Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

36
(FIVE YEARS 26)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam As-Syafiiyah

2721-2521

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 81-101
Author(s):  
Husnul Khotimah

Regarding Pancasila Values ​​in the Islamic View, the first and second precepts constitute the Metaphysical Fundation, the third and fourth precepts constitute the Instrumental Fundation, and the fifth precepts constitute justice. Therefore we must do: mahasabah (evaluation), murakabah (guarding / supervising), and muhawalah (getting around) Islam as a religion that upholds egalitarianism, which is an open concept of solidarity and social dependence (ta`awun). Islam recognizes the right of all humans to live properly in terms of health, clothing, food, housing and social efforts that are needed regardless of differences in background. Islam also emphasizes the right of everyone to social security at the time of unemployment, illness, disability, widow / widower, elderly or disadvantaged. This standard of living is only possible in a healthy social order, where individuals with individuals, individuals with groups, and groups with groups maintain strong social relations. This has become the spirit of Islam in being responsible and sacrificing one another in order to create a community that shares, helps and helps each other. The piety of the faithful as slaves to Allah (‘abd Allah) boils down to a direct impact on piety in social-horizontal relations. These two aspects characterize the balance of Islamic teachings. Therefore, what should be our thoughts together is that the values ​​of Pancasila are substantially not in conflict with or even in accordance with Islam.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 62-80
Author(s):  
Dahrun Sadjadi MA

Di antara sifat sekaligus fungsi utama al-Qur'an adalah memberi petunjuk bagi manusia (hudan linnas).[1] Al-Qur'an membimbing dan menuntun manusia ke jalan yang lurus,[2] termasuk dalam membangun kehidupan individualitas dan kolektifitas. Untuk mewujudkannya, kalam Allah harus ditemukan secara benar ketika ditafsirkan. Mustahil ajaran al-Qur'an dapat diaplikasikan dalam kehidupan bila isinya tidak dipahami secara benar, total, dan komprehensip. Karena itu, selain diperintahkan untuk membaca al-Qur'an,[3] kita juga diperintahkan untuk melakukan tadabbur[4] atasnya.           Setiap tujuan dapat diraih dengan sukses bila digunakan metode yang benar dan sesuai. Semakin tinggi suatu tujuan, semakin besar pula urgensitas metode yang benar. Memahami al-Qur'an dengan tujuan tertentu meniscayakan adanya metode atau qa'idah yang tepat. Mengabaikan qa'idah yang benar dalam menafsirkan al-Qur'an, bukan hanya dapat mengantarkan kepada kesalahan, tapi juga mengakibatkan polusi pemikiran dan malapetaka bagi kehidupan.               Berangkat dari dasar pemikiran ini, penafsirkan al-Qur'an memerlukan qa'idah-qa'idah yang baku; dibutuhkan pula rambu-rambu pembatas dalam upaya penafsiran, yang dengannya dapat diketahui apa yang harus dijauhi dan diwaspadai dalam menafsirkan al-Qur'an.  


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 20-40
Author(s):  
Ifham Choli

Pegembangan praktik wakaf dalam produk asuransi Syariah merupakan inovasi produk yang sangat baik. Mengingat potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Ada tiga peluang wakaf dijadikan sebagai produk wakaf, yaitu wakaf fund, wakaf manfaat asuransi dan wakaf manfaat investasi. Dalam tulisan ini dideskripsikan tinjauan fiqh tentang wakaf serta deskripsi penerapan ketiga model asuransi wakaf di atas. Dari deskripsi ini ditarik kesimpulan bahwa inovasi wakaf dalam produk asuransi Syariah dapat dilakukan dan telah didukung oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-19
Author(s):  
Ahmad Zubaidi

Pegembangan praktik wakaf dalam produk asuransi Syariah merupakan inovasi produk yang sangat baik. Mengingat potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Ada tiga peluang wakaf dijadikan sebagai produk wakaf, yaitu wakaf fund, wakaf manfaat asuransi dan wakaf manfaat investasi. Dalam tulisan ini dideskripsikan tinjauan fiqh tentang wakaf serta deskripsi penerapan ketiga model asuransi wakaf di atas. Dari deskripsi ini ditarik kesimpulan bahwa inovasi wakaf dalam produk asuransi Syariah dapat dilakukan dan telah didukung oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 41-61
Author(s):  
Hadi Yasin

Tulisan ini bermaksud mengungkap tentang sisi Balaghah dalam Tafsir Al-Baidhawy. Seperti kita maklum bahwa sebuah karya Tafsir, dapat dilihat dari beberapa segi, misalnya dari sisi kebahasaannya, sisi penjelasan tentang hukum-hukum atau fikihnya, dari sisi metode penjelasannya apakah tahlily atau Maudhu’i dan lain sebagainya. Bahkan dari kebahasaan-nya saja juga masih bisa dilihat dan dirinci pada beberapa sisi, seperti sisi Nahwu dan Sharf nya, atau dari sisi Balaghahnya.             Penelitian dari sisi Balaghah sebuah karya Tafsir menjadi menarik karena di antara kemukjizatan Al-Quran yang sangat menonjol adalah sisi Balaghah dari Al-Qur an itu sendiri yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun dan oleh manusia manapun. Inilah makna I’jaz Al-Qur an, atau “kemampuan untuk  mengalahkan dan melemahkan yang tidak dapat dilawan” dari Al-Quran.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 73-84
Author(s):  
Lukman Ma'sa

Penghargaan dan sanksi dalam mendidik merupakan reaksi atas sikap dan perbuatan yang telah dilakukan oleh anak didik, penghargaan diberikan untuk perbuatan yang baik dan sanksi untuk perbuatan yang salah. Keduanya merupakan metode pendidikan dan dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki karakter anak didik. Dalam tulisan ini, penulis berusaha mengungkapkan bagaimana konsep dan aplikasi metode penghargaan dan sanksi dalam pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam Targhib (penghargaan) diberikan sebagai ungkapan rasa senang atas prestasi atau perbuatan baik anak didik yang akan memberikan motivasi untuk terus meningkatkan prestasi yang telah didapatnya. Sedangkan tarhib (sanksi) sangat berperan penting dalam pendidikan anak untuk menjauhi dan meninggalkan perbuatan buruk. Prinsip-prinsip teknik atau metode ini banyak disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan juga telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dalam mendidik anak-anak.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 95-108
Author(s):  
Marliza Oktapiani

Menghafal al-Qur’an merupakan perbuatan yang mulia, menghafal al-Qur’an sangat mudah jika para calon penghafal mempersiapkan diri sebelum memulai menghafal al-Qur’an. Menghafal al-Qur’an juga akan menjadi lebih mudah jika penghafal memiliki hubungan yang baik kepada Allah Swt, dan menjaga hubungan kepada Allah Swt itu dengan meningkatkan ibadah, berakhlak yang baik, suka tolong menolong antar sesama, hal ini juga bisa disebut dengan meningkatkan kecerdasan spiritual. Menghafal Al-Qur’an pun perlu memperhatikan faktor-faktor pendukungnya, dengan cara menjaga kesehatan yang merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi orang yang akan menghafal al-Qur’an. Jika tubuh sehat maka proses menghafal akan menjadi lebih cepat tanpa adanya penghambat, dan batas waktu menghafalpun menjadi relatif cepat. Orang yang menghafal al-Qur’an sangat membutuhkan ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran maupun hati. Untuk itu selain kesehatan lahiriah penghafal al-Qur’an juga memerlukan kesehatan dari segi psikologis. Karena, bila banyak yang dipikirkan atau dirisaukan oleh penghafal al-Qur’an maka proses menghafal akan terganggu, akibatnya akan banyak ayat yang sulit untuk dihafal. Ketika hal itu terjadi maka disarankan bagi penghafal al-Qur’an untuk memperbanyak berdzikir dan beristighfar kepada Allah Swt. Orang yang menghafal al-Qur’an pasti sangat membutuhkan motivasi dari orang-orang terdekat, kedua orang tua, keluarga, dan sanak kerabat. Dengan adanya motivasi ia akan lebih bersemangat dalam menghafal al-Qur’an. Kurangnya motivasi dari orang-orang terdekat atau dari keluarga akan menjadi salah satu faktor penghambat bagi penghafal itu sendiri.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 34-51
Author(s):  
Hadi Yasin

Tulisan sederhana ini bertujuan untuk mengungkap metodologi penafsitan ayat-ayat al-Quran, sekaligus untuk menolak metode-metode lain yang hendak digunakan untuk menfasirkan ayat-ayat al-Quran seperti hermenetika, suatu metode penafsiran untuk al-kitab : kitab suci agama kristen, yang oleh sebagian orang dicoba untuk digunakan menafsirkan Al-Quran. Analogi sederhananya adalah, ketika kita punya kendaraan, katakanlah mobil sedan Mercedes Benz C 300, lalu mau dikemudikan dengan menggunakan cara-cara mengemudikan sebuah bajaj (misalnya), tentu sangat tidak pas, akan jauh panggang dari api. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba mengenalkan metode-metode tersebut pembaca.    


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 66-77
Author(s):  
Rohimah Na

On this occasion, we will present brief information about Schizophrenia as a form of mental disorder that lasts for the long term. Pe ople with mental disorders are people who experience disturbances in thoughts, behaviors, and feelings manifested in the form of a set of symptoms and / or changes in meaningful behavior, and can cause suffering and obstacles in carrying out people's functions as humans. This is to differentiate from people with psychiatric problems are people who have physical, mental, social, growth and development problems, and / or quality of life so that they have the risk of experiencing mental disorders. This explanation was taken from Law No. 18 of 2014 concerning Mental Health. Schizophrenia comes from Greek, schizein which means separate or broken and phren which means soul. Breaking out or mismatch between cognitive and behavioral effects. Schizophrenia is a functional psychosis with major disturbances in the thinking process and disharmony between thought processes, affect or emotion, will and psychomotor accompanied by distortion of reality, mainly due to delusions and hallucinations, divided associations so that appear incoherence, affect and emotional inadekuat, and psychomotor shows withdrawal, ambivalence and bizar behavior.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 16-34
Author(s):  
Muhibuddin Ok

Implikasi dari pendekatan hermeneutika ke atas sistem epistemologi Islam termasuk segi perundangannya sangatlah besar dan saya fikir agak berbahaya. Perkara yang paling utama saya kira ialah penolakannya terhadap penafsiran yang final dalam sesuatu masalah, bukan hanya masalah agama dan akhlak, malah juga masalah-masalah keilmuan lainnya. Keadaan ini dapat menimbulkan kekacauan nilai, akhlak dan ilmu pengetahuan dapat memisahkan hubungan aksiologi antara generasi, antara agama dan kelompok manusia. Jika kita mengambil satu kaedah ilmiyah tanpa mempertimbangkan latar belakang sejarahnya, maka kita akan mengalami kerugian besar. Sebab kita akan meninggalkan metode kita sendiri yang telah begitu sukses membantu kita memahami sumber-sumber agama kita dan juga telah membantu kita menciptakan peradaban yang unggul dan lama. Kelemahan  umat Islam dalam bidang peradaban selama beberapa kurun ini bukan karena kelemahan sistem epistemologi dan metode penafsiran sumber-sumber agama; Demikian pula metode penafsiran sumber-sumber agama Kristian dan Yahudi atau Jepun bukan penyebab mereka itu berkuasa dewasa ini. Namun saya setuju dengan tokoh-tokoh yang pernah menyatakan bahwa umat Islam mundur jika menyimpang dari memahami Islam yang benar (seperti yang telah dipahami oleh generasi yang menguasai dunia dahulu secara umumnya


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document