keunikannya. Selain bisnisnya yang unik, bisnis kontraktor juga dikategorikansebagai bisnis dengan persaingan yang tinggi. Menghadapi situasi ini, kontraktor dituntutmenjalankan strategi bisnis yang tepat sehingga mampu mendukung keberhasilan usahanya.Kewirausahaan yang telah berkembang pesat karena dijumpai mampu mendukung keberhasilanberbagai bidang usaha diharapkan akan mampu pula mendukung keberhasilan usaha kontraktor.Mengingat usaha kontraktor yang unik maka kewirausahaan untuk kontraktor juga akanmempunyai beberapa kekhususan dibandingkan kewirausahaan pada bidang usaha lain. Penelitianini bertujuan untuk menemukan konsep kewirausahaan untuk kontraktor. Kewirausahaan padapenelitian ini difokuskan pada kewirausahaan tingkat perusahaan atau dikenal dengankewirausahaan korporasi yang dijabarkan dalam lima dimensi, yaitu: otonomi, agresif dalampersaingan, berinovasi, proaktif dalam meraih peluang dan berani mengambil risiko. Pengumpulandata dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dengan para pimpinan kontraktor di Indonesia.Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan analisis tematik yang diawali analisis secaramanual yang kemudian dilanjutkan dengan bantuan perangkat lunak Nvivo. Hasil penelitian inimenemukan bagaimana kelima dimensi tadi diterapkan sesuai dengan keunikan bisnis kontraktor.Kata kunci: : kewirausahaan korporasi, kontraktor, Indonesia


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 62 ◽  
Author(s):  
Budijanto Widjaja ◽  
Priscillia Sundayo

For fine soils, the most common laboratory tests are Atterberg limits, i.e. plastic andliquid limits. This paper presents two standards for determining liquid limit: ASTM and BritishStandards. Both standards use Casagrande cup and fall cone penetrometer tests. In spite of thefact from its a dvantage and shortcoming, fall cone penetrometer tends the minimum operatormistakes comparing to Casagrande cup. Moreover, a lack for determining plastic limit using byrolling soil samples with three mm in diameter also is caused by operator error. To reduce thathuman error, Lee and Freeman recommend using fall cone penetrometer to obtain plastic andliquid limits by a combination of two distinct weight of cones. In this research, tests wereconducted using two combinations of two different weight of cones. There are 12 remoldedsamples taken from Java and Madura islands. A combination using cones with single anddouble standard weight gives a better result that a combination with single and triple standardweight. The contribution of this research at least gives an alternative way to determine plasticand liquid limits using fall cone penetrometer test. Abstrak: Untuk penyelidikan tanah geoteknik, umumnya pada tanah butir halus diujibatas-batas Atterberg yaitu berupa batas cair dan batas plastis. Makalah ini menyajikandua standar pengujian untuk batas cair yaitu standar ASTM dan British. Kedua standartersebut masing-masing menggunakan Casagrande cup dan fall cone penetrometer. Di balikkelebihan dan kekurangannya, fall cone penetrometer cenderung memberikan nilaikesalahan operator yang lebih rendah dibandingkan dengan Casagrande cup. Selain itu,dengan standar untuk menentukan batas plastis juga memiliki kekurangakuratan karenaproses penggulungan tanah dengan diameter 3 mm tergantung kepada pengalaman operator.Dengan tujuan untuk mengurangi kesalahan manusia tersebut, Lee dan Freemanmengusulkan penggunaan fall cone penetrometer test untuk menentukan batas plastisselain batas cair dengan menggunakan kombinasi dari dua berat konus yang berbeda.Di dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan dua macamkombinasi dua berat konus yang berbeda. Sampel tanah yang diuji adalah sampelremolded sebanyak 12 buah yang tersebar lokasi pengambilan sampelnya di Pulau Jawa danMadura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi konus standar dankonus dengan berat dua kali berat konus standar memberikan hasil yang lebih baikdibandingkan dengan kombinasi konus standar dan konus dengan tiga kali berat konusstandar. Kontribusi penelitian ini sekurang-kurangnya memberikan alternatif lainpenentuan batas plastis dan batas cair dengan menggunakan fall cone penetrometer test.Kata kunci: batas cair, batas plastis, metode Lee dan Freeman, fall cone penetrometer,variasi konus


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Eliza Purnamasari Poei ◽  
J.Dwijoko Ansusanto

Yogyakarta as student city and tourist destination that will cause the number of immigrantsstudying or sightseeing in Special Region of Yogyakarta increasing from year to year. Yogyakartais like a miniature Indonesia, a wide variety of people with cultures and tribes can befound here, they perform daily activities with their behavior and habits of each. The number ofmotorvehicles in Yogyakarta also increased from year to year. Motor vehicle technology is moreadvanced offset by road users catch up with the times of fast-paced, causing traffic on the highwayis getting crowded. If road users is not an orderly way, behaving arbitrarily can endanger otherroad users. The purpose of this study are : a) To investigate the behavior of road users, both driversand pedestrians in DIY, b) analyzing public opinion on the behavior of road users when passtrafficon the highway. Direct observation in the field and deployment questionnaire conducted inDIY. The analysis showed that most motorcyclists do not obey traffic sign or jumping red. Overtakethe vehicle from the left side of the overtaken vehicle. Turn right or left is not lit the lampsign. That respondents believe that the implementation of orderly traffic both closely associatedwith “The application of sanctions/penalties consequently” (64%). Accident ever experienced 54%of respondents in the province is a collision with a motorcycle. The main cause of accidents due tolack of concentration, 33% of accidents occurred at noon. According to respondents the reasondoes not obey traffic signs / road markings 65% because “ there are no policemen watching”.Usually respondents APILL light violation 61% at the moment “in a hurry because nearly/toolate to school/work/point of interest. Abstrak : Yogyakarta sebagai kota pelajar dan daerah tujuan Wisata menyebabkan Jumlah pendatangyang akan menuntut ilmu maupun berwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta semakinmeningkat dari tahun ke tahun, Yogyakarta bagaikan miniaturnya Indonesia, berbagai ragam orangdengan budaya dan suku dapat dijumpai disini, mereka melakukan aktifitas sehari-hari dengan perilakudan kebiasaan mereka masing-masing. Jumlah kendaraan bermotor yang ada di DIY jugameningkat dari tahun ke tahun. Teknologi kendaraan bermotor yang semakin maju diimbangi olehpengguna jalan yang mengikuti derap langkah perkembangan zaman yang serba cepat, menyebabkanlalu-lintas di jalan raya semakin padat. Jika pengguna jalan tidak tertib, berperilaku semaunyasendiri dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan yang lain.. Tujuan penelitian iniadalah : a) Menginvestigasi perilaku pengguna jalan , baik pengemudi maupun penyeberang jalandi DIY, b) Menganalisis penilaian masyarakat terhadap perilaku pengguna jalan saat berlalu-lintasdi jalan raya. Pengamatan langsung di lapangan dan penyebaran questioner dilakukan di wilayahDIY.Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna sepeda motor tidak mentaatirambu maupun APILL, menyalip kendaraan dari sisi kiri kendaraan yang disalip, berbelok kananatau kiri tidak memberi tanda lampu sign . Pendapat responden bahwa pelaksanaan tertib lalulintasyang baik berkaitan erat dengan “Penerapan sanksi/hukuman secara konsekuen”(64%). Kecelakaanyang pernah dialami responden di DIY 54% adalah tabrakan dengan sepeda motor, sebabutama kecelakaan karena kurang konsentrasi (38%), kecelakaan terjadi 33% pada siang hari..Menurut responden alasan tidak mematuhi rambu lalu-lintas /marka jalan 65% karena “tidak adapolisi yang mengawasi”. Biasanya responden melanggar lampu APILL pada saat “Tergesa-gesakarena hampir /sudah terlambat ke sekolah/tempat kerja/tempat tujuan” (61%).Kata kunci:: lalu-lintas, perilaku, keselamatan, pengguna jalan, kendaraan


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Bambang Sulistiono ◽  
Aditya Ferry Ardiyanto

Along Palagan Tentara Pelajar Street, rainfall runoff floods Sariharjo area regularly.The inundation is triggered by drainage channel that cannot convey rainfall runoff therefore itfloods street and settlement. Flood mitigation is conducted by evaluating existing channelcapacity. Several analyses were carried out such as evaluation of existing drainage network,calculation of flood discharge, and channel hydraulic calculation. Flood discharge is analyzed byusing rational method, and channel conveyance discharge is calculated by using Manningequation. Forty masonry channels were evaluated to determine their discharge conveyance. Theywere evaluated by using areal rainfall discharge method, and street drainage method at 5 yearsreturn flood discharge. All of channels cannot convey areal rainfall discharge. Moreover therewere 5 channels that cannot convey flood discharge calculated by using street drainagemethod. Dimension improvement is needed to overcome inundation. Channel width must beincreased from 0.30 m to 0.60 m, and channel height must be improved 0.60 m to 0.90 m.Abstrak: Banjir dan genangan pada badan jalan masih terjadi di kawasan desa Sariharjo, lokasi terparah pada jalan Palagan Tentara Pelajar. Genangan disebabkan oleh saluran drainase yangtidak mampu lagi menampung air hujan, sehingga melimpas ke badan jalan dan pemukimanpenduduk, menyebabkan kerugian berupa terganggunya arus lalulintas (kemacetan). Oleh karenaitu, perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi kapasitas saluran yang ada. Data sekunderdiperlukan meliputi peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), data hujan harian, sedangkan data primeradalah pengukuran langsung dari semua saluran drainase pada wilayah penelitian, kondisi saluran,dan lokasi saluran yang sering meluap. Analisis yang dilakukan meliputi pola jaringan drainaseeksisting, banjir rancangan, dan hidraulika saluran. Banjir rancangan dihitung dengan cararasional, sedangkan debit dihitung dengan persamaan kontinuitas, dengan menggunakanpersamaan kecepatan Manning’s. Berdasarkan RBI dan pengamatan lapangan pola jaringanmerupakan pola jaringan campuran, dengan jumlah penggal saluran 40 buah (S1 sampai S40),dengan kondisi saluran yang masih relatife baik dengan jenis dinding pasangan batu kali diplester,berbentuk segiempat. Berdasar analisis banjir wilayah hampir semua saluran tidak mampumenampung banjir 5-tahunan, sedangkan pada analisis drainase jalan terdapat 5 saluran yang tidakmampu menampung banjir 5-tahunan. Kelima saluran tersebut adalah S10, S16, S24, S31, danS36. Untuk dapat menampung debit banjir, maka kelima saluran tersebut di disain ulang sehinggadiperoleh dimensi baru untuk saluran S10, S16 dan S24 dengan lebar 0,30 m dan tinggi 0,60 m,saluran S31dengan lebar 0,45 dan tinggi 0,9 m, dan S36 dengan lebar 0,3 dan tinggi 0,6.Kata kunci: banjir, genangan, drainase, kapasitas saluran


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Dewa Ketut Sudarsana ◽  
Mayun Nandiasa ◽  
Ida Bagus Made Artamana

Road safety is a topic that came out over the years and has now become a worldwideproblem. This can be picked up with the founding of the Decade of Action for Road Safety 2010-2020 by the United Nations. Efforts of prevention road safety during the implementation of roadimprovement has been specified in the path of contract execution. However, assessment of safetyaudits in the work zone on the road improvements has not been studied. Descriptive method used toidentify related attributes of safety in the work zone. Hierarchy and the weighting of each attribute isused the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results obtained in, the weighting of the 4criteria division of work zones in sequence from the weight of greater are: the work zone; closerszone; initial taper zone and end taper zone by weight are: 59%; 27%; 9% and 6%. Weight rating ofalternative attributes for closers zone criteria is: road work warning signs: lane usage instructionssigns; closers zone distance; narrowing of lanes of the road warning signs and speed limit warningsigns, with their respective weights are: 46%; 23%; 15%; 11%; 5%. Weight rating attributesalternative to early taper zone criteria are: the installation of cone/guardrail; reflector at the initial ofthe work zone; minimum taper length requirement with respective weights: 53%; 30%; 17%.Assessment criteria attribute for the work zone are: minimum length of the work zone; the minimalwidth of the work zone; installation cone/guardrail; and the minimum distance between work zones,with respective weights: 70%; 15%; 9%; 6%. And the weight of attribute ratings for end zonecriteria is: the installation of cone/guardrail and followed with a minimum length end taperrequirements, with respective weights: 82%; 18%. Abstrak: Keselamatan Jalan merupakan isu yang mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudahmenjadi permasalahan global. Hal ini dapat dilihat dengan dicanangkannya Decade of Action forRoad Safety 2010-2020 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Upaya pencegahan keselamatan dijalanselama masa pelaksanaan peningkatan jalan telah diatur dalam kontrak pelaksanaan jalan. Namuncara penilaian pemeriksaan keselamatan di jalan pada zona kerja pelaksanaan peningkatan jalanbelum diteliti. Metode deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi atribut terkait aspek keselamatandi zona kerja pekerjaan jalan. Hirarki dan pembobotan penilaian masing masing atributmenggunakan metode Proses Hirarki Analitikal (PHA). Hasil rancangan pembobotan pada levelkreteria medapatkan 4 kreteria pembagian zona kerja secara teurut dari bobot kepentingan yanglebih besar adalah zona kerja; zona pendekat; zona taper awal dan zona taper akhir dengan bobotadalah 59%; 27%; 9% dan 6%. Bobot penilaian atribut alternative untuk kreteria zona pendekatadalah: rambu peringatan ada pekerjaan jalan; rambu petunjuk penggunaan lajur; jarak zonapendekat; rambu peringatan penyempitan lajur jalan dan rambu peringatan batas kecepatan, denganbobot masing-masing adalah: 46%; 23%; 15%; 11%; 5%. Bobot penilaian atribut alternative untukkreteria zona taper awal adalah: pemasangan kerucut/guardrail; pemasangan reflector padapertemuan taper awal dengan zona kerja; persyaratan panjang taper minimum dengan bobot masingmasing:53%; 30%; 17%. Penilaian atribut untuk kreteria zona kerja adalah: panjang zona kerjaminimum: lebar zona kerja minimum; pemasangan kerucut/guardrail; dan jarak antar zona kerjaminimum, dengan bobot masing-masing: 70%; 15%; 9%; 6%. Dan bobot penilaian atribut untukkreteria zona penjauh adalah: pemasangan kerucut/guardrail dan diikuti dengan persyaratanpanjang taper akhir minimum, dengan bobot masing-masing: 82%; 18%.Kata kunci: keselamtan, metode PHA, zona kerja, peningkatan jalan


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 20 ◽  
Author(s):  
Eratodi IGLB ◽  
Ariawan Putu

Rigid concrete pavement is a pavement needed on a special typical load area and alsoneeded a low maintenance. Problems arise when there is limited sand material available and the costis also expensive. Solutions developed in this research apply cement composite materials mixedwith bamboo shavings waste hence building materials that are lightweight, environmentally friendlyand has the character of a concrete class were obtained. This cement composite material hasadvantages in utilization of bamboo shaving waste and therefore reduces environmental pollution.The purpose of this research were to engineer alternative paving materials in the form of pavingblock made of bamboo shaving waste mixture composite cement. This research has obtained theoptimum physical and mechanical properties of the composite cement material and paving block at aspecific mixture composition. The physical and mechanical properties that are tested on pavingblock samples had five compositions variation of cement (S): sand (P): and bamboo fibre (B) of1:6:0; 1:4.5:1.5; 1:3:3; 1:1.5:4.5; and 1:0:6 respectively with catalyst of CaCl2 as much as 3 %volume. The results have showed that the physical properties of the concrete slab have optimumwater content of 16.67 % at variation of 1:4.5:1.5 and optimum mass density of 0.550 kg/m3 atvariation of 1:3:3. The mechanical properties test of the concrete slab have showed meancompressive strength of 19.8 MPa, mean Modulus of Rupture (MOR) of 16.40 MPa and meanModulus of Elasticity (MOE) of 11,500 MPa respectively at variation of 1:4.5:1.5. Optimum wearresistance value at variation of 1:3:3 on average were 0.698 mm/min. The physical properties testresults for the paving block had mean water content of 6.77 % and mean mass density of 0.761kg/m3 respectively at variation of 1:3:3. The value of mean MOR, mean MOE and mean wearresistance were 27.16 MPa, 11,583 MPa and 0.864 mm/min respectively for variation of 1:3:3. Abstrak: Perkerasan jalan beton merupakan perkerasan yang dibutuhkan pada area bertipikal bebankhusus dan low maintenance. Permasalahan penggunaan beton muncul ketika ketersediaan bahanpasir terbatas dan harganya mahal. Solusi yang dikembangkan dalam penelitian ini menerapkanbahan komposit semen dengan limbah serutan bambu sehingga diperoleh bahan bangunan yangringan, ramah lingkungan dan memiliki karakter sekelas beton. Bahan semen komposit ini memilikikeuntungan dalam pendayagunaan limbah serutan bambu sehingga ikut mengurangi pencemaranlingkungan. Tujuan penelitian ini adalah membuat rekayasa komponen bahan alternatif perkerasanjalan dalam bentuk paving block dari semen komposit campuran bahan limbah serutan bambu.Penelitian ini mendapatkan sifat fisika dan mekanika optimum bahan semen komposit dan pavingblock pada komposisi campuran tertentu. Sifat fisika dan mekanika yang diuji pada benda uji pavingblock dengan 5 variasi perbandingan semen(S): pasir(P): dan serat bambu(B), yaitu 1:6:0; 1:4,5:1,5;1:3:3; 1:1,5:4,5 dan 1:0:6 dengan katalis CaCl2 sebanyak 3% volume. Hasilnya menunjukkan sifatfisika papan semen memiliki nilai optimum kadar air 16,67% pada variasi 1:4,5:1,5 dan berat jenisoptimum 0,550 kg/m3 pada variasi 1:3:3. Hasil uji sifat mekanika papan semen yaitu kuat tekan rataratasebesar 19,8 MPa, Modulus of Repture (MOR) rata-rata sebesar 16,40 MPa dan Modulus ofElasticity (MOE) rata-rata sebesar 11.500 MPa pada variasi 1:4,5:1,5. Nilai ketahanan aus optimumpada variasi 1:3:3 rata-rata sebesar 0,698 mm/menit. Hasil uji sifat fisika paving block dengan kadarair rata-rata 6,77% dan kerapatan rata-rata 0,761 kg/m3 pada variasi 1:3:3. Nilai rata-rata MOR,MOE dan ketahanan aus masing-masing sebesar 27,16 MPa, 11.583 MPa, dan 0,864 mm/menit padavariasi 1:3:3.Kata kunci : Serutan bambu, semen komposit, paving block.


2017 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
NKA Agustini ◽  
Andreas Triwiyono

Protection against fire is important to maintain the strength of the structure. Fireproofing can be used as an anticipation to reduce the spread of the fire. Evaluation the effect of fire on structural elements is generally performed by a numerical approach. Analysis of simple beam IWF 150x75x5x7 with 3,5 span length using varied fireproofing such as CAFCO 300, Carboline Type 5 MD and Typo WR-AFD was conducted with Abaqus CAE 6.11-1. Nonlinear material properties of steel based on Eurocode 3 while thermal properties of fireproofing are constant. Thickness variation of fireproofing are 10 and 20 mm. Pressure load was carried on the top flange of steel beam. ASTM E-119 used as a thermal load by conduction on 3 sides (left, right and bottom) with duration of 2 hours.  The results showed that type and thickness variation of the fireproofing has a significant effect on the fire resistance of steel beams. The highest temperatures occur when steel coated by Typo WR-AFP and the lower temperatures occur when steel coated by CAFCO 300. Maximum deflection of steel beam occurred when steel coated by Typo WR-AFD. Steel beam with Typo WR-AFD experiencing a critical deflection with the fastest time of 4.80 minutes at 10 mm thick and 9.10 min at 20 mm thick. Steel beam with 10 mm thick of fireproofing achieve yield stress when the time 14.03, 8.86 and 5, 12 minutes for fireproofing CAFCO 300, Carboline Type 5 MD and Typo-AFD WR. Steel beam with 20 mm thick of fireproofing  experiencing yield stress only on Typo WR-AFD at 10.22 minutes.  Abstrak : Perlindungan terhadap api (kebakaran) merupakan hal penting untuk mempertahankan kekuatan struktur sehingga masih dapat menahan beban rencana. Lapisan fireproofing pabrikasi dapat digunakan sebagai antisipasi untuk mengurangi rambatan panas akibat kebakaran. Evaluasi pengaruh kebakaran pada elemen struktur umumnya dilakukan dengan pendekatan numerik. Analisis pengaruh ketebalan dan sifat termal fireproofing jenis spray applied materials bervariasi yaitu CAFCO 300, Carboline Type 5MD dan Typo WR-AFD terhadap ketahanan api balok sederhana IWF 150x75x5x7 menggunakan Abaqus CAE 6.11. Material baja bersifat non linier sesuai Eurocode 3 sedangkan sifat termal fireproofing bersifat konstan. Variasi ketebalan lapisan digunakan 10 dan 20 mm. Beban tekan (pressure loads) dikerjakan di sayap atas balok. Beban termal menggunakan standar api ASTM E-119 secara konduksi di 3 sisi (samping kiri, kanan dan bawah) dengan durasi 2 jam. Hasil penelitian menunjukkan variasi jenis dan ketebalan fireproofing memberikan pengaruh signifikan terhadap ketahanan api balok baja. Suhu baja tertinggi terjadi saat baja dilapisi fireproofing jenis TYPO WR-AFP dan terendah saat dilapisi fireproofing CAFCO 300. Baja dengan lapisan fireproofing TYPO menghasilkan lendutan paling besar dibanding baja dengan lapisan fireproofing lainnya Baja dengan lapisan fireproofing Typo WR-AFD mengalami lendutan kritis dengan waktu tercepat yakni 4,80 menit saat tebal 10 mm dan 9,10 menit tebal 20 mm Baja dengan lapisan fireproofing 10 mm mencapai tegangan leleh saat waktu 14,03 , 8,86 dan 5, 12 menit untuk fireproofing CAFCO 300, Carboline Type 5 MD dan Typo WR-AFD. Baja dengan tebal fireproofing 20 mm mengalami tegangan leleh hanya pada jenis Typo WR-AFD saat 10,22 menitKata kunci :jenis fireproofing,  tebal fireproofing, temperatur, lendutan, tegangan.


2017 ◽  
Vol 13 (4) ◽  
pp. 291
Author(s):  
. Marjanto

Transport services rural areas in Sleman indicate operating performance is less well in service of nine routes. There are seven trajectories do not undergo trajectory  corresponding permissions are set and one route is no longer operational.There is only one route which is still running track trajectory corresponding route permit.The purpose of this study was to analyze the performance of services of nine transportation route rural areas serving the route in Sleman District currently includes analysis : route network, load factor, headway, mileage, travel time, number of passengers and the speed of the average, the actual, the waiting location of transport and analyzing the financing scheme or calculate the amount of subsidy that can be applied to integrated rural transport to urban public transport serving in Sleman. Calculation of vehicle operating costs a small bus with a full subsidy for Rp.24,406,244,917/year, the difference in operating costs subsidy of                                  Rp.18,318,644,917/year, bus subsidy grant of Rp. 18,559,117,225/year and fuel subsidies amounted Rp. .21,105,013,047. Recommended subsidy financing scheme because it is quite logical to be implemented is a subsidy mechanism for the difference in operating costs to buy the service system with the option of using a small bus.


2017 ◽  
Vol 13 (4) ◽  
pp. 308
Author(s):  
Agus Tugas Sudjianto
Keyword(s):  

Tanah bekas timbunan sampah (landfill) di lokasi eks TPA sampah perkotaan sampai saat ini banyak yang belum dapat digunakan untuk mendirikan bangunan, padahal luasnya cukup representatif untuk memacu pembangunan khusunya sektor perekonomian  suatu wilayah. Landfill ini menjadi lahan tidur karena mempunyai sifat yang buruk untuk bangunan yaitu daya dukung yang rendah dan komprebilitas yang tinggi. Guna mengatasi permasalahan tersebut maka diadakan penelitian perbaikkan landfill dengan menggunakan fly ash sebagai bahan stabilisasinya. Sampel landfill diambil dari eks TPA sampah Lhowok Doro, Gadang,  Kota Malang, sedangkan sampel fly ash diambil dari PLTU Paiton, Probolinggo. Komposisi campuran  fly ash sebesar 5%, 10%, 15, dan 20% dari berat kering landfill dengan masa perawatan 7 hari. Alat uji utama digunakan alat tekan bebas dan prosedur uji digunakan standar ASTM (2003). Hasil penelitian memperlihatkan bahan stabilisasi dengan fly ash dapat memperbaiki sifat fisis dan mekanik landfill. Pada sifat fisis : kadar air mengalami penurunan 9,14% dan spesific gravity mengalami peningkatan 0,13 setelah distabilisasi. Sementara pada sifat mekanik, kekuatan landfill menjadi semakin baik sebesar 3.02 kg/cm2.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document