Jurnal llmu Bedah Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

41
(FIVE YEARS 29)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Jurnal Ilmu Bedah Indonesia, Universitas Indonesia

2723-7494

2021 ◽  
Vol 49 (1) ◽  
pp. 40-49
Author(s):  
Maida Tanara ◽  
Dhama Sinta

Latar Belakang. Malformasi Adenomatosa Kistik Kongenital (MAKK) merupakan kasus yang diketahui dengan baik, walaupun termasuk kasus jarang. MAKK dapat dikelola secara konservatif pada pasien tanpa gejala atau memerlukan tindakan pembedahan saat pasien menunjukkan gejala. Ilustrasi kasus. Seorang anak lelaki usia satu tahun masuk di unit gawat darurat RSCM karena takipnu hilang timbul sejak usia empat bulan. Didiagnosis dengan MAKK dua bulan sebelumnya di provinsi Bangka- Belitung, Indonesia. Lobektomi dilakukan dalam lima hari masa perawatan, ditemukan massa kistik dua pertiga paru kanan atas. Metode. Penelitian ini adalah laporan kasus berbasis bukti. Basis data yang digunakan untuk pencarian literatur adalah Pubmed, Proquest, dan ScienceDirect. Kriteria inklusi adalah studi dalam bahasa Inggris atau Indonesia, dengan anak-anak di bawah 18 tahun sebagai subjek, dan artikel teks lengkap tersedia. Penilaian dilakukan menurut Oxford Center for Evidence Based Medicine 2011. Kesimpulan. Lima studi kasus dianalisis. Tindakan bedah diindikasikan pada pasien simptomatik sesegera mungkin, dan pada beberapa pasien tanpa gejala sebelum usia satu tahun untuk perkembangan paru-paru yang lebih baik. Pasien yang menjalani torakoskopik adalah mereka dengan kasus yang tidak terlalu rumit dan karenanya tidak ada laporan mortalitas.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 28-34
Author(s):  
Hani A. Hendarto ◽  
Arry Rodjani ◽  
Chaidir A. Mochtar

2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 18-22
Author(s):  
Wiganda ◽  
Dimyati Achmad ◽  
Maman Abdurahman

Pendahuluan : Teknik pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH) bersifat cepat, aman, dan kurang invasif untuk mendiagnosis keganasan pada kelenjar getah bening. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai akurasi, sensitivitas, spesifisitas, nilai ramal positif, dan nilai ramal negatif pemeriksaan BAJAH pada penderita limfadenopati koli yang berobat ke Subbagian Bedah Onkologi Kepala dan Leher Bagian Bedah RS Hasan Sadikin, Bandung (RSHS). Metode : Penelitian ini merupakan uji diagnosis pemeriksaan BAJAH pada penderita dengan diagnosis klinis limfadenopati koli. Hasil pemeriksaan BAJAH dibandingkan dengan baku emas pemeriksaan histopatologis. Subjek penelitian adalah penderita yang berobat di Subbagian Bedah Onkologi Kepala dan Leher Bagian Bedah RSHS, dengan keluhan pembesaran kelenjar getah bening di leher. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FKUNPAD)/RS Hasan Sadikin, Bandung. Selama penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2008 hingga April 2008 didapatkan 36 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, terdiri dari 16 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, dengan rentang usia antara 14 tahun sampai dengan 87 tahun. Hasil : Pada pemeriksaaan histopatologis didapatkan 12 orang menderita limfadenopati ganas, dan 24 orang dengan limfadenopati jinak. Pada pemeriksaan BAJAH didapatkan positif palsu 1 penderita, dan negatif palsu 1 penderita. Akurasi diagnosis pemeriksaan BAJAH adalah 94,4%, sensitifitas 91,7%, spesifisitas 95,8%. Nilai ramal positif dan negatif dari metode pemeriksaan ini adalah 91,7% dan 95,8%. Diskusi : Uji diagnosis BAJAH terhadap adanya keganasan pada limfadenopati koli memiliki akurasi 94,4%, sensitivitas 91,7%, spesifisitas 95,8%, nilai ramal positif 91,7% dan nilai ramal negatif 95,8%. Pemeriksaan BAJAH dapat digunakan secara rutin untuk mendiagnosis keganasan limfadenopati koli pada penderita yang menolak dilakukan biopsi terbuka.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 35-37
Author(s):  
Eka J. Wahjoepramono

Acromegaly is a chronic disorder that usually develops over many years due to long term exposure to elevated levels of growth hormone (GH) most typically caused by a somatotrophic cell pituitary adenoma. It has an annual incidence of approximately 3-4 cases / million. A diagnosis of acromegaly is made based on the clinical presentation, biochemical and radiologic finding. The classical feature is the change in appearance and acral enlargement. No single therapy is comprehensively successful in controlling the disease. Surgical, medical and radiation treatments are available for lowering GH and insulin-like growth factor I (IGF-I) hypersecretion, controlling pituitary tumor mass effects, and lowering morbidity.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 23-27
Author(s):  
Sri Maliawan ◽  
Tjokorda G.B. Mahadewa ◽  
Nyoman Golden ◽  
Wayan Niryana

Pendahuluan : Menurut konsesus spesialis bedah saraf pada The 5th International Meeting of The Society for Microvascular Decompression Surgery, 2002, di Matsumoto, Jepang, terapi terpilih untuk neuralgia trigeminalis dan spasme hemifasialis adalah melakukan operasi dekompresi mikrovaskular (DMV). Tujuan penulisan ini untuk mengetahui hasil operasi DMV pada penderita dengan neuralgia trigeminalis (NT) dan spasme hemifasialis (SHF) di RS Sanglah (RSS), Denpasar. Metode : Studi kohort tanpa kelompok kontrol dilakukan terhadap data rekam medis penderita NT dan SHF di RS Sanglah (RSS), Denpasar, yang menjalani DMV selama periode tahun 1991-2006. Prosedur DMV terdiri atas tindakan memperbaiki posisi pembuluh darah yang menekan dan membebaskan sumbu nervus trigeminus dengan meletakkan teflon di antara nervus dan pembuluh darah. Subjek dievaluasi dalam kurun waktu antara 1 sampai 12 tahun pascoperasi. Data dianalisis untuk memperoleh angka kesembuhan segera, tingkat kepuasan pasien, angka kesembuhan tidak sempurna, angka kekambuhan, dan komplikasi operasi. Hasil : Dari 37 orang subjek terdapat 30 orang dengan NT dan 7 orang dengan SHF. Kesembuhan segera setelah operasi 93,3% pada NT dan 85,7% pada SHF. Subjek merasa puas dengan tindakan yang dilakukan sebanyak 83,3% pada NT dan 71,4% pada SHF. Kesembuhan tidak total 10% pada NT dan 14% pada SHF. Gangguan pendengaran pascaoperasi 13,3% pada NT dan 14% pada SHF. Diskusi : Teknik reposisi pembuluh darah yang menekan nervus trigeminus atau nervus fasialis sebagai prosedur DMV dapat memberikan hasil yang memuaskan untuk mengobati NT dan SHF.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 38-42
Author(s):  
Daniel Sampepajung
Keyword(s):  

Kanker payudara pada kehamilan atau pregnancy-associated breast cancer (PABC) merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada wanita hamil. Insiden kanker payudara akan meningkat seiring dengan peningkatan umur. Variasi jenis PABC sama dengan kanker payudara pada wanita yang tidak hamil. Pada umumnya PABC asimptomatis dan lebih dari 90% ditemukan oleh pasien pada saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Peningkatan ukuran, berat, vaskularisasi, dan densitas payudara selama kehamilan menyebabkan kesulitan dalam mendeteksi massa dalam payudara baik secara klinis maupun dengan mammografi. Keterlambatan diagnosis kanker payudara pada wanita hamil dapat terjadi 1 sampai 3 bulan atau lebih sehingga PABC sering ditemukan pada stadium lebih lanjut. Keterlambatan diagnosis kanker payudara ini dapat disebabkan oleh faktor pasien maupun dokter. Biopsi merupakan baku emas untuk menegakkan diagnosis kanker payudara pada kehamilan. Strategi penanganan PABC memerlukan pertimbangan dampaknya terhadap fetus dan kehamilan itu sendiri. Penanganan dilakukan secara multidisiplin dan operasi merupakan pilihan utama untuk PABC. Indikasi kemoterapi untuk PABC sama dengan indikasi untuk kanker payudara pada wanita tidak hamil, kecuali pada trimester pertama kemoterapi tidak dianjurkan. Radioterapi tidak diberikan selama kehamilan dan terminasi kehamilan tidak akan memperbaiki survival penderita tetapi perlu dipertimbangkan apabila prognosis penderita sangat buruk. Prognosis penderita PABC sama dengan kanker payudara pada wanita yang tidak hamil.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 8-11
Author(s):  
Darwito ◽  
Sonar S Panigoro ◽  
Muchlis Ramli
Keyword(s):  

Pendahuluan : Seperti tumor padat lainnya kanker payudara dapat tumbuh dan bermetastasis bila memperoleh oksigen dan nutrisi yang cukup. Tanpa adanya suplai darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi maka tumor akan diam atau bahkan mati. Suplai darah bisa terjadi apabila sel tumor mampu membentuk pembuluh darah baru, yang disebut angiogenesis, yang merupakan faktor terpenting agar sel kanker itu dapat tumbuh dan melakukan metastasis. Metode : Penelitian ini menggunakan studi prospektif cross sectional dengan melakukan kultur jaringan kanker payudara sebanyak 14 kasus. Eksplan diambil dari spesimen hasil operasi dan ditanam dalam medium kultur 3 dimensi yang telah diberi endhotelial cell line. Aktifitas angiogenesis dinilai secara semikuantitatif invitro. Pengamatan aktifitas angiogenesis dilakukan setiap 24 jam dengan menilai migrasi sel endotel selama 96 jam. Pengamatan didokumentasikan dengan memakai skoring 0-4. Hasil : Berdasarkan evaluasi terhadap 14 kasus yang dilakukan kultur, didapatkan korelasi antara skor angiogenesis dengan TNM (tumor lymnode metastase), grading, dan tipe histopatologi. Kanker dengan grade III, tipe scirous mempunyai nilai skoring (+4), tanpa memandang TNM. Diskusi : Angiogenesis dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu melaui proses tunas atau bukan tunas. Pembentukan angiogenesis meliputi pembentukan jaringan kapiler baru yang merupakan awal pembuluh darah, sedangkan yang bukan melalui tunas angiogenesis meliputi proses menjadi besar, pemisahan, dan penggabungan calon pembuluh darah. Proses bukan tunas memerlukan proliferasi sel endotel untuk membentuk dinding pembuluh darah. Pada penelitian ini tidak ada korelasi antara umur, status menopaus, dan status masa tumor dengan derajat angiogenesis. Hanya pada tipe histopatologi dan yang mempunyai korelasi dengan derajat angiogenesis dengan korelasi koefisien p=0,019 (


2021 ◽  
Vol 49 (1) ◽  
pp. 3-24
Author(s):  
Ali Farhan Fathoni ◽  
Raden Suhartono

Introduction. Acute limb ischemia can be managed both with surgery and thrombolysis, especially catheter-directed thrombolysis. The risk, benefit and indication of thrombolysis is already well known. However, as a first line therapy, it is unclear which intervention is more beneficial; the catheter directed thrombolysis or surgery. This report aims to elucidate which technique is more effective and safer. Method. This is an Evidence-Based Case Report based on a case of a geriatric, diabetic patient whom suffered acute limb ischemia. The report systematically search for meta-analysis, systematic review, randomized controlled trial and cohort studies from Cochrane central and PubMed for all adult patient suffering from acute limb ischemia whose are treated with catheter-directed thrombolysis or surgery as first-line intervention and comparing the outcome in terms of efficacy (clinical outcome such as patency and amputation-free rates) and safety (mortality and morbidity). Results. Subjects’ characteristics should be placed first to draw the demography. Put the study finding(s) here with no interpretation. For all adult patient regardless of their diabetic status and age there is no statistically significant difference for limb salvage, amputation, and mortality between two technique, however catheter directed thrombolysis showed reduced need for additional intervention whilst increasing risk of bleeding events. Conclusion. Neither techniques are more superior than the other but catheter-directed thrombolysis can be considered given that it reduce the need for further intervention, less invasive and even though it has risks for bleeding complication it is still lower compared to systemic thrombolysis. The selection of which technique can be up to clinician’s discretion in consideration of risk and benefit for each patient.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document