Journal of Forest Science Avicennia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

28
(FIVE YEARS 28)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Malang

2622-8505

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Yusri Tsulatsir Rahman ◽  
Febri Arif Cahyo Wibowo ◽  
Joko Triwanto

Dari hasil penelitian diketahui interaksi pengaruh pemberian dosis pupuk organik dan interval pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman mahoni daun lebar (S. macrophylla King) pada daun semai dan diameter batang. Pada daun semai yang berpengaruh nyata pada 7 mss dengan kombinasi perlakuan P1M2 yaitu pemberian pupuk organik 10 gram/polibag dan interval pemberian pupuk organik 2 minggu dengan rerata tertinggi 7,80. Hasil analisis pada diameter batang yang berpengaruh nyata pada 6 mss dan 8 mss, 8 mss dengan kombinasi perlakuan P2M3 pemberian dosis pupuk organik 20 gram/polibag dan interval pemberian pupuk organik 3 minggu dengan rerata tertinggi 6,83 mm dibandingkan dengan daun semai pada perlakuan yang sama tetapi hasil rerata pada daun semai 7,43 di karenakan pada daun semai menyerap unsur hara dengan baik. Kesimpulan dari seluruh peneltian yang saya lakukan yang paling baik adalah P3M2 dosis pupuk organik 30 gram dengan interval pemberian pupuk organik 2 minggu dikarenakan pada dosis pupuk organik dengan interval pemberian pupuk organik yang pas pada semai mahoni.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Febri Arif Cahyo Wibowo

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Venny Jala Prasista ◽  
Amir Syarifuddin ◽  
Joko Triwanto
Keyword(s):  
De Vries ◽  

Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vries) merupakan jenis pinus yang tumbuh asli di Indonesia. Semakin banyaknya permintaan getah untuk memenuhi kebutuhan industri, maka kebutuhan pada gondorukem dan terpentin meningkat. Permasalahan yang dihadapi adalah getah yang keluar belum memenuhi target Perhutani, sehingga memerlukan stimulant yang aman dalam jangka panjang dan dapat membuat getah terus keluar tanpa merusak pohon pinus. Penelitian berlokasi di BKPH Kepanjen KPH Malang RPH Gendogo (petak 173A). Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga April 2019. Peningkatan produksi getah dengan pemberian larutan asam sulfat. Semakin besar diameter batang pohon pinus semakin banyak getah yang keluar. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh asam sulfat (H2SO4) dan diameter batang terhadap produktivitas getah pinus (P. merkusii Jungh et de Vries). Metode penelitian dilakukan dengan RAK (Rancangan Acak Kelompok) terdiri 2 faktor. Faktor 1, konsentrasi larutan asam sulfat yang digunakan yaitu : 0% , 15% , 25% , dan 35%. Faktor 2, diameter batang yang digunakan yaitu : 20-25 cm, 26-30 cm, 31-35 cm, masing-masing diulang 3 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan, setiap unit percobaan terdapat 5 pohon pinus. Parameter yang diteliti adalah jumlah getah pohon pinus dan kualitas getah pohon pinus yang dihasilkan. Berpengaruh nyata dari perlakuan, dilakukan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara pemberian konsentrasi larutan asam sulfat (H2SO4) dan diameter batang terhadap hasil getah pada pemungutan ke 1 kualitas getah A dan pemungutan  ke 3,4,5 kualitas getah B. Konsentrasi 35% mempercepat keluarnya getah pinus. Diameter batang ukuran 31-35 cm menghasilkan getah dengan mutu A dan B paling banyak. 


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Muhammad Syahrul Eka Prakasa ◽  
Joko Triwanto ◽  
Tatag Muttaqin

Sengon atau (P. falcataria (L.) Nielsen).  termasuk famili Leguminoceae. Tanaman ini sangat potensial untuk dipilih sebagai salah satu kayu cepat tumbuh (fast growing species), pengelolaan relatif mudah, sifat kayunya termasuk kelas kuat dan permintaan pasar yang terus meningkat, sedangkan secara ekologis Sengon dapat meningkatkan kualitas lingkungan seperti meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki tata air.  Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi media tanam yang baik dan benar supaya mendapatkan pertumbuhan tanaman yang maksimal dan mengetahui pengaruh dari perlakuan penutupan semai dengan paranet terhadap pertumbuhan sengon (P. falcataria (L.) Nielsen).Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Pengamatan dilakukan dari bulan Januari - April 2019. Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama komposisi media tanam (P) yang terdiri dari 4 level media top soil dan pasir dengan perbandingan 1:1 (kontrol), dan media top soil, pasir dan pupuk kandang (ayam, kambing dan sapi), dengan tiap perlakuan perbandingannya 2:1:1. Faktor kedua perlakuan penutupan paranet (M) yang terdiri dari 3 level tanaman tanpa mendapatkan perlakuan penutupan paranet, tanaman mendapatkan perlakuan penutupan paranet dengan kerapatan 25% dan 50%. Peubah yang di amati yaitu daya perkecambahan, laju perkecambahan, pertumbuhan semai (diameter, tinggi, jumlah daun, bobot basah, bobot kering, dan panjang akar). Apabila hasil analisisnya berpengaruh nyata akan diuji lanjut menggunakan uji Duncan 5%.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata terhadap presentase perkecambahan antara komposisi media tanam dan perlakuan intensitas cahaya pada peubah laju perkecambahan semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen). Perlakuan terbaik dari penelitian ini yaitu terjadi interaksi yang nyata antara komposisi media tanam dan perlakuan intensitas cahaya pada peubah tinggi semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen).  Media tanam topsoil, pasir, dan pupuk kandang kambing dengan perbandingan 2:1:1 merupakan media tanam yang paling sesuai dan baik untuk pertumbuhan semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen). Perlakuan tanaman tanpa mendapatkan penutupan paranet merupakan perlakuan yang baik dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen).


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Febri Arif Cahyo Wibowo

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Julia Muvita Sari ◽  
Joko Triwanto ◽  
Galit Gatut Prakosa

Produk hasil hutan bukan kayu yang mempunyai prospek cukup cerah di masa mendatang untuk dikembangkan di Indonesia mengingat kebutuhan getah pinus yang cukup besar sehingga diperlukan bagaimana cara memperbanyak dan meningkatkan produksi getah pinus. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi pengaruh waktu pemberian dan konsentrasi Asam Sulfat (H2SO4) terhadap hasil sadapan getah pinus. Penelitian ini berlokasi di petak 47f RPH Gunungsari BKPH Glenmore KPH Banyuwangi Barat dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2019. Metode penelitian menggunakan RAKF (Rancangan Acak Kelompok Faktorial) terdiri dari 2 faktor. Fakor 1 Konsentrasi larutan Asam Sulfat 0%, 10%, 20%, dan 30%. Faktor 2 waktu penyemprotan larutan pada pukul 07.00 – 09.00 pagi, 11.00 – 13.00 siang, dan 15.00 – 17.00 sore. Masing – masing diulang dengan 3 kali ulangan sehingga terdapat 36 unit percobaan, setiap unit percobaan terdapat 10 pohon pinus sehingga terdapat 360 pohon pinus. Parameter yang akan diteliti adalah jumlah getah pohon pinus yang dihasilkan dan kualitas getah pohon pinus. Jika ada pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan dilakukan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan peubah. Waktu pemberian larutan pada sore hari lebih menghasilkan getah lebih banyak. Konsentrasi larutan yang tepat yaitu konsentrasi 30% untuk mendapatkan produksi getah yang lebih banyak.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 90
Author(s):  
Zulharman Zulharman ◽  
Deni Prayadi
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan hubungan pemanfaatan sumberdaya alam oleh  masyarakat dengan faktor sosial ekonomi masyarakat di kawasan Taman Nasional Gunung Tambora, Untuk mendeskripsikan bentuk pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat di kawasan Taman Nasional Gunung Tambora, dan untuk mendiskripsikan bentuk kearifan lokal masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya alam. Penelitian ini dilaksanakan di desa Kawinda To’i Kec. Tambora, Kab. Bima, Proinsi Nusa Tenggara Barat, 15 Oktober – 12 November 2018 dengan metode pengambilan data secara studi literarur, wawancara dan observasi, responden diambil secara purposive sampling, analisa data dilakukan dengan analisa deskriptif kualitatif menurut Singarimbun (2010). Hasil yang di peroleh, dalam pemanfaatan sumber daya alam masyarakat memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik tenaga air, kebutuhan sehari-hari, dan sumber pengairan bagi lahan pertanian. Pemanfaatan pantai dan hasil Laut dengan pantai yang dimana terdapat penyu dan laut dari ikan hasil tangkapan nelayan. Pemanfaatan hutan dan hasil hutan, hasil hutan kayu di gunakan untuk membuat rumah, pagar, dan perabotan rumah tangga. Hasil hutan non kayu di manfaatkan sebagai pakan ternak, bahan masak memasak dan madu. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam di desa Kawinda to’i yaitu pohon kesambi sebagai penentu mutu madu, larangan berburu dan Ngaha aina ngoho.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Achmad Valliant Ali ◽  
Amir Syarifuddin ◽  
Joko Triwanto
Keyword(s):  

Pohon trembesi (Samanea saman. Jacq) tanaman yang mampu menyerap CO2 sangat tinggi, penyerapan air tanah yang baik dan mampu menurunkan konsentrasi gas secara efektif, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman penghijauan. Menurut Dahlan, 2010. “Pohon trembesi memiliki daya serap gas CO2 sangat tinggi. Satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28,488 Kg gas CO2 setiap tahun dengan diameter tajuk 15 meter. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah RAK, Faktorial, dimana Faktor I : Perlakuan perendaman benih terdiri tiga level. Faktor II : Komposisi media terdiri tiga level, masing-masing diulang dengan 3 kali ulangan. Sehingga terdapat 3.3.3 = 27 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdapat 30 benih yang kemudian dikalikan dengan 27 unit percobaan, sehingga terdapat 810 benih. Peubah yang digunakan untuk mengamati ialah, daya perkecambahan, laju perkecambahan, pertumbuhan semai, yang kemudian dianalisis seragam, bila terdapat pengaruh dilakukan uji duncan’s p. 0,05 untuk mengetahui perbedaan perkecambahan yang di uji cobakan. Terjadi interaksi dari kedua faktor skarifikasi dan komposisi media pada kombinasi perlakuan A2B3 dengan daya kecambah sebesar 96,66 %. Pengaruh skarifikasi dan komposisi media pada laju kecambah paling cepat perlakuan A1= 7,53 hari, B1 = 6,33 hari, jumlah daun paling banyak A1 = 15,13 daun, B3 = 15,15 daun, tinggi tanaman paling tinggi A1 = 30,47 cm, B3 = 30,99 cm, diameter batang paling besar A1 = 0,496 cm, B3 = 0,502 cm, panjang akar paling panjang A1 = 20,60 cm, B3 = 23,70cm, bobot basah paling berat A1 = 15,57 gram, B3 = 10,11 gram, bobot kering paling berat A1 = 12,70 gram, B2 = 7,16 gram.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Yonny Fathurizky ◽  
Tatag Muttaqin ◽  
Nugroho Tri Waskitho

Kebakaran merupakan penyebab kerusakan hutan yang paling besar, yang mana dalam waktu singkat dapat menghancurkan kawasan yang cukup luas. Kebakaran hutan ternyata lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada dampak positif terhadap sifat-sifat tanah dan terutama terhadap erosi. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui besarnya sedimentasi, dan mengetahui hubungan antara curah hujan dengan sedimentasi yang terjadi pada kawasan bekas kebakaran hutan TAHURA R.Soerjo Blok Ledug. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 di Kawasan bekas kebakaran hutan TAHURA R.Soerjo, dengan estimasi ketinggian 1100-1200 mdpl. Terdapat 13 kejadian hujan pada bulan Desember 2018. Curah hujan tertinggi 68,2mm, dan curah hujan terrendah 2,5mm. Nilai muatan sedimen terbesar yaitu 0,94 kg/ha, serta nilai muatan sedimen terkecil yaitu 0,29 kg/ha, dan nilai muatan sedimen rata-ratanya yaitu 0,48 kg/ha rendahnya nilai sedimen yang didapatkan dipengaruhi oleh baiknya kualitas tanah pada lahan tersebut, dan juga dipengaruhi oleh keadaan vegetasi yang rapat dan di dominasi oleh ilalang.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ahmad Ardiansyah ◽  
Tatag Muttaqin ◽  
Galit Gatut Prakosa

Forests are natural resources that have enormous benefits for the continuity of human life for now and in the future. The community around the forest has a big role in determining the sustainability of the forest because all community activities related to meeting the needs of daily life are very dependent on the existence of the forest. The people's behavior and actions are closely related to the community's perception of the forest. Communities in treating forests are also influenced by their experience and knowledge. Educational Forests or Special Purpose Forest Areas (KHdTK) are areas designated by the government for forestry research and development. University of Muhammadiyah Malang was appointed as the manager of Special Purpose Forest Areas (KHdTK) printed 43A, 44I, 44K-1, 44K-2, and 44L of Kedung Rejo RPH BKPH Pujon KPH Malang where the area is included in the status of production forest area and protected forest. This study aims to determine the perceptions of the surrounding community towards the plan to manage forest areas with specific objectives of UMM in plots 43A, 44I, 44K-1, 44K-2, and 44L, to determine the behavior of surrounding communities towards the plan to manage forest areas with UMM specific objectives in 43A plots, 44I, 44K-1, 44K-2, and 44L. The results of this study indicate that public perceptions of the KHdTK strategic plan by UMM were very well received. There is an inappropriate behavior of the community, namely the farming community in protected forest in 43A, but with prior approval from Perhutani, the behavior in managing the forest always considers the sustainability of the forest and the community always respects the applicable regulations, even though there is behavior that does not comply with the law but the community do that with the approval of Perhutani. The forest is the economic foundation of the surrounding community. In the future, UMM as the manager must be able to work together with the community and restore 43A plots according to their function, namely protected forests and rearranging farmers in KHdTK. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document