scholarly journals Diferensiasi Leukosit Ikan Jambal Siam (Pangasianodon hypophthalmus) yang Diberi Pakan Mengandung Jamu Fermentasi

Author(s):  
Juwita Lestari ◽  
Henni Syawal ◽  
Morina Riauwaty

Bahan alami yang digunakan dalam pembuatan jamu fermentasi, seperti kunyit, kencur, dan temulawak. Bahan-bahan ini bersifat antibakteri dan antimikroba, serta dapat meningkatkan kesehatan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jamu fermentasi pada pakan terhadap diferensiasi leukosit ikan jambal siam (Pangasianodon hypophthalmus) setelah diuji tantang dengan Aeromonas hydrophila. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu pemberian jamu fermentasi pada pakan dengan 5 taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Kn: Kontrol negatif (pemberian pakan tanpa diberi jamu fermentasi dan tidak diuji tantang), Kp: Kontrol positif (pemberian pakan tanpa diberi jamu fermentasi dan diuji tantang), P1: P2; dan P3 (Pakan diberi jamu fermentasi dosis 200, 250, dan 300 ppm dan dilakukan uji tantang). Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 40x30x30cm dengan padat tebar 1 ekor/3 L, pemberian pakan sebanyak 10% dari bobot tubuh ikan dan diberikan tiga kali sehari. Hari ke- 32 dilakukan uji tantang dengan A. hydrophila, secara intramuscular dengan kepadatan bakteri 108 CFU/mL sebanyak 0,1mL/ekor. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pertama sebelum perlakuan, kedua hari ke-30 pemeliharaan dan ketiga 14 hari pascaujitantang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P2 (Pakan yang diberi jamu fermentasi dosis 250 ppm) adalah yang terbaik dengan nilai Total Leukosit 10,26x104 sel/mm3, nilai Limfosit 83,00%, Monosit 8.33%, dan Neutrofil 9,00%. Aktivitas Fagositik 36,33%, kelulushidupan 93,33 % , dan tingkat perlindungan relatif 90% . Dapat disimpulkan bahwa ikan yang diberi pakan mengandung jamu fermentasi dapat meningkatkan respons imun non spesifik ikan jambal siam, dan mencegah terjadinya infeksi A.hydrophila.

2021 ◽  
Vol 57 (3) ◽  
pp. 181-190
Author(s):  
Minh Khôi Lê ◽  
Từ Thanh Dung ◽  
Bùi Thị Bích Hằng ◽  
Khuan Seng Eng ◽  
Keng Hian Seah ◽  
...  

Vi khuẩn Aeromonas hydrophila là một tác nhân gây bệnh xuất huyết và dẫn đến thiệt hại nghiêm trọng về kinh tế đến nghề nuôi cá tra thâm canh. Vì vậy, việc phát triển một loại vaccine hiệu quả để bảo vệ cá tra chống lại A. hydrophila là rất cần thiết. Các chủng vi khuẩn A. hydrophila độc lực cao được sàng lọc để xác định giá trị LD50. Đánh giá khả năng bảo hộ của vaccine sau 40 ngày tiêm chủng với 4 nghiệm thức được tiêm vaccine và 1 nghiệm thức đối chứng (không tiêm vaccine). Kết quả đánh giá vaccine thông qua cảm nhiễm cho thấy vaccine đã bảo vệ cá tra với giá trị tỷ lệ bảo hộ tương đối cao lên đến 90-100% chống lại dòng vi khuẩn A. hydrophila AH03. Kết quả phân tích ngưng kết miễn dịch cho thấy mức kháng thể đặc hiệu tăng lên ở các nghiệm thức tiêm vaccine sau 10 ngày (3,5-7) và giảm nhẹ (5-8) sau 40 ngày tiêm vaccine. Tóm lại, vaccine A. hydrophila bất hoạt là một sản phẩm đầy hứa hẹn cung cấp khả năng bảo hộ cao cho cá tra nuôi.


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 163-173
Author(s):  
Erni Susanti ◽  
Dinamella Wahjuningrum ◽  
Sri Nuryati ◽  
Mia Setiawati

Striped catfish Pangasianodon hypophthalamus is one of the intensive cultured commodities. Disease outbreak becomes inevitable to prevent in a fish culture. One of the most frequent disease occurred in striped catfish is the motile aeromonas septicemia (MAS) disease caused by Aeromonas hydrophila. This study aimed to evaluate the effectiveness of 1% dietary cinnamon powder and 0.5% dietary cinnamon leaf extract on the immune response of striped catfish challenged with A. hydrophila. Striped catfish used in this study sizing of 5.80 ± 0.21 g. This study contained two phases, namely in vitro and in vivo tests. In vitro test contained inhibition zone and antibacterial tests, which demonstrates that 1% cinnamon powder and 0.5% cinnamon leaf extract are effective to inhibit A. hydrophila activity. In vivo test contained four treatments, i.e fish fed with 1% cinnamon leaf powder supplemented diet; 0.5% cinnamon leaf extract supplemented diet, positive control diet, and negative control diet. Each treatment was performed in three replications. The result showed that 1% cinnamon leaf powder supplemented diet obtained the best results to enhance the immune response of striped catfish higher survival rate value at 83.33% than the positive control diet (P<0.05). Keywords: Aeromonas hydrophila, Cinnamomum burmannii, extract, Pangasianodon hypophthalmus, powder. ABSTRAK Ikan patin Pangasianodon hypophthalamus termasuk komoditas yang banyak dibudidayakan secara intensif. Kendala budidaya seperti penyakit pun sulit untuk dihindari. Salah satu jenis penyakit yang kerap menyerang ikan patin yaitu penyakit MAS (motile aermomonad septicaemia) yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas 1% (w/w) tepung dan 0,5% (w/w) ekstrak daun kayu manis dalam pakan sebagai upaya pencegahan infeksi bakteri A. hydrophila pada ikan patin. Ikan patin yang digunakan berukuran 5,80 ± 0,21 g. Penelitian ini terdiri dua tahap yaitu uji in vitro dan uji in vivo. Hasil uji in vitro terhadap aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa dosis 1% (w/w) tepung daun kayu manis dan 0.5% (w/w) ekstrak daun kayu manis efektif dalam menghambat pertumbuhan A. hydrophila. Uji in vivo terdiri atas empat perlakuan yaitu pemberian pakan dengan penambahan tepung daun kayu manis 1% (w/w), pemberian pakan dengan penambahan ekstrak daun kayu manis 0,5% (w/w), kontrol positif, dan kontrol negatif  dengan masing-masing perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 1% (w/w) tepung daun kayu manis dalam pakan memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan respons imun ikan patin dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 83,33% lebih tinggi dibandingkan kontrol positif (P<0,05). Kata kunci: Aeromonas hydrophila, Cinnamomum burmannii, ekstrak, Pangasianodon hypophthalmus, tepung


Author(s):  
M. A.A. Mamun ◽  
S. Nasren ◽  
P. B. Abhiman ◽  
S. S. Rathore ◽  
N. S. Sowndarya ◽  
...  

Biofilm of Aeromonas hydrophila oral vaccine was evaluated on growth and histopathological features of striped catfish, Pangasianodon hypophthalmus. Fish were fed with feed incorporating biofilm (BF) or free cell (FC) of A. hydrophila vaccine at 1010 cells/fish/day for 20 days and basal feed for 60 days. From 30th day onwards, till end of the trial, the mean weight gain (g/fish) was significantly higher (P less than 0.05) in BF treated group than both FC and control group. At the end of the study, histopathological changes in gills, liver and kidney were evaluated using haematoxylin eosin technique. The histopathological findings, in BF fed P. hypophthalmus, showed normal architechture of the gills, liver and kidney. However, fishes fed on FC and control group, resulted several histopathological abnormalities in all the organs.


2016 ◽  
Vol 27 (3) ◽  
pp. 392-399 ◽  
Author(s):  
J Sarker ◽  
MAR Faruk

Experimental infections of Aeromonas hydrophila in juvenile pangasius (Pangasianodon hypophthalmus) were studied. Five different challenge routes included intraperitoneal (IP) injection, intramuscular (IM) injection, oral administration, bath and agar implantation were used with different preparations of the bacteria to infect fish. The challenge experiments were continued for 15 days. A challenge dose of 4.6×106 colony forming unit (cfu) fish-1 was used for IP and IM injection and oral administration method. Generally, IP route was found more effective for infecting and reproducing clinical signs in fish that caused 100% mortality at the end of challenge. IM injection, oral and bath administration routes were also found effective for infecting and reproducing the clinical signs in fish to some extent. Agar implantation with fresh colonies of bacteria also caused 100% mortality of challenged fish very quickly with no visible clinical signs in fish. The major clinical signs of challenged fish included reddening around eyes and mouth, bilateral exophthalmia, hemorrhage and ulceration at fin bases and fin erosion.Progressive Agriculture 27 (3): 392-399, 2016


2007 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 109
Author(s):  
D. Wahjuningrum ◽  
S.L. Angka ◽  
W. Lesmanawati ◽  
. Sa’diyah ◽  
M. Yuhana

<p>Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) disease is one of bacterial disease frequently infecting freshwater fishes including patin<em> </em>catfish <em>Pangasianodon hypophthalmus</em>.  This study was performed to determine antimicrobial of <em>Phaleria macrocarpa</em> (PM) and its potency against MAS disease caused by <em>Aeromonas hydrophila</em>.  The in vitro susceptibility test was performed by pour plate methods at the dosages of 2, 4, 6, 8, and 10 g/l PM. At the in vivo test, fish were fed with the addition of PM into the diet at a dosage of 6, 12, and 18 g/l and 0 g/l as a control for 8 days. At ninth day, fish were infected with <em>A.hydrophila</em>. For seven days after infection the clinical signs and blood pictures were observed. The in vitro test indicated that PM had an antibacterial effect to <em>A.hydrophila</em> at the dosage of 6 g/l. Addition of PM in the diet for 8 days increased haemoglobine. The results showed that lowest clinical sign and smallest number of in fected fish was found at dosage of 12 g/l PM. PM can be used as a preventive method for MAS.</p> <p>Keywords:  <em>Phaleria macrocarpa</em>, antibacterial, "patin", MAS disease, <em>Aeromonas hydrophila</em></p> <p> </p> <p>Abstrak</p> <p>Penyakit MAS (<em>Motile Aeromonad Septicaemia</em>) merupakan penyakit bakterial yang banyak menyerang ikan-ikan air tawar termasuk patin <em>Pangasianodon hypophthalmus</em>. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan antibakteri dari mahkota dewa (MD) <em>Phaleria macrocarpa</em> terhadap <em>Aeromonas hydrophila </em>penyebab penyakit MAS dan potensinya dalam pencegahan penyakit ini.  Pada uji <em>in vitro</em> dilakukan pengujian aktivitas antibakteri MD terhadap <em>A. hydrophila</em> dengan metode hitungan cawan pada dosis MD 2, 4, 6, 8, dan 10 g/l. Pada uji <em>in vivo</em>, ikan uji diberi pakan yang dicampur MD dengan dosis berbeda yaitu 0 g/l (kontrol +), 6, 12, dan 18 g/l, selama 8 hari. Pada hari kesembilan ikan disuntik dengan <em>A. hydrophila</em> dan pengamatan dilanjutkan selama 7 hari, meliputi pengamatan gejala klinis dan gambaran darah.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa MD bersifat antibakteri terhadap <em>A. hydrophila</em> dengan dosis efektif 6 g/l. Pemberian MD selama 8 hari dapat meningkatkan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah lekosit, serta meningkatkan kemampuan fagositik darah. Dosis MD sebesar 12 g/l menunjukkan hasil paling baik yang ditunjang oleh gejala klinis paling ringan (sampai tahap nekrosis), dengan jumlah ikan yang terinfeksi paling sedikit (45%) dan waktu penyembuhan paling cepat (hari ke 6). Dengan demikian, MD dapat digunakan untuk mencegah penyakit MAS.</p> <p>Kata kunci:  mahkota dewa, antibakterial, ikan patin, penyakit MAS, <em>Aeromonas hydrophila</em></p>


2021 ◽  
Author(s):  
Naganathan Daniel ◽  
Ande Penchala Muralidhar ◽  
Prem Prakash Srivastava ◽  
Kamal Kant Jain ◽  
Kurcheti Pani Prasad ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document