Liangan is a settlement site of Old Mataram in periodic of VI-X AD. Various aspects of ancient Javanese culture has been recovered from Liangan site, but has never been examined the relationship between human and fauna in the past. The study aims to determine the pattern of faunal exploitation through archaeozoological approach, which use ecofact (faunal bones and teeth) that were found in the 2016 excavation campaign. This study conducts qualitative analysis of morphological character of the bones and teeth. Archaeozoological study is covering biological aspects of fauna, and cultural aspects related to human activity. These aspects are including anatomical preservation condition, taphonomy (deposition process), taxonomy (species), age estimation and faunal diet pattern. In the result, mainly bones and teeth are identified as buffalo (Bubalus sp). Taphonomical preservation condition of buffalo bone indicating faunal exploitation for human consumption. The climatic condition of Sindoro highland which is not buffalo’s natural habitat indicates an intensive human intervention as domestication. This study shows that buffalo on Liangan site eat more leaves as browser which probably supplied by human. Liangan adalah sebuah situs permukiman masa Mataram Kuna yang dihuni pada sekitar abad VI-X Masehi. Berbagai aspek budaya masyarakat Jawa Kuna telah berhasil diungkap dari situs Liangan, namun belum ada yang mengkaji relasi antara manusia dan fauna di situs ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola eksploitasi fauna pada masa lampau melalui pendekatan arkeozoologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan arkeozoologi, dengan data ekofak berupa tulang dan gigi fauna yang ditemukan pada penelitian 2016. Analisis dilakukan secara kualitatif terhadap karakter morfologi (aspek bentuk) yang masih terpreservasi pada tulang dan gigi fauna. Studi arkeozoologi dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek biologis fauna, dan aspek kultural yang berhubungan dengan pola tingkah laku manusia. Aspek-aspek tersebut meliputi kondisi preservasi anatomi, tafonomi (proses deposisi), taksonomi (jenis fauna), estimasi usia dan pola diet fauna. Hasilnya, diketahui bahwa hampir keseluruhan tulang dan gigi fauna di situs Liangan berasal dari jenis Kerbau (Bubalus sp). Kondisi preservasi dan tafonomi tulang kerbau mengindikasikan adanya eksploitasi fauna untuk dikonsumsi. Kondisi lingkungan dataran tinggi Sindoro yang tidak banyak menyediakan padang rumput sebagai habitat alami Kerbau, mendorong campur tangan intensif manusia dalam bentuk domestikasi. Berdasarkan studi gigigeligi diketahui pula bahwa Kerbau di situs Liangan lebih banyak mengkonsumsi daun (browser) yang asalnya kemungkinan besar disediakan oleh manusia.