capsicum anuum
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

18
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 4311-4321
Keyword(s):  

Con la finalidad de conocer la producción del cultivo de pimiento (Capsicum anuum L) con abonos orgánicos en diferentes dosis se realizaron tres investigaciones en el Cantón La Maná, Provincia de Cotopaxi-Ecuador en donde se deseaba conocer los indicadores de crecimiento y desarrollo de las plantas de pimiento, evaluar el mejor abono y dosis de abonos orgánicos, se estableció un diseño de bloques completos al azar (DBCA) con diferentes tratamientos y repeticiones. Se evaluó altura de planta (cm), diámetro de tallo (cm), número de flores, número de frutos y peso de fruto (g). En cada experimento se detallan los resultados alcanzados, lo que permite aseverar el impacto positivo que tiene el uso de los diferentes tratamientos en las diferentes variables evaluadas, así como cuales fueron los más efectivos.


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Dwi Suci Lestariana ◽  
Shalahuddin Mukti Prabowo

Melon dan cabai adalah komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sangat diminati oleh masyarakt Indonesia. Kabupaten Klaten khususnya di Kecamatan Wedi termasuk pemasok melon di Pasar Jawa Tengah karena mempunyai luasan panen yang besar dengan rata-rata produksi 72,86 KwHa-1 dengan luasan panen 7 Ha akan tetapi hal ini tidak diimbangi dengan produksi cabai yang tinggi (hanya 3,2 KwHa-1 dengan luasan panen 5 Ha). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan produk hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi yaitu melon dan cabai yang dibudidayakan secara tumpang sari . Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Klaten. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial. Faktor pertama yaitu varietas cabai terdiri dari B1(cabai rawit merah ) dan B2 (cabai merah keriting) dan faktor kedua yaitu varietas melon yang terdiri M1 (melon putih) M2 (melon merah). Tiap perlakuan diulang 3 kali ditambah 4 perlakuan monokultur masing-masing untuk melon dan cabai sebagai kontrol, Data yang didapatkan kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Berdasarkan data pertumbuhan 2 varietas melon dan 2 varietas cabai pada sistem tumpangsari maupun monokultur dapat disimpulkan bahwa melon merah mempunyai kecenderungan respon pertumbuhan yang baik pada sistem tumpangsari dilihat dari indikator tinggi tanaman (97,53 cm), luas daun (1772,67 cm2) serta bobot biomass (68,86 g), untuk tanaman cabai yang memberikan kecenderungan hasil pertumbuhan yang terbaik adalah cabai keriting dengan indikator luas daun (523,97 cm2) serta bobot biomass (10,87 g). Untuk potensi hasil melon terbaik pada sistem tumpangsari cenderung didapatkan pada pola tumpangsari melon merah dan cabai rawit dengan potensi hasil 31,33 kg/petak tanam, sedangkan potensi hasil cabai terbaik didapatkan pada sistem tumpangsari melon putih dan cabai rawit dengan potensi hasil 4,60/petak tanam. Evaluasi tumpangsari dilakukan dengan mengukur nilai LER, AI, CR, dan ESP dengan kesimpulan bahwa sistem tumpangsari melon putih dan cabai rawit merah mempunyai potensi hasil paling baik dibandingkan dengan 3 perlakuan tumpangsari lainnya, yang diindikasikan dari nilai LER sebesar 1,21, Nilai AI cabai rawit sebesar 0,26 (positif) dan nilai ESP sistem pertanaman melon merah dan cabai rawit sebesar 0,62.


Author(s):  
Emilian Madoşă ◽  
Lavinia Sasu ◽  
Sorin Ciulca ◽  
Giancarla Velicevici ◽  
Constantin Avădanei ◽  
...  
Keyword(s):  

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 55-60
Author(s):  
Dikayani Dikayani ◽  
Sintia Septiani ◽  
Suryaman Birnadi

Tanaman cabai (Capsicum anuum L.) termasuk dalam family Solanaceae, bentuknya berupa tanaman perdu dan termasuk tanaman semusim. Cabai mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi diantaranya protein, lemak, karbohidrat, kalium, fosfor, besi dan vitamin yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya interaksi antara pemberian ZPT Ethephon dan Pupuk Kandang Ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah hibrida hot beauty. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 2 Faktor yaitu, faktor pertama adalah konsentrasi ZPT Ethephon (0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm) sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk kandang ayam (0 t ha-1, 20 t ha-1, dan 40 t ha-1) sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada konsentrasi 20 t ha-1 berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, berat segar brangkasan dan berat buah cabai.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Dyah Ayu Widyastuti ◽  
Fafa Nurdyansyah

Produksi cabai (Capsicum anuum) di Kabupaten Kudus yang cukup melimpah belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Buah cabai dapat diolah menjadi produk saus sehingga meningkatkan nilai ekonominya. Pengolahan cabai menjadi saus cabai dapat meningkatkan nilai jual sekaligus menghindari pembusukan berlebih ketika musim panen. Pengolahan cabai ini juga dapat menjadi alternatif pemberdayaan wanita tani di Kabupaten Kudus sehingga keterampilan dan produktivitasnya meningkat. Program ini bertujuan untuk memberdayakan wanita tani di Kabupaten Kudus dalam pembuatan saus cabai demi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pelaksanaan program dibagi menjadi tiga tahapan yaitu penyuluhan dan sosialisasi, pelatihan, serta monitoring dan evaluasi. Peserta pelatihan adalah ibu-ibu wanita tani Kabupaten Kudus yang cenderung tidak produktif. Antusiasme peserta pelatihan terlihat dari keterlibatan dan partisipasi mereka dalam setiap tahapan program. Peningkatan keterampilan pembuatan saus cabai melalui pemberdayaan wanita tani Kabupaten Kudus ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan tingkat ekonomi masyarakat yang selama ini bergantung pada sektor pertanian.Kata kunci: pemberdayaan, saus cabai, wanita tani.AbstractThe high production of chilli (Capsicum anuum) in Kudus is not utilized yet. Chilli can be processed to other products such as chilli ketchup so its economical value is increasing. Chilli processing to ketchup is improve its price and also inhibit putrefaction when in harvest time. Its chilli processing can also empower peasant women in Kudus so it would increase their skill and productivity. The aim of this program is to empower peasant women in Kudus to process chilli ketchup. The program is devide into three steps: counseling and socialization, training, also monitoring and evaluation. The participants are peasant women in Kudus whose productivity is not so high.The participants antusiasm showed in their involvements and partisipations in each steps. Productivity of society are expected to improve by empower Kudus peasant women to produce chilli ketchup. So, the economy level is also been increased by its empowering program.


2017 ◽  
Vol 11 (7) ◽  
pp. 2040-2051 ◽  
Author(s):  
Paulo Ferreira da Silva ◽  
Cinara Bernardo da Silva ◽  
Daniella Pereira dos Santos ◽  
Célia Silva dos Santos ◽  
Márcio Aurélio Lins dos Santos ◽  
...  
Keyword(s):  

2017 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 64-67
Author(s):  
Costanza Uruilal ◽  
Abraham Talahaturuson ◽  
Wihelmina Rumahlewang ◽  
Jogeneis Patty

The objective of this study is to isolation and agonistic test ability of Trichoderma spp. againts Sclerotium rolfsii Sacc. cause of wilting on pepper plants and has been conducted in Pathogenicity Laboratory Faculty of Agriculture Unpatti. The study use 5 treatment of isolate Trichoderma spp. (Tc3, Tc4, Tc5, Tc6 and Tc7) with 3 replications so that there are 15 experimental units. The results showed that the five isolates Trichoderma spp. has an antagonistic power to S. rolfsii with an average percentage of inhibition of S. rolfsii of 26,01%. Percentage of inhibition bolth of isolate ware not significantly different at 95% level test results between treatment. Average percentage inhibition of S. rolfsii by Trichoderma spp. each treatment was Tc6 = 27,31%, Tc3 = 26,63%, Tc5 = 26,05%, Tc7 = 25,69% and Tc4 = 24,37%. Keywords: antagonism, Trichoderma spp., Sclerotium rolfsii   Abstrak Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menguji kemampuan antagonis Trichoderma spp. terhadap Sclerotium rolfsii Sacc. penyebab layu pada tanaman cabai dan telah dilaksanakan di Laboratorium Patogenisitas Fakultas Pertanian Unpatti, dengan menggunakan 5 perlakuan isolat Trichoderma spp. (Tc3, Tc4, Tc5, Tc6 dan Tc7) dengan 3 ulangan sehingga terdapat 15 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima isolat Trichoderma sp. mempunyai daya antagonis terhadap S. rolfsii dengan rata-rata persentase penghambatan S. rolfsii sebesar 26%. Hasil analisis varians pada taraf 95% menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara perlakuan. Rata-rata persentase penghambatan S. rolfsii oleh Trichoderma spp. masing-masing perlakuan berturut-turut adalah Tc6 = 27,31%, Tc3 = 26,63%, Tc5 = 26,05%, Tc7 = 25,69% dan Tc4 = 24,37%, dengan rata-rata 26,01%. Kata kunci: antagonisme, Trichoderma spp., Sclerotium rolfsii


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document