Jurnal Ruaya Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

159
(FIVE YEARS 50)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Pontianak

2541-3155, 2338-1833

Author(s):  
Abdul Zahri

Penelitian ini bertujuan menganalisis fase spermatogenesis sidat hasil induksi kombinasi hormon 17α-metil testosteron (MT) dan anti dopamin (AD). Tiga perlakuan diatur sebagai berikut: AD 10 µg.kg–1 (A); AM 3 mg.L–1 (AM) dan larutan fisiologis NaCl 9 mg.L–1 sebagai kontrol (F). Sidat (200±15 g) dikelompokkan menjadi tiga unit percobaan yang dipelihara dalam bak beton berkapasitas 3.400 liter berisi air sebanyak 2000 liter dengan salinitas 35 ppt. Dosis hormon yang digunakan 1 mL.kg–1, diinjeksikan secara intramuskular pada pangkal sirip punggung. Sidat diberi pakan pellet dengan kadar protein 46% secara at satiation sekali sehari selama 10 minggu. Gambaran histoanatomi gonad sidat perlakuan AM manifestasi dari tahapan spermatogenesis, spermiogenesis dan spermiasi hingga minggu ke-10. Ditemukan gonad matang yang mengandung spermatozoa, dengan nilai IGS 1,40% setelah sepuluh minggu perlakuan. Pemanfaatan kombinasi hormon metiltestosteron dan anti dopamin efektiv merangsang proses spermatogenesis hingga fase spermiasi.


Author(s):  
Ita Apriani ◽  
Elsari Tanjung Putri

Pemberian pakan berlebih berdampak pada menurunnya kualitas air yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan tingkat kelangsungan hidup ikan yang rendah. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian probiotik Lactobacillus sp terhadap laju pertumbuhan dan kelulushidupan ikan lele mutiara yang dipelihara menggunakan sistem bioflok. Dosis probiotik yang digunakan adalah 10, 15 dan 20 ml/kg pakan. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan acak lengkap 4 perlakukan dan 3 kali ulangan. Ikan lele dipeliharan selama 30 hari, pemberian pakan 3 kali sehari dengan FR 5% dari biomassa tubuh. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan panjang, kelulushidupan, Feed Convertion Ratio (FCR) dan Spesific Growth Rate (SGR) dianalisa dengan menggunakan ANOVA (P


Author(s):  
Eko Prasetio ◽  
Hendry Yanto ◽  
Amrijed .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hematologi ikan nila yang diberi ekstrak asam humat tanah gambut dengan uji tantang infeksi bakteri A. Hydrophila. Penelitian dilaksanakan selama 21 hari dengan rancangan acak lengkap, 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan. variabel yang di amati meliputi jumlah eritrosit, leukosit, hematokrit, hemoglobin, perubahan bobot, kelangsungan hidup dan kualitas air. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan asam humat sebanyak 0,01 / kg pakan pakan merupakan perlakuan terbaik untuk peningkatan hematologi ikan nila.


Author(s):  
Rudi Alfian
Keyword(s):  

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan jenis huruf Times New Roman, ukuran 10 pt, italic, spasi tunggal. Abstrak bukanlah penggabungan beberapa paragraf, tetapi merupakan ringkasan yang utuh dan lengkap yang menggambarkan isi tulisan. Sebaiknya abstrak mencakup latar belakang, tujuan, metode, hasil, serta kesimpulan dari penelitian. Abstrak tidak berisi acuan atau tidak menampilkan persamaan matematika, dan singkatan yang tidak umum. Abstrak terdiri dari satu paragraf dengan jumlah kata paling banyak 250 kata dalam bahasa Indonesia dan 150 kata dalam bahasa Inggris. (kosong satu spasi tunggal 10 pt).


Author(s):  
Yuda Saniswan ◽  
Hastiadi Hasan ◽  
Tuti Puji Lestari
Keyword(s):  

Ikan mas merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang saat ini menjadi primadona di sub sektor perikanan, hal ini tentunya menjadikan peluang untuk pengembangan budidaya ikan mas. Perkembangan budidaya ikan mas mengakibatkan penambahan area budidaya dan penambahan air. Budidaya ikan mas tanpa pergantian air dapat menghemat pemakaian air sehingga lebih ekonomis, dan dapat dilakukan secara intensif. Pada sistem budidaya tanpa pergantian air terjadi masalah kualitas air pada budidaya ikan mas, yaitu menyebabkan akumulasi sisa pakan, feses, dan kualitas air yang buruk, sehingga menurunnya kualitas air budidaya dikarenakan tingginya buangan metabolit dan sisa pakan. Salah satu cara memperbaiki kualitas lingkungan budidaya adalah dengan pemberian probiotik. Penggunaan probiotik sangat bermanfaat dalam meningkatkan populasi bakteri agen bioremediasi karena bakteri probiotik dapat mencegah bakteri patogen agar tidak memperbanyak diri dalam media hidup hewan budidaya dengan melawan permunculan koloni bakteri lain sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh merupakan bakteri agen bioremediasi dapat berpengaruh kepada terhadap media pemeliharaan benih ikan mas untuk laju pertumbuhan benih ikan mas dan mencari berapa dosis pemberian probiotik yang terbaik pada media pemeliharaan benih ikan mas sebagai agen bioremediasi terhadap laju pertumbuhan benih ikan mas. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi probiotik pada perlakuan budidaya ikan mas, dan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan mengetahui nilai perlakuan dosis probiotik yang terbaik terhadap pengaruh laju pertumbuhan benih ikan mas. Prinsip utama yang diterapkan dalam penelitian ini adalah manajemen kualitas air yang didasarkan pada kemampuan probiotik untuk memanfaatkan N organik dan anorganik yang terdapat di dalam air. Pada kondisi C dan N yang seimbang dalam air, probiotik yang merupakan produk yang tersusun oleh biakan mikroorganisme hidup yang bersifat menguntungkan dan memberikan dampak bagi peningkatan keseimbangan mikroba pada lingkungan internal maupun eksternal.


Author(s):  
R. Rara Amaliah Fitri ◽  
Farida . ◽  
Eko Prasetio

Udang vannamei merupakan komoditi yang mendominasi pertambakan dipesisir wilayah Kalimantan Barat. Usaha budidaya tersebut tumbuh pesat dengan resiko penyebaran penyakit yang juga tinggi. Serangan penyakit yang paling umum dan sering ditemukan pada budidaya udang vannamei adalah WSSV ( White spot Syndrome Virus). Identifikasi penyakit virus WSSV di SKIPM Pontianak dilakukan dengan dua metode yang berbeda yaitu metode PCR Konvensional dan Portable Kit PCR. Metode PCR konvensional merupakan salah satu alternatif untuk deteksi penyakit virus yang cukup akurat dan relatif lebih murah, jika dibandingkan dengan metode lain yang sedang berkembang saat ini seperti metode PCR Portable Kit yang proses deteksi lebih singkat karena tidak memerlukan tahap elektroforesis. Melihat dari kelebihan dan kekurangan masing- masing metode tersebut, sehingga menimbulkan alasan untuk mengetahui lebih lanjut tentang presisi dan akurasi sensitivitas dari kedua metode tersebut dalam mendeteksi infeksi virus WSSV pada udang vannamei. Pengamatan dilakukan pada variabel plasmid kontrol (+) masing – masing kit uji, plasmid DNA sampel dan plasmid DNA virus WSSV dengan indikator hasil pemeriksaan positif, negatif, terdeteksi maupun tidak terdeteksi. Setiap hasil pemeriksaan variabel pengamatan akan diberi nilai pembobotan tertentu, untuk mengetahui presisi dan akurasi sensitivitas dari kedua metode PCR dalam mendeteksi infeksi virus WSSV pada udang vannamei.


Author(s):  
Taufik Budhi Pramono ◽  
Yola Vebiola Vebiola ◽  
Sri Marnani Marnani ◽  
Marhaendro Santoso Santoso ◽  
Kasprijo Kasprijo Kaprijo

High mortality in the larvae stage was a major problem in fish hatchery efforts. Efforts that can be done through the hormonal stimulation with the utilization of thyroxine hormone. The purposes of this research was to determine the effect of immersing eggs in a solvent of thyroxine hormone at different doses on hatchability, growth and survival nilem fish larvae (Osteochilus hasseltii). The research method use a complete randomized design (RAL). Treatments in this research were A (control), B (0.05 mg / L), C (0.10 mg / L), D (0.15 mg / L). The research variables observed were hatchery, an absolute long-term growth, relative long-term growth and the survival. The results of this research showed that the soaking of eggs in thyroxine hormone at different doses had no significant effected on hatchability (P> 0.05) but had a significant effected on growth, and survival of nilem fish larvae (P


Author(s):  
Yunita Paramitha Hasibuan ◽  
Henni Syawal ◽  
Iesje Lukistyowati

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh ikan melalui penambahan jamu fermentasi (kencur, temulawak, dan kunyit) ke pakan, karena pakan dengan jamu fermentasi memiliki beberapa keunggulan, seperti dapat meningkatkan nafsu makan, daya cerna, pertumbuhan, dan tahan terhadap penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis terbaik dari penambahan jamu fermentasi pada pakan guna meningkatkan status kesehatan ikan jambal siam. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor lima taraf perlakuan, dan tiga ulangan, sehingga didapatkan 15 unit percobaan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah Kn: Kontrol negatif (pemberian pakan tanpa jamu fermentasi dan tanpa uji tantang A. hydrophila), Kp: Kontrol positif (pemberian pakan tanpa jamu fermentasi tetapi diuji tantang A. hydrophila), P1: Pemberian pakan mengandung jamu fermentasi dosis 200 ppm dan diuji tantang dengan A. hydrophila, P2: Pemberian pakan mengandung jamu fermentasi dosis 250 ppm dan diuji tantang dengan A. hydrophila. P3: Pemberian pakan mengandung jamu fermentasi dosis 300 ppm dan diuji tantang dengan A. hydrophila. Ikan dipelihara selama 46 hari dalam aquarium berukuran 40 x 30 x 30 cm dengan padat tebar 1 ekor/3 L air. Uji tantang dengan bakteri A. hydrophila kepadatan 108 CFU/mL sebanyak 0,1mL/ekor dilakukan pada hari ke-32. Setelah uji tantang ikan dipelihara kembali hingga hari ke-46. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis jamu fermentasi yang terbaik untuk ditambahkan ke pakan adalah 250 ppm, yang ditandai dengan total eritrosit 233 x 104 sel/mm3, nilai hematokrit 38,66%, kadar hemoglobin 9,73 g/dL, dan pertumbuhan bobot mutlak 20,19 g. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian suhu berkisar antara 27-29,2oC, pH 6-7, DO 4 - 4,34 mg/L, dan NH3 0,028-0,048 mg/L.


Author(s):  
Lalu Nurrahman Ramdhani ◽  
Muhammad Junaidi ◽  
Fariq Azhar
Keyword(s):  

Ikan karper (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang sudah popular pada masyarakat. Ikan karper juga merupakan salah satu sumber protein yang ada perairan tawar yang bisa lebih mudah dijangkau oleh masyarakat dan proses budidayanya tergolong cukup mudah, hal ini yang menyebabkan ikan karper begitu dinikmati dan permintaanya terus meningkat. Kandungan tepung ampas kelapa yang masih mengandung nutrisi dan serat kasar akan membantu ikan karper untuk tumbuh optimal. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2020. Penelitian ini menggunakan benih ikan karper dengan ukuran 5-8 cm sebanyak 150 ekor, dan dipelihara dengan wadah berukuran 49cm x 40cm x 34cm. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P1(Kontrol), P2 (kombinasi tepung ampas kelapa 5%), P3 (kombinas tepung ampas kelapa 10%), P4 (kombinasi tepung ampas kelapa 15%) dan yang terakhir P5 (kombinasi tepung ampas kelapa 20%). Data yang telah diperoleh akan diuji dengan menggunakan analisi sidik ragam ANOVA dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa P3 (kombinasi tepung ampas kelapa 10%) adalah perlakuan yang terbaik dan mempengaruhi pertumbuhan mutlak sebanyak 3,06 cm, bobot mutlak sebesar 68,15 g dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,24%. Dapat disimpulkan bahwa kandungan serat kasar pada tepung ampas kelapa membantu pertumbuhan ikan karper.


Author(s):  
Juwita Lestari ◽  
Henni Syawal ◽  
Morina Riauwaty

Bahan alami yang digunakan dalam pembuatan jamu fermentasi, seperti kunyit, kencur, dan temulawak. Bahan-bahan ini bersifat antibakteri dan antimikroba, serta dapat meningkatkan kesehatan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jamu fermentasi pada pakan terhadap diferensiasi leukosit ikan jambal siam (Pangasianodon hypophthalmus) setelah diuji tantang dengan Aeromonas hydrophila. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu pemberian jamu fermentasi pada pakan dengan 5 taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Kn: Kontrol negatif (pemberian pakan tanpa diberi jamu fermentasi dan tidak diuji tantang), Kp: Kontrol positif (pemberian pakan tanpa diberi jamu fermentasi dan diuji tantang), P1: P2; dan P3 (Pakan diberi jamu fermentasi dosis 200, 250, dan 300 ppm dan dilakukan uji tantang). Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 40x30x30cm dengan padat tebar 1 ekor/3 L, pemberian pakan sebanyak 10% dari bobot tubuh ikan dan diberikan tiga kali sehari. Hari ke- 32 dilakukan uji tantang dengan A. hydrophila, secara intramuscular dengan kepadatan bakteri 108 CFU/mL sebanyak 0,1mL/ekor. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pertama sebelum perlakuan, kedua hari ke-30 pemeliharaan dan ketiga 14 hari pascaujitantang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P2 (Pakan yang diberi jamu fermentasi dosis 250 ppm) adalah yang terbaik dengan nilai Total Leukosit 10,26x104 sel/mm3, nilai Limfosit 83,00%, Monosit 8.33%, dan Neutrofil 9,00%. Aktivitas Fagositik 36,33%, kelulushidupan 93,33 % , dan tingkat perlindungan relatif 90% . Dapat disimpulkan bahwa ikan yang diberi pakan mengandung jamu fermentasi dapat meningkatkan respons imun non spesifik ikan jambal siam, dan mencegah terjadinya infeksi A.hydrophila.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document