MEDIAGRO
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

49
(FIVE YEARS 49)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Wahid Hasyim Semerang

2685-5321, 2685-5321

MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Saktiyono Sigit Tri Pamungkas

Abstract The decrease in the productivity of sugarcane (Saccharum officinarum L.) can be pursued through intensification with treatment in the nursery. However, it is increasingly difficult to find a good growing medium for plants, such as mediterranean soil must be managed. One of the efforts is to increase soil fertility by adding livestock manure which has the potential as organic fertilizer so that it is expected to improve soil structure and add nutrients. This study aims to determine the dose of organic fertilizer in sugarcane bud set nurseries on media with the addition of lime soil. This research was carried out at the independent farm. This study used a non-factorial Randomized Block Design (RAK) with one factor, namely the dose of organic fertilizer (0, 125, 250, 375, and 500 grams/polybag) with 3 replications. The results showed that the addition of organic fertilizer had a significant effect on plant height, number of leaves, and stem diameter of sugarcane nurseries. The best application of organic fertilizer in sugarcane bud set nurseries is a dose of 250 grams/polybag. Keywords: Sugarcane, Nurseries, Mediterranean Soil, Livestock Manure, Organic Fertilizer


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Nurul Baroroh Nurul Baroroh Ayyu Rahmawati ◽  
Murti Astiningrum Murti Astiningrum ◽  
Siti Nurul Siti Nurul Iftitah

Penelitian tentang pengaruh frekuensi penyiangan dan macam pupuk kandang terhadap hasil tanaman gandum (Triticum aestivum L) varietas dewata 162 telah dilaksanakan pada tanggal 8 Juli sampai 19 Oktober 2020. Penelitian dilaksanakan di Desa Grogolbeningsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, ketinggian tempat 10 m dpl, jenis tanah aluvial dengan pH 6. Penelitian menggunakan percobaan faktorial (4x3) yang disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap, diulang tiga kali sebagai blok. Faktor pertama, frekuensi penyiangan yaitu tanpa penyiangan, penyiangan 2 kali (umur 22 dan 44 hst), penyiangan 4 kali (umur 11, 22, 33 dan 44 hst), dan penyiangan 6 kali (umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hst). Faktor kedua yaitu macam pupuk kandang; pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing dan pupuk kandang ayam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyiangan sebanyak 6 kali memberikan hasil tertinggi pada panjang malai dan tidak berbeda dengan penyiangan sebanyak 4 kali. Perlakuan pupuk kandang ayam menunjukkan hasil tertinggi pada bobot biji kering per m2, tetapi pada bobot biji kering per rumpun dan bobot 1.000 biji kering menunjukkan hasil yang tidak berbeda dengan perlakuan pupuk kandang sapi. Tidak terjadi interaksi antara frekuensi penyiangan dengan macam pupuk kandang pada semua parameter pengamatan.


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
I Putu Eka Wijaya ◽  
Novi Permata Indah ◽  
Arif Fadilla

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan saluran pemasaran kopi Sanggabuana dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan responden menggunakan simple random sampling dan snowball sampling. Simple Random Sampling digunakan untuk mendapatkan responed petani dan Snowball Sampling digunakan untuk menganalisis pelaku pasar hingga sampai pada tangan konsumen. Hasil yang telah dicapai dalam penelitian Saluran Pemasaran Kopi Sanggabuana di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang memiliki tiga buah saluran yaitu : Saluran pemasaran I yang terdiri dari Produsen→BUMDes→Pedagang Pengecer→Konsumen; Saluran pemasaran II yang terdiri dari Produsen→Pengumpul (desa) →BUMDes→Pedagang Pengecer→Konsumen; Saluran pemasaran III yang terdiri dari Produsen→Pengumpul (desa) → Pengumpul (kabupaten) →Konsumen.


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Restu Hidayah Hidayah ◽  
Gama Noor Oktaningrum ◽  
Maulida Hena Fatikasari ◽  
Subiharta Subiharta

KUB chicken is the superior village chicken of the Agricultural Research and Development Agency with egg production reaching 180 eggs/ year. With this advantage, KUB chickens have been cultivated and developed since 2016. In addition to producing quite a lot of eggs, KUB chickens also have delicious meat to eat. One of the most popular processed chicken meat especially for children is chicken nuggets. KUB chicken nuggets were tested for sensory testing including color, texture, aroma and taste for several panelists. The experimental design used in this study was a completely randomized design. The sensory test results showed that KUB chicken nuggets were preferred compared to commercial chicken nuggets. Keywords: KUB Chicken, Nuggets, Sensory quality


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Hanis Rahma Setianingrum ◽  
Lutfi Aris Sasongko ◽  
Aniya Widiyani ◽  
Dewi Hastuti

Penelitian ini dilakukan pada usaha tape singkong (Manihot esculenta Crantz) di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat biaya, penerimaaan, pendapatan, Break Even Point (BEP) dan kelayakan usaha berdasarkan Revenue Cost Ratio (R/C). Metode dasar penelitian metode deskriptif, penentuan responden berdasarkan metode sampel jenuh atau sensus. Responden merupakan pengusaha tape singkong skala rumah tangga sebanyak 20 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan observasi secara langsung. Metode analisis data menggunakan analisis biaya, penerimaan, pendapatan, BEP dan R/C. Hasil analisis didapatkan untuk satu periode produksi dengan bahan baku sebanyak 22Kg dapat menghasilkan tape singkong sebanyak 16Kg. Biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp.1.414,00 dan biaya variabel sebesar Rp.99.045,00 dengan biaya total sebesar Rp.100.459,00. Harga jual tape singkong Rp.10.000,00 per Kg menghasilkan penerimaan sebesar Rp.160.000,00 dan pendapatan sebesar Rp.59.541,00. Nilai BEP unit diperoleh sebanyak 11Kg per satu periode produksi dengan nilai BEP harga sebesar Rp.6.279,00. Usaha tape singkong memiliki nilai (R/C) sebesar 1,59. Nilai R/C >1 maka usaha layak diusahakan. Teknik pengupasan yang digunakan menghasilkan nilai rendemen yang berbeda. Bahan bakar yang digunakan akan menghasilkan output yang berbeda. Pengusaha dapat menggunakan teknik pengupasan dan bahan bakar dengan nilai BEP rendah dan R/C paling tinggi.


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Safira Dwi Hanggraeni ◽  
Kustopo Budiraharjo ◽  
Siswanto Imam Santoso

Loyalitas konsumen merupakan sifat positif dari konsumen terhadap suatu merek yang ditandai dengan penggunaan produk tertentu dalam jangka waktu yang panjang atau melakukan pembelian berulang secara teratur. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis loyalitas konsumen produk Teh Cap Bandulan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap produk Teh Cap Bandulan di Kabupaten Pekalongan. Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2020 di beberapa kecamatan terpilih yaitu Kedungwuni, Wonopringgo, Karangdadap, Bojong, dan Doro di Kabupaten Pekalongan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode accidental sampling dimana peneliti bertemu secara kebetulan atau insidental dengan responden dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Metode analisis data dilakukan menggunakan piramida loyalitas dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis piramida loyalitas sudah cukup baik dengan tingkatan loyalitas konsumen Teh Cap Bandulan terbesar dikarenakan faktor kesukaan terhadap merek produk (liking the brand) yaitu sebesar 57%. Hasil analisis regresi linear berganda menerangkan bahwa kepuasan konsumen dan citra merek berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas konsumen sedangkan kualitas produk dan harga produk tidak berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas konsumen Teh Cap Bandulan. Kepuasan konsumen, citra merek, kualitas produk dan harga produk secara simultan mempengaruhi loyalitas konsumen Teh Cap Bandulan sebesar 46,5%.


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Akhmad Nurahkman ◽  
Nadlirotun Luthfi ◽  
Sutaryo Sutaryo ◽  
Agung Purnomoadi
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji produksi biogas dari feses Kambing Kejobong muda dan dewasa dengan imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda. Materi yang digunakan yaitu 8 ekor kambing Kejobong jantan umur muda (± 5 bulan) dengan bobot badan (BB) awal rata-rata 14,03 ± 1,46 kg (CV 10,43%) dan 8 ekor kambing dewasa (± 9 bulan) dengan BB awal rata-rata 22,32 ± 1,99 kg (CV 8,92%). Pakan diberikan dalam bentuk pellet terdiri dari hijauan rumput Kolonjono (Panicum muticum) dan konsentrat (gaplek, bungkil kedelai, molases, dedak padi dan mineral mix). Penelitian menggunakan metode Nested Design yaitu perlakuan pakan tersarang dalam perakuan umur. Perlakuan pakan T1 tersebut adalah (30% konsentrat :70% rumput), sedangkan pakan T2 (30% rumput :70% konsentrat). Variabel yang diamati yaitu produksi feses, kualitas feses ternak dan produksi biogas. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi biogas berbeda nyata, produksi biogas pada T1 lebih tinggi dibandingkan produksi biogas T2 (P


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Aditya Perdana Putra ◽  
Kustopo Budiraharjo ◽  
Mukson Mukson

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal pemasaran produk sari kurma, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan terhadap produk sari kurma, dan menyusun prioritas alternatif strategi pemasaran terhadap produk sari kurma di CV. Amal Mulia Sejahtera. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2021 di CV. Amal Mulia Sejahtera, Kabupaten Bogor. Metode penentuan sampel yang digunakan merupakan teknik judgement sampling dengan total 8 orang responden. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan metode analisis Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas alternatif strategi yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan terhadap pemasaran produk sari kurma Al-Jazira milik CV. Amal Mulia Sejahtera secara berurutan, yaitu: (1) Memperluas jangkauan distribusi dan penjualan produk sari kurma, (2) Peningkatan kualitas dan kuantitas produk sari kurma, (3) Optimalisasi promosi produk sari kurma dalam peningkatan pangsa pasar, dan (4) Memelihara stabilitas harga produk sari kurma. Prioritas substrategi utama yaitu “Meningkatkan jumlah dan persebaran agen produk sari kurma CV. Amal Mulia Sejahtera di berbagai wilayah di Indonesia”.


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Dwi Suci Lestariana ◽  
Shalahuddin Mukti Prabowo

Melon dan cabai adalah komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sangat diminati oleh masyarakt Indonesia. Kabupaten Klaten khususnya di Kecamatan Wedi termasuk pemasok melon di Pasar Jawa Tengah karena mempunyai luasan panen yang besar dengan rata-rata produksi 72,86 KwHa-1 dengan luasan panen 7 Ha akan tetapi hal ini tidak diimbangi dengan produksi cabai yang tinggi (hanya 3,2 KwHa-1 dengan luasan panen 5 Ha). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan produk hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi yaitu melon dan cabai yang dibudidayakan secara tumpang sari . Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Klaten. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial. Faktor pertama yaitu varietas cabai terdiri dari B1(cabai rawit merah ) dan B2 (cabai merah keriting) dan faktor kedua yaitu varietas melon yang terdiri M1 (melon putih) M2 (melon merah). Tiap perlakuan diulang 3 kali ditambah 4 perlakuan monokultur masing-masing untuk melon dan cabai sebagai kontrol, Data yang didapatkan kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Berdasarkan data pertumbuhan 2 varietas melon dan 2 varietas cabai pada sistem tumpangsari maupun monokultur dapat disimpulkan bahwa melon merah mempunyai kecenderungan respon pertumbuhan yang baik pada sistem tumpangsari dilihat dari indikator tinggi tanaman (97,53 cm), luas daun (1772,67 cm2) serta bobot biomass (68,86 g), untuk tanaman cabai yang memberikan kecenderungan hasil pertumbuhan yang terbaik adalah cabai keriting dengan indikator luas daun (523,97 cm2) serta bobot biomass (10,87 g). Untuk potensi hasil melon terbaik pada sistem tumpangsari cenderung didapatkan pada pola tumpangsari melon merah dan cabai rawit dengan potensi hasil 31,33 kg/petak tanam, sedangkan potensi hasil cabai terbaik didapatkan pada sistem tumpangsari melon putih dan cabai rawit dengan potensi hasil 4,60/petak tanam. Evaluasi tumpangsari dilakukan dengan mengukur nilai LER, AI, CR, dan ESP dengan kesimpulan bahwa sistem tumpangsari melon putih dan cabai rawit merah mempunyai potensi hasil paling baik dibandingkan dengan 3 perlakuan tumpangsari lainnya, yang diindikasikan dari nilai LER sebesar 1,21, Nilai AI cabai rawit sebesar 0,26 (positif) dan nilai ESP sistem pertanaman melon merah dan cabai rawit sebesar 0,62.


MEDIAGRO ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Erlin Wahyu Nur Khasanah ◽  
Eny Fuskhah ◽  
Sutarno Sutarno

Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia. Cabai banyak dibudidayakan karena memiliki harga jual dan permintaan pasar yang tinggi. Perlu adanya stabilisasi untuk meningkatkan produksi cabai sehingga kebutuhan cabai dapat terpenuhi. Beberapa usaha untuk meningkatkan produksi cabai yaitu pemenuhan unsur hara berdasarkan kebutuhan tanaman cabai. Pemberian pupuk kandang mampu membantu menyediakan hara yang dibutuhkan tanaman cabai tanpa merusak tanah jika digunakan dalam waktu panjang. Peningkatan efektifitas pupuk kandang dapat dilakukan dengan penambahan biofertilizer seperti PGPR. Kombinasi pupuk kandang dan PGPR dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah, pertumbuhan, produksi tanaman cabai tanpa menyebabkan kerusakan lahan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2020 di Green House dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial 3x5 dengan 3 ulangan. Faktor pertama (P) yaitu pupuk kandang ayam (P1), pupuk kandang sapi (P2), pupuk kandang kambing (P3). Faktor kedua (B) terdiri dari kontrol/0 ml/liter (B0), PGPR komersial 5 ml/liter (B1), PGPR 5 ml/liter (B2), PGPR 12,5 ml/liter (B3) dan PGPR 20 ml/liter (B4). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Uji lanjut yang digunakan yaitu uji jarak berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang ayam memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada variabel tinggi tanaman tetapi pupuk kandang ayam tidak berbeda nyata dengan pupuk kandang sapi pada bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, dan berat segar tanaman. Perlakuan konsentrasi PGPR serta interaksi antara jenis pupuk kandang dan konsentrasi tidak berpengaruh pada semua variabel pengamatan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document