Jurnal Environmental Science
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

34
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar

2654-9085, 2654-4490

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Srie Wulandarie

AbstractThe purpose of this study was to determine the hydrodynamic model of the river so that can know the capacity of the river to accommodate the incoming water flow. The simulation models can be used in structural mitigation plan as an attempt to prevent flooding in the future. The application program used to create hydrodynamic models that Infoworks River Simulation integrated with GIS. Data cross-section of the river as much as 39 points inputted into Infoworks River Simulation program. Furthermore, the discharge input the Saddang River and the Mata Allo River to determine variations in water level at each cross-section. The results of this study showed an average increase in water level of the Saddang  and Mata Allo River in the event of the maximum discharge of 2.59 meters. Sectional increased water levels are all cross sections along the Saddang and Mata Allo River Saddang used in modeling the variation of the rise in water level of 0.8 to 5.39 meters.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 170
Author(s):  
Rezki Amaliyah
Keyword(s):  

AbstrakPenambahan jumlah penduduk mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan lahan yang memaksa masyarakat melakukan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pemukiman yang berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan sehingga menyebabkan lahan tersebut menjadi kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kekritisan lahan (2) Untuk mengetahui tingkat kekritisan lahan (3) Untuk mengetahui upaya penanggulangan lahan kritis. Objek penelitian ini yaitu Lahan di DAS Jenerakikang. Data primer yang digunakan meliputi data kemiringan lereng, struktur tanah, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, manajemen lahan dan data penggunaan lahan. Data sekunder yang digunakan meliputi data DEM, Citra Landsat-8, data curah hujan, produktivitas lahan. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif dengan metode analisis yang digunakan yaitu metode skoring untuk mengidentifikasi tingkat kekritisan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kekritisan lahan yakni topografi, tanah, erosi dan vegetasi. Terdapat 4 kategori lahan kritis yakni tingkat lahan kritis dengan luas 32,02 Ha tingkat lahan agak kritis dengan luas 2.734,1 Ha, tingkat lahan kritis potensial kritis dengan luas 1.088,8 Ha dan tingkat lahan tidak kritis dengan luas 56,229 Ha. Upaya penanggulangan lahan kritis menggunakan metode fisik–mekanik dengan penerapan terasering dan metode biologis/vegetatif dengan penerapan multiple Cropping


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 162
Author(s):  
Sri Rahmadani

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan mengalami bencana longsor. Hal tersebut dapat mengganggu kehidupan masyarakat dan mengancam keselamatan. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui tingkat pengetahuan kebencanaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor di Desa Lonjoboko, 2) Mengetahui perilaku masyarakat terhadap adanya sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tanah longsor di Desa Lonjoboko, 3) Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kebencanaan terhadap sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tanah longsor di Desa Lonjoboko. Sampel diambil menggunakan Teknik Simple Random Sampling, sebanyak 97 orang dari 2.886 penduduk. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: Dokumentasi, Kuesioner, dan Observasi. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif, analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel terhadap variabel lainnya, dan melakukan uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov smirnov dan metode grafik. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan kebencanaan didapatkan nilai rata-rata responden 65,32% yang termasuk dalam kategori tinggi. Perilaku masyarakat terhadap adanya sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tanah longsor di Desa Lonjoboko berada dikategori kurang baik, karena masyarakatnya hanya memikirkan untuk bertahan hidup, sehingga tidak meluangkan waktu untuk mempersiapkan kewaspadaannya terhadap bencana. Hasil pengujian menggunakan analisis regresi linier sederhana, maka didapatkan ada pengaruh positif pengetahuan kebencanaan terhadap sikap kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana tanah longsor di Desa Lonjoboko. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan kebencanaan maka akan semakin tinggi pula sikap kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana tanah longsor.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Iswan Iswan
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik lahan di DAS Takapala Sub DAS Hulu Jeneberang Kabupaten Gowa, 2) Tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh, 3) agihan kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh di DAS Takapala Sub DAS Hulu Jeneberang Kabupaten Gowa. Metode yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan teknik analisis data yaitu teknik matching. Hasil penelitian menunjukkan: 1) karakteristik lahan di DAS Takapala Sub DAS Hulu Jeneberang yaitu berada pada daerah iklim agak basah; temperatur atau suhu udara berada pada daerah panas/tropis; ketersedian air untuk curah hujan agak basah; ketesedian air untuk bulan kering cukup sesuai; media perakaran untuk drainase tanah baik sampai agak baik; tekstur tanah dari liat sampai lempung berliat; kedalaman efektif dalam; retensi hara untuk KTK tanah sedang sampai tinggi; pH tanah asam hingga agak asam; hara tersedia untuk P2O5 (P tersedia) rendah; potensi mekanisme untuk lereng dari datar, landai, agak landai/miring, curam, dan sangat curam; singkapan batuan tidak ada sampai sedikit. 2) Tingkat kesesuian lahan untuk tanaman cengkeh di DAS Takapala Sub DAS Hulu Jeneberang diperoleh lima sub kelas kesesuaian lahan yaitu S2 cukup sesuai dengan luas 93,95 Ha; S3 - W1 (kelas sesuai marginal dengan faktor pembatas terberat curah hujan) dengan 1022,33 Ha; S3 - S1 (kelas sesuai marginal dengan faktor pembatas terberat lereng) dengan luas 510,66 Ha; S3 - W1s1 (kelas sesuai marginal dengan faktor pembatas terberat curah hujan dan    lereng)  dengan luas 256,49 Ha, dan N1 - S1 (kelas tidak sesuai  untuk saat ini dengan faktor pembatas sangat berat adalah lereng) dengan luas 222,64 Ha. 4)Agihan kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh di DAS Takapala Sub DAS Hulu Jeneberang terbagi menjadi tiga kelas. kelas S2 (cukup sesuai) dengan luas sekitar 93,95 Ha atau 4,41 % dari luas DAS Takapala; kelas S3 (sesuai marginal) dengan luas sekitar 1789,48 atau 84 % dari luas DAS Takapala; dan kelas N1 (tidak sesuai untuk saat ini) dengan luas sekitar 222,64 Ha atau 10,45% dari luas keseluruhan DAS Takapala.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 156
Author(s):  
Restu Oktavia Ningsih

Kualitas air disuatu wilayah tidak selalu tetap melainkan dapat berubah oleh adanya pencemaran. Kualitas air yang awalnya memenuhi syarat-syarat untuk digunakan dalam suatu kebutuhan seperti untuk air bersih, untuk pertanian, untuk perikanan dan lain-lainnya, pada suatu saat kualitasnya tidak memenuhi syarat lagi. Oleh sebab itu, kualitas perlu dilindungi dari pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Mengetahui indeks kualitas air tanah di sekitar  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang Kota Makassar; 2) Mengetahui apakah air tanah di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang layak digunakan sebagai air bersih. Adapun parameter fisika yang diteliti yaitu suhu, kekeruhan, jumlah padatan terlarut (TDS), Rasa dan Bau. Parameter kimia yang diteliti yakni pH, DO, BOD, Nitrat, Fosfat, Zat Organik. Parameter biologi yang diteliti yakni E-Colli. Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling yang berdasarkan pada penggunaan lahan.      Hasil penelitian menunjukan: bahwa kualitas air pada keenam lokasi pengambilan sampel tidak layak digunakan sebagai sumber air bersih karena tingkat nilai pada masing-masing lokasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan kalkulator NSF – WQI (National Sanitation Foundation – Water Quality Index )  masih rendah yakni kurang dari 50% yang berarti kualitas air buruk. Hal ini disebabkan oleh jumlah E-Colli tinggi yang dikarenakan jarak sumur yang berdekatan dengan tempat pembuangan sampah


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 137
Author(s):  
Nurqamri Putri Basofi

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui kualitas air tanah, Apakah air tanah di layak digunakan sebagai sumber air minum dan cara menentukan kualitas air tanah dengan menggunakan Metode Storet. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah air tanah dangkal atau sumur gali yang digunakan masyarakat sebagai sumber air minum. Adapun Sampel adalah berdasarkan penggunaan lahan yaitu lokasi I merupakan pemukiman, lokasi II ladang, lokasi III semak belukar dan lokasi IV tambak. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Storet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air yaitu melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air minum sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk air minum, parameter yang melebihi kadar maksimum yaitu parameter rasa pada titik IV yaitu rasanya asin, Parameter warna pada titik III yaitu 20,0 dengan batas maksimum 15, parameter kekeruhan pada titik IV yaitu 5,480 dengan batas maksimum 5, parameter TDS pada titik I – IV yaitu 692, 1178, 6403 dan 799dengan batas maksimum 500, parameter besi pada titik I dan IV yaitu 0,31 dan 0,43 dengan batas maksimum 0,3 dan juga parameter deterjen pada titik IV yaitu 0,110 dengan batas maksimum 0,05 dan parameter E.Coli pada titik I, II dan IV yaitu 680, 2200 dan 200 dengan batas maksimum 0 jumlah 100/ml .Berdasarkan hasil pengukuran dan hasil analisis sampel air sumur diketahui bahwa air sumur tidak layak digunakan sebagai air minum kerna air tersebut sudah tercemar. Dengan menggunakan Metode storet menunjukkan bahwa tingkat pencemaran air sumur tergolong kategori kelas D (Tercemar Berat) dengan kondisi air yang buruk untuk kualitas air minum.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 125
Author(s):  
Muhammad Zakir

AbstrakTujuan penelitian ini adalah  (1)Untuk mengetahui wilayah mana saja yang sering mengalami kecelakaan.(2)Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga sering terjadi kecelakaan di daerah tersebut(3) Untuk mengetahui karakteristik jalan yang sering mengalami kecelakaan.Objek penelitian ini yaitu jalan poros Bone – Wajo kabupaten Bone .Data primer yang di gunakan meliputi geometri jalan, rambu – rambu lalulintas ,dan lokasi titik rawan kecelakaan .Data sekunder yang di gunakan meliputi data spasial,data jumlah kecelakaan dan data kondisi jalan di kabupaten Bone.Analisis data yang digunakan adalah Deskriktif Kuantitatif dan metode analisis yang di gunakan yaitu metode analisis cusum untuk mengidentifikasi titik rawan kecelakaan.Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh wilayah tergolong rawan di jalan poros Bone – Wajo enam diantaranya memiliki kriteria rawan kecelakaan (sangat rendah) dan satu tergolong tinggi adapun karakteristik yang mempengaruhinya antara lain penggunaan lahan , rambu lalu lintas kemiringan medan jalan,dan geometri jalan .


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Muh Luthfi Muhtadi

ABSTRAKAnalisis Perubahan Luas Lahan Hutan Mangrove di Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan luasan hutan mangrove tahun 2007 sampai tahun 2017 dan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan luas hutan mangrove tahun 2007 sampai tahun 2017. Penelitian ini merupakan jenis peneletian kualitatif dengan teknik sampel yang digunakan adalah Proposive Sampling dengan jumlah sampel 36 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 3 (tiga) yaitu (1) Pengamatan Langsung (2) Dokumentasi (3) Wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah metode Analisis google eart. Adapun hasil dari penelitian ini adalah (1) Luas lahan mangrove di Kecamatan Belopa Utara pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2017 mengalami perubahan lahan mangrove sebesar 54,01 ha. (2) Terdapat dua faktor perubahan luas lahan mangrove yang terjadi di Kecamatan Belopa Utara yaitu pengembangan lahan tambak dan permukiman yang ada di sekitar lahan mangrove serta kurangnya pemahaman tentang manfaat hutan mangrove.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 130
Author(s):  
Nur Najmi Pramadana

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam upaya pengembangan objek wisata Pantai Sunari di Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar.2). Untuk mengetahui strategi pengembangan objek wisata Pantai Sunari di Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar. Adapun pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Sedangkan untuk analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskriipsikan faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pengembangan objek wisata Pantai Sunari dan analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan objek wisata Pantai Sunari. Analisis SWOT juga digunakan untuk membandingkan antara faktor internal kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal peluang dan ancaman yang dimiliki oleh objek wisata Pantai Sunari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : faktor pendukung yang ada pada objek wisata pantai sunari yaitu pemandangan alam yang masih asli, tersedianya lahan kosong, adanya dukungan dari masyarakat, tingkat aksesibilitas yang mudah, dan kondisi keamanan yang baik. Adapun faktor penghambat yaitu keterbatasan anggaran, promosi objek wisata yang belum maksimal, kurangnya tenaga profesional, belum ada kerjasama dengan pemerintah, kurangnya kesadaran para pengunjung dalam menjaga kebersihan Adapun strategi yang dapat dilakukan diantaranya: 1) meningkatkan objek wisata yang dimiliki pantai sunari karena memiliki pemandangan yang menarik untuk dijadikan sebagai spot foto. 2) Memanfaatkan lahan yang kosong untuk membangun sarana dan prasarana yang. 3) Meningkatkan keamanan objek wisata pantai sunari.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Sri Wahyuni

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kondisi kehidupan sosial ekonomi petani BM, 2) sebaran asal modal petani bawang merah (BM), 3) Solusi fluaktuasi harga BM pada musim panen. Populasi dalam penelitian ini 160 KK, sampel diambil sebanyak 20% (32 KK). Analisis data menggunakan alisis  deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) hampir sebagian petani BM tingkat pendidikan tamat SD yaitu 46,87%, tingkat kesehatan 100% berobat ke puskesmas/dokter, 87,5% petani berstatus kawin, luas lahan garapan tergolong rendah yaitu 0,3 Ha (43,75%), tenaga kerja yang digunakan petani BM paling tinggi yaitu antara 1-5 orang (59,37%), jumlah tanggungan petani BM adalah 3 orang (43,75%), dan besar pendapatan petani BM yaitu antara Rp 11.000.000 – Rp 20.000.000 (34,37%). 2) sebaran asal modal petani BM lebih setengah dari petani BM yaitu 65,62% terikat utang di BRI. 3) solusi fluktuasi harga BM pada musim panen yaitu petani harusnya mengurangi atau tidak lagi mengambil bibit dari penjual bibit bawang merah yang sekaligus sebagai pedagang BM. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa: tingkat sosial ekonomi petani BM di Dusun Batunoni cukup baik. Semakin luas lahan garapan maka semakin banyak pendapatan yang di peroleh, selain itu untuk memperoleh hasil yang maksimal modal sangat berpengaruh. Namun pada aspek pendidikan petani BM masih tergolong rendah, hal ini dikarenakan banyak petani BM yang hanya mengenyam pendidikan sampai tamat SD saja.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document