Symposium of Biology Education (Symbion)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 42)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Ahmad Dahlan, Kampus 3

2528-5726, 2540-752x

2020 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Andini Dwi Lestari ◽  
Much Fuad Saifuddin

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh hubungan antara pembelajaran Numbered Heads Together terhadap hasil belajar C1-C4. Metode penelitian menggunakan Quasi Eksperimen dengan desain Pretest Posttest Control Group teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII B dan kelas VIII D yang jumlah masing-masing kelas sebanyak 27 siswa. Pengambilan data menggunakan tes dan observasi keterlaksanaan, teknik analisis data dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan pembelajaran Numbered Heads Together terhadap hasil belajar C1 sampai C4 yang dibuktikan dengan nilai Asymp.Sig 0,000< 0,05. Secara keseluruhan hasil belajar kognitif siswa sudah mencapai ranah C4 yang dibuktikan melalui nilai posttest sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered Heads Together berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa C1 sampai C4.


2020 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Heni Setyawati

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kajian fisiologi tumbuhan tentang budidaya buah naga (Hylocereus spp.)  menggunakan lampu  pada malam hari di Banyuwangi, Jawa Timur. Metode yang digunakan metode pengumpulan data dan studi pustaka. Tanaman buah naga sebagai tanaman LDP jika mendapat lama penyinaran yang lebih panjang, akan memacu pembungaan. Tanaman buah naga termasuk tanaman jenis CAM (crassulacean acid metabolism). Pada malam hari stomata tumbuhan CAM terbuka di malam hari dan akan tertutup di siang hari. Pemberian penerangan menggunakan bola lampu pada malam hari menyebabkan pembukaan stomata semakin optimal. Dengan demikian laju pengambilan CO2 sebagai sumber fotosintesis juga meningkat. Penambahan penyinaran dapat berfungsi sebagai penambahan periode fotosintesis, dengan demikian asimilat yang dihasilkan akan meningkat. Akumulasi asimilat yang memadai akan memungkinkan terjadinya inisiasi primordia bunga pada bagian meristem.


2020 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Titin Aryani ◽  
Isnin Aulia Ulfah Mu'awanah

Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan dari buah naga adalah dengan mengolahnya menjadi sirup. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan dan antosianin pada daging buah dn sirup buah naga Hylocereus costaricensis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuantitatif di laboratorium. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode perendaman DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl Hidrazil) diukur serapan pada panjang gelombang 517 nm. Metode pengukuran antosianin dilakukan dengan menggunakan Analisis kandungan antosianin dilakukan dengan metode pH Differential Method (Giusti et a.l, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktifitas antioksidan pada daging buah naga Hylocereus costaricensis yang adalah 67,81% sedangkan pada sirup buah naga adalah 42,81%. Adapun kadar antosianin pada daging buah naga Hylocereus costaricensis yang di adalah 88,70 mg/100mL dan pada sirup buah naga adalah 43,15 mg/100mL. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan dan antosianin daging buah naga Hylocereus costaricensis menurun setelah diolah menjadi sirup.


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Baru Dwi Yuanwar ◽  
Erny Qurotul Ainy

Mentimun (Cucumis sativus L.)  merupakan salah satu tanaman dalam famili Cucurbitaceae yang banyak dibudidayakan. Uji fitokimia ekstrak kulit mentimun menunjukan adanya kandungan senyawa aktif yang berpotensi sebagai antifungi. Fungi endofit mampu memproduksi senyawa aktif yang mirip dengan senyawa yang dihasilkan oleh inangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi fungi endofit dari kulit mentimun dan menguji aktivitasnya sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Fungi endofit diisolasi dari kulit mentimun varietas Baby. Isolat fungi endofit yang telah dipurifikasi kemudian dikarakterisasi secara morfologi dan diuji aktivitas antifunginya dengan metode paper disc assay. Selanjutnya dilakukan uji kualitatif untuk mendeteksi kandungan senyawa aktif antifungi dalam ekstrak isolat fungi endofit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis isolat fungi endofit pada kulit mentimun yaitu AU1, AU2, AT3, BT1, BP2. Identifikasi secara morfologi menunjukkan bahwa isolat AU1 dan BT1 termasuk pada Penicillium, isolat AU2 dan AT3 sebagai anggota genus Cladosporium, dan isolat BP2 teridentifikasi sebagai Aspergillus.  Kelima isolat mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans. Hasil uji terhadap supernatan masing-masing isolat mengungkap bahwa isolat AU1 dan AT3 terdeteksi memiliki kandungan senyawa flavonoid, isolat BP2 menghasilkan alkaloid dan flavonoid, sedangkan  isolat BT1 menghasilkan flavonoid, saponin dan tanin, serta isolat AU2  menghasilkan  steroid,  flavonoid,  saponin  dan tanin.  Senyawa - senyawa metabolit tersebut berpotensi sebagai antifungi.


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Trikinasih Handayani ◽  
Dwi Noviana ◽  
Hendro Kusumo Eko Prasetyo Moro

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui jenis-jenis vegetasi strata semak di Kawasan Gunung Api Purba Mujil Kulon Progo yang mempunyai INP (Indeks Nilai Penting) tertinggi dan terendah 2) Mengetahui keanekaragaman jenis vegetasi strata semak di Kawasan Gunung Api Purba Mujil Kulon Progo 3) Mengetahui keterkaitan kondisi lingkungan abiotik yang terukur meliputi suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah, pH tanah dan intensitas cahaya terhadap pola pengelompokkan stand vegetasi strata semak  di kawasan Gunung Api Purba Mujil Girimulyo Kulon Progo 4) Menganalisis hasil penelitian tentang Keanekaragaman jenis vegetasi strata semak di Kawasan Gunung Api Purba Mujil Kulon Progo sebagai sumber belajar biologi SMA Kelas X materi keanekaragaman hayati. 


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Nabela Fikriyya ◽  
Sulistiyawati Sulistiyawati

Ketersedian sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan praktikum dapat mendukung proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efeisen. Salah satunya adalah ketersediaan awetan dan panduan praktikum yang mana keduanya masih menjadi kendala di beberapa sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan awetan invertebrata dan panduan praktikum sebagai sumber belajar serta mengetahui kualitas produk yang dihasilkan. Penelitian pertama berupa pengambilan sampel awetan invertebrata di Pantai Krakal, Gunungkidul, Yogyakarta dan menghasilkan 50 jenis dari 7 kelas invertebrata. Hasil penelitian dikembangkan menjadi awetan basah dan awetan kering. Penelitian ini juga mengembangkan panduan praktikum yang terdiri dari dua bagian yakni panduan praktikum untuk siswa dan untuk guru. Produk dinilai dan divalidasi oleh 1 ahli materi, 1 ahli media dan 5 peer reviewer. Instrumen penilaian produk dan respon siswa berupa lembar angket yang terdiri aspek materi, aspek penyajian panduan praktikum, aspek penyajian awetan, aspek penilaian autentik dan aspek bahasa. Uji coba terbatas dilakukan oleh 2 guru biologi dan 10 siswa MAN 2 Sleman dan MAN 4 Bantul. Kualitas awetan dan panduan praktikum menurut para ahli, peer reviewer¸ guru dan siswa masing-masing mendapatkan persentase berturut-turut 89,18%, 88,53%, 88,75% dan 84,63%. Kategori kualitas produk secara keseluruhan adalah sangat baik (SB) dengan persentase sebesar 88,17%.


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Widamayanti Widamayanti ◽  
Ana Ratna Wulan ◽  
Sariwulan Diana

Penelitian dilakukan untuk meningkatkan kemampuan observasi dengan umpan balik lisan (oral feedback) dan tulisan (written feedback) dalam asesmen kinerja pada pembelajaran pencemaran dan pelestarian lingkungan. Populasi penelitian adalah siswa kelas X salah satu SMA Negeri di Bandung tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain penelitian mixed method. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 dalam penelitian ini diberikan penerapan oral feedback, berupa komentar dan pertanyaan secara lisan pada lembar task siswa. Sedangkan untuk kelas eksperimen 2, siswa diberikan penerapan written feedback, berupa komentar dan pertanyaan secara tertulis pada task siswa. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pencemaran dan pelestarian lingkungan, yang terdiri dari subkonsep pemanasan global dan pencemaran air. Instrumen penelitian yang digunakan, terdiri dari lembar observasi, asesmen kinerja, soal pretest dan posttest, wawancara guru, angket respon siswa, dan catatan lapangan. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa peningkatan kemampuan observasi siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berbeda secara signifikan pada pembelajaran pencemaran dan pelestarian lingkungan secara umum.


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Maria Ayu Dwi Lestari ◽  
Wahyu Wido Sari ◽  
Eny Winarti

Ilmu Pengetahuan Alam berperan penting dalam menyokong kemajuan teknologi. Dalam memahami IPA pada bidang biologi, tentunya tiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Selama proses belajar IPA dapat terjadi miskonsepsi. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya miskonsepsi dalam memahami IPA Biologi pada siswa-siswa di SD Mentari Bersinar (bukan nama sebenarnya). Contohnya, siswa-siswa tersebut mengatakan bahwa semua ikan pasti memiliki labirin. Hal ini mendorong peneliti untuk mengekplorasi bagaimana pemahaman IPA Biologi pada Bapak Sua dan Ibu Hayati (pseudonym). Kedua guru tersebut adalah guru yang mengampu pelajaran IPA di kelas V SD Mentari Bersinar (bukan nama yang sebenarnya). Usaha yang dilakukan untuk mempelajari kasus tersebut, peneliti menggunakan metode fenomologi. Data diambil melalui observasi, dept interview interview, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh lalu dianalisis menggunakan triangulasi sumber. Dari beberapa proses tersebut ditemukan bahwa partisipan utama, yaitu Bapak Sua mengalami miskonsepsi pada materi IPA Biologi kelas V sebesar 7,7% sedangkan Ibu Hayati  sebesar 31%. Hal ini tentunya mempengaruhi partisipan lain, yaitu siswa yang diajar oleh kedua guru tersebut. Sebagian besar miskonsepsi yang dialami oleh siswa dikarenakan oleh guru, namun adapun faktor lain seperti buku dan orangtua.


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Arif Kurniawan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi tanaman di sepanjang sumbu filosofis Keraton Yogyakarta sebagai sumber belajar biologi berbasis budaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman di lokasi tersebut terdiri dari 16 spesies yang dikelompokkan ke dalam 11 famili. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa fakta-fakta terkait tanaman di lokasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi berbasis budaya pada tiga kompetensi dasar di kelas X, yaitu pada KD 3.2-4.2 tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati, KD 3.3-4.3 tentang prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup, dan KD 3.8-4.8 tentang klasifikasi tumbuhan. Objek tersebut telah memenuhi syarat sebagai objek yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai sumber belajar. Agar potensi sumber belajar tersebut lebih optimal, diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengemas atau mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Riyadhotus Sholihah ◽  
Fenny Roshayanti ◽  
Ipah Budi Minarti

Penelitian ini berjudul “Multipel Representasi Tipe Nature of Models (NoM) dalam Buku Ajar Biologi Kelas XI Semester 1”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan tipe model Nature of Models (NoM) yang terdapat dalam buku ajar biologi kelas XI Semester 1. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sampel dalam penelitan ini adalah buku yang dominan digunakan di SMA N se-Kota Semarang pada buku ajar biologi kelas XI Semester 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dalam bentuk isian dan checklist untuk mengidentifikasi tipe model NoM yang terdapat dalam buku ajar biologi. Data yang telah didapatkan dideskripsikan berdasarkan tipe-tipe model NoM. Hasil penelitian menunjukkan tipe model skala paling banyak dengan frekuensi 151 atau 54,7% dibandingkan model matematika dan simulasi yang memiliki frekuensi 3 atau 1%. Hal ini sesuai dengan karakteristik ilmu biologi yang memiliki cakupan materi berupa abstrak dengan ukuran yang beragam diantaranya mikroskopik dan makroskopik. Sehingga model skala lebih dominan daripada model matematika dan simulasi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document