Hayina
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

14
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta

2809-7300

Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 33-37
Author(s):  
Anindhita Syahbi Syagata ◽  
Hari Akbar Sugiantoro ◽  
Astari Puruhita Ansokowati

Coronavirus atau dikenal dengan covid-19 telah mengancam status kesehatan masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Angka mortalitas dari virus ini pun tinggi dengan penularan yang masif. Kasus kematian di Indonesia banyak terjadi pada usia dewasa hingga lansia. Terdapat beberapa masalah mitra yang dianalisis antara lain: (1) Covid-19 merupakan jenis virus baru yang mengancam kesehatan masyarakat dan informasi yang ada terlalu banyak, (2) Ibu-ibu ‘Aisyiyah di Daerah Mitra merupakan usia rentan yang berisiko tinggi mengalami mortalitas, (3) Tidak ada panduan khusus mengenai informasi umum termasuk pencegahan, zat gizi, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Booklet ini berisi mengenai informasi umum covid-19 ditambah dengan penjelasan zat gizi untuk meningkatkan imunitas dan PHBS yang kemudian dapat menjadi solusi nyata untuk masyarakat sasaran. Kendala yang dihadapi terutama berkaitan dengan pengumpulan data, juga penjelasan secara daring. Sesi tanya-jawab dan pendampingan di grup Whatsapp berkala menjadi solusi untuk kendala yang dihadapi, dan harapannya masyarakat sasaran lebih aware terhadap kesehatan khususnya terkait dengan situasi pandemi Covid-19.


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 33-37
Author(s):  
Anindhita Syahbi Syagata ◽  
Hari Akbar Sugiantoro ◽  
Astari Puruhita Ansokowati

Coronavirus atau dikenal dengan covid-19 telah mengancam status kesehatan masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Angka mortalitas dari virus ini pun tinggi dengan penularan yang masif. Kasus kematian di Indonesia banyak terjadi pada usia dewasa hingga lansia. Terdapat beberapa masalah mitra yang dianalisis antara lain: (1) Covid-19 merupakan jenis virus baru yang mengancam kesehatan masyarakat dan informasi yang ada terlalu banyak, (2) Ibu-ibu ‘Aisyiyah di Daerah Mitra merupakan usia rentan yang berisiko tinggi mengalami mortalitas, (3) Tidak ada panduan khusus mengenai informasi umum termasuk pencegahan, zat gizi, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Booklet ini berisi mengenai informasi umum covid-19 ditambah dengan penjelasan zat gizi untuk meningkatkan imunitas dan PHBS yang kemudian dapat menjadi solusi nyata untuk masyarakat sasaran. Kendala yang dihadapi terutama berkaitan dengan pengumpulan data, juga penjelasan secara daring. Sesi tanya-jawab dan pendampingan di grup Whatsapp berkala menjadi solusi untuk kendala yang dihadapi, dan harapannya masyarakat sasaran lebih aware terhadap kesehatan khususnya terkait dengan situasi pandemi Covid-19.


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Dika Rizki Imania ◽  
Mohammad Ali Imron

Latar belakang :  World Health Organization (WHO) 2013 mengemukakan bahwa non-communicable disease (NCDs) merupakan tantangan kesehatan terbesar pada abad 21. Dari seluruh angka morbiditas NCDs, jumlah cardiovascular disease (CVD) merupakan yang terbesar yaitu 17,3 juta jiwa/ tahun.  Berkaitan dengan diabetes, pada sebagian penderita diabetes tipe dua atau intoleransi glukosa, didapatkan serangkaian faktor risiko yang muncul bersamaan dengan faktor risiko CVD. Fenomena tersebut disebut dengan kejadian sindrom metabolik. Tujuan : memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader untuk melakukan screening sindrom metabolik sehingga pengurus maupun peserta majlis taklim bisa mengubah pola hidup menjadi lebih sehat lagi. Metode : metode yang digunakan adalah koordinasi, pemberdayaan sumber daya manusia, promosi dan sosialisasi kader, pelatihan kader, penyusunan buku pedoman kader, pelaksanaan jasa layanan kesehatan, evaluasi kegiatan, dan pelaporan pencatatan kegiatan. Hasil : menghasilkan empat kader terlatih dan hasil pada peserta bahwa kategori usia dewasa akhir, lansia akhir dan manula lebih rentan terkena Sindrom Metabolik. Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengetahui pentingnya pengetahuan tentang sindrome metabolik. Kesimpulan :  Pemberian penyuluhan dan pelatihan kader dalam screening sindrome mmetabolik dapat menambah  pengetahuan dan wawasan  pengurus majlis taklim masjid Al Mustaqim Di Sanggrahan Ngestiharjo Kasihan Bantul.


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Dika Rizki Imania ◽  
Mohammad Ali Imron

Latar belakang :  World Health Organization (WHO) 2013 mengemukakan bahwa non-communicable disease (NCDs) merupakan tantangan kesehatan terbesar pada abad 21. Dari seluruh angka morbiditas NCDs, jumlah cardiovascular disease (CVD) merupakan yang terbesar yaitu 17,3 juta jiwa/ tahun.  Berkaitan dengan diabetes, pada sebagian penderita diabetes tipe dua atau intoleransi glukosa, didapatkan serangkaian faktor risiko yang muncul bersamaan dengan faktor risiko CVD. Fenomena tersebut disebut dengan kejadian sindrom metabolik. Tujuan : memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader untuk melakukan screening sindrom metabolik sehingga pengurus maupun peserta majlis taklim bisa mengubah pola hidup menjadi lebih sehat lagi. Metode : metode yang digunakan adalah koordinasi, pemberdayaan sumber daya manusia, promosi dan sosialisasi kader, pelatihan kader, penyusunan buku pedoman kader, pelaksanaan jasa layanan kesehatan, evaluasi kegiatan, dan pelaporan pencatatan kegiatan. Hasil : menghasilkan empat kader terlatih dan hasil pada peserta bahwa kategori usia dewasa akhir, lansia akhir dan manula lebih rentan terkena Sindrom Metabolik. Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengetahui pentingnya pengetahuan tentang sindrome metabolik. Kesimpulan :  Pemberian penyuluhan dan pelatihan kader dalam screening sindrome mmetabolik dapat menambah  pengetahuan dan wawasan  pengurus majlis taklim masjid Al Mustaqim Di Sanggrahan Ngestiharjo Kasihan Bantul.


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-14
Author(s):  
Noor Laela Fitria ◽  
Isnaini Herawati ◽  
Farid Rahman
Keyword(s):  

Hipertensi menjadi silent killer karena pada sebagaian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan serangan jantung yang mengakibatkan penderitanya meninggal. Hipertensi terkait erat dengan masalah psikologis dan emosional, terutama dalam tekanan hidup yang berat. Upaya penanganan pada penderita hipertensi yang dapat dilakukan yaitu dengan cara jalan pagi. Jalan pagi mampu mendorong jantung bekerja secara optimal dan dapat meningkatkan aktivitas pernapasan. Upaya penanganan lain pada hipertensi yaitu dengan cara terapi komplementer. Salah satu bentuk terapi komplementer yang menggunakan teknik relaksasi adalah latihan slow deep breathing. Metode pengabdian masyarakat ini dengan pemberian penyuluhan kepada Kelompok Ibu PKK yang bertujuan untuk manambah pengetahuan terkait jalan pagi dan latihan slow deep breathing untuk menurunkan hipertensi. Jalan pagi dapat dilakukan setiap pagi dan latihan slow deep breathing dilakukan sebanyak 6 kali permenit selama 10 menit. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Bangsri Kabupaten Jepara dan didapatkan hasil yaitu meningkatnya pengetahuan kelompok tersebut tentang jalan pagi dan latihan slow deep breathing untuk menurunkan hipertensi dengan hasil 79% (baik) pada nilai rata-rata pre-test dan post-test sehingga masyarakat dapat melakukan latihan tersebut dengan mandiri. 


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 45-51
Author(s):  
Sri - Handayani

Background: Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the problems of death in children in developing countries. ARI is an upper or lower respiratory tract disease, usually contagious, which can cause a wide spectrum of disease that ranges from asymptomatic disease or mild infection to severe and deadly disease.Objective: Yandu cadres can improve knowledge, attitudes and skills in handling ARI and febrile seizures in children, so as to optimize growth and development in children optimally.Methods: socialization and simulation of the handling of ARI and febrile seizures in children through cadres. Cadres were given material about ARI and febrile seizures, followed by interactive activities about the steps taken to overcome/handle ARI and febrile seizures in children. The cadres were divided into three groups and accompanied by one trainer.Results: the cadres stated that they understood, and seemed capable of handling febrile seizures in children.Suggestion: The existence of counseling and training to parents/mothers about ARI and handling febrile seizures in children, providing first aid kits and simple medicines for handling febrile seizures at Posyandu, also in families who have children and often experience febrile seizures under the supervision of a doctor, it is necessary the existence of socialization in physical form contains the importance of handling febrile seizures in children.


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
Arizona Firdonsyah ◽  
Zahra Arwananing Tyas

Perkembangan media sosial dengan berbagai fitur yang dapat diakses dimanapun membuat semakin banyak pengguna media sosial dari berbagai kalangan seperti remaja. Penggunaan media sosial dengan berbagai dampaknya perlu disosialisasikan kepada remaja karena saat ini media sosial memiliki dampak positif dan negatif. Kegiatan pengabdian terhadap masyarakat yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Muhammadiyah Gombong, Kebumen berupa penyuluhan tentang dampak media sosial terutama terhadap remaja dan bagaimana menggunakannya dengan bijak. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai dampak media sosial dan bagaimana para remaja dapat menggunakannya dengan bijak sehingga terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif seperti tindakan asusila, penghinaan, pencemaran nama baik serta penyebaran berita bohong yang dianggap menyesatkan dan mengakibatkan adanya permusuhan antar individu dan atau kelompok masyarakat tertentu dilihat dari kelompoknya beradasarkan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 45-51
Author(s):  
Sri - Handayani

Background: Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the problems of death in children in developing countries. ARI is an upper or lower respiratory tract disease, usually contagious, which can cause a wide spectrum of disease that ranges from asymptomatic disease or mild infection to severe and deadly disease.Objective: Yandu cadres can improve knowledge, attitudes and skills in handling ARI and febrile seizures in children, so as to optimize growth and development in children optimally.Methods: socialization and simulation of the handling of ARI and febrile seizures in children through cadres. Cadres were given material about ARI and febrile seizures, followed by interactive activities about the steps taken to overcome/handle ARI and febrile seizures in children. The cadres were divided into three groups and accompanied by one trainer.Results: the cadres stated that they understood, and seemed capable of handling febrile seizures in children.Suggestion: The existence of counseling and training to parents/mothers about ARI and handling febrile seizures in children, providing first aid kits and simple medicines for handling febrile seizures at Posyandu, also in families who have children and often experience febrile seizures under the supervision of a doctor, it is necessary the existence of socialization in physical form contains the importance of handling febrile seizures in children.


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Zahro Varisna Rohmadani ◽  
Tri Winarsih

Pembelajaran secara daring (online) yang dilakukan selama masa berlangsungnya pandemi Covid-19 membuat siswa mengubah metode dan pola belajar yang biasa mereka lakukan. Intensitas penggunaan smartphone dan jaringan internet sebagai sarana pembelajaran justru ikut meningkatkan aktifitas siswa dalam berinteraksi melalui media sosial. Para siswa SMA yang masih berada dalam kategori remaja ini jika tidak diawasi dalam penggunaan media sosialnya maka akan rentan mengalami perasaan insecure. Insecure adalah perasaan lemah, tidak percaya diri dan putus asa yang dialami seseorang akibat seringnya membandingkan diri sendiri melalui media sosial yang dimilikinya dengan orang lain yang dianggap lebih mampu atau berdaya. Perasaan insecure pada siswa ini harus segera diatasi karena siswa yang mengalami insecure memperlihatkan produktifitas belajar yang cenderung menurun. Solusi yang bisa ditawarkan adalah melalui psikoedukasi dan hipnoterapi yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman diri dan penanaman sugesti yang positif. 


Hayina ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22-32
Author(s):  
Milya Novera ◽  
Meta Rikandi ◽  
Mandria Yundelfa ◽  
Rika Syafitri

Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK) is necessary to have continuous intervention and become a integrated program at the Public Health Center (Puskesmas). The aim purposes of this activities was to analyzed The desired objectives are to optimize home visits to increase the level of family independence and to optimize the competence of nurses in writing and documentation of family nursing care plan integrated with Nanda, Noc and Nic. The implementation phase includes home visits conducted 2-4 times and carrying out cross-program activities and the evaluation phase includes recompiling and analyzed data. There are 18 heads of households who are respondents. This activity showed that home visits through providing family nursing care and education in the family gave change the family independence level. In the future, it is expected that home visits will become priority of Public Health Center (Puskesmas) activities to improve community health status, In addition, the guidelines and modules are able to increase the knowledge, attitudes, skills, and activities of nurses in the implementation of community health services which increase the use of health facilities by families and as a complement to the community health services module in order to improve the performance of Nurse in Public Health center. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document