JURNAL KADESI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

16
(FIVE YEARS 16)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

2807-7040, 2655-4801

JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 46-64
Author(s):  
Matthew woran Ramlen ◽  
Rudolf Weindra Sagala ◽  
Stimson Hutagalung ◽  
Rolyana Ferinia

Abstrak: Dewasa ini banyak anak muda advent salah mengertiakan tentang keilahian Roh Kudus. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, ialah untuk menganalisis pemaknaan keilahian Roh Kudus dari sudut pandang anak muda berdasarkan Yohanes 14:16. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan literature yaitu kajian analisis deskripsi yang didasarkan kepada Historical Grammatical Method dengan mengutamakan prisnsip Sola Skriptura, yang berarti Alkitab menginterpretasi dirinya sendiri. Hasil analisis menunjukkan bahwa banyak dari anak muda yang meragukan keilahian Roh Kudus sebagai Allah. Dengan meragukan keilahian Roh Kudus, anak muda semakin kurang aktif mengikuti kebaktian. Dan hati mereka menyimpang dari kebenaran Kristus. Kesalahan anak muda meragukan keilahian Roh Kudus, disebabkan kuranya pemahaman mereka mengenai Roh Kudus adalah perwakilan Kristus di bumi. Roh Kudus, Kekal, Mahatahu, Mahakuasa dan Mahahadir, sehingga Roh Kudus memenuhi kita dengan kuasa untuk hidup sejalan dengan kehendak Kristus. Kata Kunci: Anak muda, Keilahian, Roh Kudus


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 65-89
Author(s):  
Feri Dolf Djami Hae ◽  
B.D Nainggolan ◽  
Stimson Hutagalung ◽  
Rolyana Ferinia

Jesus asked his disciples, saying, “Whom do men say that I the Son of man am?” (Matt. 16:13, Mark. 8:27), then John the Baptist was the top answer, followed by Elijah, Jeremiah. This study uses a biblical study of the meaning of the whom do men say (general opinion) by using a qualitative writing method that is studied by biblical exegesis supported by various sources related to this research. Here it is found that public opinion greatly influences one's personal belief and confession of their faith in Jesus Christ. There is a meaning behind the rejection of Jesus' messiahship by carrying the popular John the Baptist figure. Perhaps if he announced himself as the Messiah, and waged a rebellion against the Roman empire which was colonizing Israelit at that time, it would be inconceivable if that happened. Researchers found the answer that the importance of personal spiritual experience closely with God between times when the truth became unpopular. By adhering to the Word of God, the Church of God can stand firm which is built on a solid rock foundation (Petra), namely Jesus Himself.


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 90-104
Author(s):  
Aryanto Budiono

Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu cara untuk mendewasakan iman orang percaya sekalipgus sebuah cara untuk menyehatkan sebuah gereja. Gereja yang sehat adalah gereja yang akan bertumbuh. Pertumbuhan gereja bermakna ganda yaitu secara kualitatif (kualitas) dan kuantitatif (kuantisan, jumlah jemaat). Semua itu bisa diukur melalui kehadiran jemaat dalam setiap kegiatan, baik dalam skala besar (ibadah raya) maupun skala kecil (kelompok kecil). Namun sejak Bulan Maret – April 2020, terjadi Pandemi Covid 19 yang mengakibatkan gereja-gereja menutup kegiatan pertemuan langsungnya dan menggantinya dengan kegiatan daring. Beberapa gereja yang jemaatnya gagap teknologi harus mencari cara supaya pelayanan dan persekutuan dapat berjalan terus dan iman jemaat tetap terpelihara meskipun tidak maksimal. Namun syukur kepada TUHAN, pandemi ini terjadi pada masa yang disebut dengan  Revolusi industri 4.0. Pemanfaatan teknologi yang luar biasa ini bisa dijadikan sarana untuk mendewasakan jemaat sekaligus menyehatkan gereja sehingga pertumbuhan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik   Kata Kunci: Pendidikan Agama Kristen, Kesehatan Gereja, Pandemi Covid-19, Revolusi Industri 4.0


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-22
Author(s):  
David Ming

This article wants to Examine the teaching of Paul as a leading writer and educator who has the authority of Christ in his teaching. Where the Apostle Paul was an Apostle of Christ who preached the gospel of truth to non-Jews. Apart from being an Apostle, he is also an extraordinary teacher, through his teaching many souls are won, many teachers are born, even many churches of God were established through the ministry of the Apostle Paul. Through a personal experience encounter with Christ Jesus the Lord. Being the main Apostle in the writing of the New Testament. In his teaching. First: his teaching brought many people to a new understanding of Christ. The second gives a living testimony to those who hear it as a powerful form of evangelism. The research method that the author uses is quantitative with a theological approach. Where in this article, the author describes the Apostle Paul apart from being an educator and teacher as well as being a evangelist. The findings of this study are as a method of preaching the gospel of Christ. It is very important to imitate the Apostle Paul who has the ability as a teacher and educator so as to produce the next generation for the continuity of God's church in the ministry for the congregations it serves.


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 23-45
Author(s):  
Stepanuston Pelawi ◽  
Stimson Hutagalung ◽  
Rolyana Ferinia

Latar belakang dilaksannya penelitian ini, melihat anak remaja yang selalu menggunakan gadget baik dalam belajar maupun dalam waktu santai, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan gadget dikalangan remaja  dan melihat pertumbuhan kerohanian remaja selama pandemi covid-19 dilingkungan SMP Advent Barusjulu berdasarkan Ulangan 6:7. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini  kualitatif  dan deskriptif dengan melakukan wawancara kepada 124 remaja yang bersekolah di SMP Advent Barusjulu untuk menguatkan hasil analisis kualitatif . Hasil dari penelitian ini lebih banyak waktu yang digunakan remaja untuk bermain gadget daripada berdoa dan membaca Alkitab. Disaat menjelang tidur, remaja lebih banyak menggunakan waktu untuk bermain gadget untuk membuka media sosial dan aplikasi lainnya dan lupa untuk berdoa dan pada waktu  bangun tidur hal pertama yang dilakukan remaja adalah membuka gadgetnya yang mengakibatkan mereka lupa untuk berdoa.  Implikasi penelitian ini agar orang tua berperan untuk menolong dan membimbing anak-anak mereka membagi waktu dalam bermain gadget dan membaca dan menyelidiki firman Tuhan supaya tingkat kerohanian remaja dapat meningkat. Guru Agama Kristen juga memiliki peranan dalam mengarahkan anak remaja SMP Advent Barusjulu untuk meningkatkan pertumbuhan kerohanian.


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 123-138
Author(s):  
Raden Deddy Kurniawan ◽  
Stimson Hutagalung ◽  
Rolyana Ferinia

Gereja memliki peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan pembimbingan bagi anak-anak anggota jemaatnya, hal ini harus dilakukan sejak dini disat mereka masih dapat dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Gereja adalah pusat pelatihan pelayanan dan hal tersebut dapat dilakukan sejak usia mereka masih anak-anak, ada beberapa bentuk pelayanan yang dapat dilakukan dimasa anak-anak seperti bernyanyi, cerita Alkitab dan menyampaikan ayat hafalan dari Alkitab. Jika hal tersebut dikembangkan maka dikemudian hari meraka akan lebih siap untuk terlibat dalam pelayanan yang lebih baik dan luas. Untuk itu gereja harus memberikan mereka dukungan baik secara pembinaan, ruangan yang memadai dan kesempatan untuk melayani di gereja. Melalui penelitian ini maka diharapkan hasilnya Orangtua dan gereja lebih memperhatikan anak-anak anggota gereja untuk mempersiapkan mereka dalam masa sekarang dan yang akan datang. Dan jika hal tersebut dilakukan kecil kemungkinan mereka akan meninggalkan gereja maupun kebenaran.


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 105-122
Author(s):  
Maxlucky Tinenti ◽  
Stimson Hutagalung ◽  
Rolyana Ferinia

God created man with the perfection of the image and image of God, because of sin, the perfection of God is lost, the relationship between God and man is cut off and the physical perfection of man decreases, the limitations of reason, physical and mental deficiencies. One of the physical deficiencies that exist in human nature is deafness or deafness. Due to lack of hearing, deaf people feel inferior, not confident, which results in psychological pressure. The research method uses descriptive qualitative, through journals, articles, internet, books. The purpose of this study, how to rebuild self-confidence and psychological pressure by means of pastoral assistance to improve the spirituality of the deaf by providing motivation through pastoral visitation, training in language so that they can read God's word, equipping skills to be able to be independent entrepreneurs, touching with love and applying the word of God. The result is that deaf people have good spirituality, regain their self-confidence and feel worthy of living before God, in society with existing physical deficiencies


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 139-159
Author(s):  
Janes Sinaga ◽  
Juita Lusiana Sinambela ◽  
Stimson Hutagalung ◽  
Rolyana Ferinia

Pada Zaman modern ini anak-anak tidak lagi dilibatkan dalam tugas sehari-hari dalam rumah tangga, sehingga tampak cenderung mereka mengarah ke sifat malas. Orang tua memiliki peran dan tanggung jawab untuk memdidik dan membiasakan anak mereka terlibat dalam pekerjaan rumah tangga setiap hari dirumah, dimana apabila hal ini dilakukan dapat mendidik anak memiliki karakter yang baik, rajin, berdidiplin dan bertanggung jawab untuk saat ini dan dimasa depan. Seringkali orang tua tidak melibatkan mereka dalam pekerjaan rumahtangga dikarenakan anak-anak tersebut di fokuskan untuk Pendidikan ilmu pengetahuan umum namun lupa penting juga Pendidikan karakter dan tanggung jawab. Orang tua juga tidak melibatkan mereka boleh jadi karena zaman sekarang sudah ada pembantu rumah tangga yang melakukannya. Namun melalui tulisan ini penulis meneliti akibat negative apabila orang tua tidak melibatkan mereka dalam pekerjaan rumah tangga. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif melalui buku-buku pustakan, pengamatan dan pengalaman sebagai orang tua. Melalui tulisan ini akan banyak orang tua akan membiaskan anak-anaknya terlibat dalam pekerjaan rumah tangga walaupun untuk hal-hal yang sederhana.


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-27
Author(s):  
Endang Pasaribu

This study aims to reveal,produce data and facts whether the death penalty is something that is in line with human rights and the Bible as a Christian foundation. The benefits of this research theoretically provide an understanding to the wider community about the death penalty and human rights, increase and equip society to have This research uses descriptive qualitative methods, this method is used for social and humanities research and can also be used in theological studies. The results of this study indicate that the death penalty in Indonesia is a standard and legal matters in the Criminal Code, even though human rights are not in line and in agreement with its implementation, the death penalty will still be implemented if the Criminal Code does not undergo a revision in the chapter that contains the death penalty. The implementation of this research is to teach every person or Christian to be the authority to accept and be responsible for receiving the death penalty, because it is impossible for the death penalty to be given to a person who has not committed a crime.


JURNAL KADESI ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 126-155
Author(s):  
Ester Yunita Dewi

Dunia pemuda adalah dunia yang mulai diwarnai dengan krisis dan permasalah-permasalah pemuda dalam rangka menuju kepada kemandirian dan kedewasaan. Masa pemuda secara psikologis sekitar umur 20-30 belum dapat dipastikan mereka semua sudah memiliki kestabilan dalam segala aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam hal kerohanian. Mereka memerlukan kehidupan kerohanian yang stabil.  Kehidupan kerohanian yang stabil bagi pemuda dapat menjadi kekuatan dalam menghadapi persoalan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yakni berkaitan dengan citra diri, jodoh, pergaulan dan pekerjaan.  Namun, sebaliknya keadaan kerohanian yang kurang atau tidak stabil dapat membawa pemuda terjebak dalam kesulitan saat menghadapi krisis dan permasalah dalam rangka menuju kepada kemandirian dan kedewasaan. Bila kehidupan rohaninya kurang stabil persoalan karena keempat hal tersebut dapat menimbulkan masalah baru yang bagi dirinya dapat menjadi masalah serius atau tidak seperti suatu masalah, tetapi menimbulkan masalah bagi orang lain. Mereka perlu dijangkau dan dibawa kepada Kristus dan bagi yang sudah di dalam Kristus mereka perlu pembinaan untuk terlibat aktif dalam pelayanan kaum muda ini. Penginjilan adalah salah satu strategi yang cocok bagi pelayanan kaum muda. Pelayanan penginjilan sangat relevan bagi kaum muda dan dilakukan oleh kaum muda juga. Kaum muda memiliki banyak kreatifitas, waktu, kesempatan dan lainnya untuk melaksanakan strategi pelayanan ini. Tujuan penelitian secara rinci adalah (1) menjelaskan perihal menanamkan kesadaran penginjilan pada pemuda, (2) menguraikan strategi dalam memperlengkapi pemuda dengan pelajaran penginjilan dan (3) menguraikan kegiatan-kegiatan penginjilan bersama. Penelitian dengan pendekatan kualitatif-deskriptif pada karya ilmiah ini dilakukan terhadap teks Matius 28:19-20 dan kepustakaan yang memuat data-data yang dapat mendukung  penerapan pelayanan penginjilan bagi dan melalui kaum muda.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document