Geomedia Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

146
(FIVE YEARS 19)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Negeri Yogyakarta

1412-5285

2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 35-45
Author(s):  
Achmad Fadhilah ◽  
Prima Widayani ◽  
Iswari Nur Hidayati

Pemetaan dan identifikasi merupakan tahap awal dalam program peningkatan kualitas permukiman kumuh. Pemetaan permukiman kumuh saat ini masih menggunakan metode survei langsung yang membutuhkan banyak biaya, waktu, dan tenaga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan permukiman kumuh menggunakan citra satelit multiresolusi spasial sebagai metode alternatif dalam mengidentifikasi permukiman kumuh. Citra yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Pleiades-1B, SPOT-7, dan Sentinel-2. Studi ini berlokasi di sebagian Kota Yogyakarta yang dibagi dua daerah penelitian. Algortima Support Vector Machine (SVM) digunakan untuk mengkelaskan permukiman kumuh dan bukan kumuh. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Saluran multispektral, Grey Level Co-occurrence Matrx (GLCM), dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Validasi dilakukan dengan menggabungkan data sekunder peta permukiman kumuh dan hasil observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat akurasi klasifikasi tertinggi dihasilkan dari layer Sentinel-2 GLCM 3x3 sebesar 56,26% pada daerah penelitian 1, sedangkan pada daerah penelitian 2 diperoleh dari layer Pleiades-1B GLCM 9x9 sebesar 66,17%.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 66-77
Author(s):  
Arif Ashari ◽  
Bagas Syarifudin ◽  
Muhammad Asrori Indra Wardoyo ◽  
Amalia Fadila Rosa ◽  
Kharisma Kharisma ◽  
...  

Pandemi global COVID-19 telah berdampak pada kehidupan penduduk dunia di 223 negara termasuk Indonesia. Sektor pendidikan merasakan dampak besar dengan ditutupnya banyak institusi pendidikan, sehingga pembelajaran harus dipindahkan ke dalam ruang virtual. Kondisi ini memberikan tantangan besar bagi pembelajaran geografi fisik yang membutuhkan penyampaian materi secara kontekstual didukung dengan studi lapangan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gagasan inovasi pembelajaran aspek geografi fisik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi dengan sistem virtual fieldwork. Gagasan ini disertai dengan contoh implementasi yang telah dilakukan di Laboratorium Geografi Fisik UNY dalam pelaksanaan praktikum daring selama masa pandemi COVID-19 pada semester kedua 2020/2021. Virtual fieldwork dapat dilakukan melalui pembelajaran sikron tidak langsung atau dengan mengembangkan video pembelajaran yang didesain untuk memberikan visualisasi kondisi lapangan secara detail ke dalam ruang pembelajaran online. Penyajian video dan ruang lingkup materi perlu disesuaikan untuk mengakomodir kebutuhan ini. Inovasi pembelajaran semacam ini sangat diperlukan sebagai solusi pembelajaran daring pada masa pandemi dan juga tuntutan inovasi pembelajaran di Abad 21.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Erik Febriarta ◽  
Bayu Argadyanto Prabawa ◽  
Ajeng Larasati

Kota Saumlaki merupakan ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang secara geografis berada di ujung Pulau Yamdena bagian selatan dan merupakan bagian dari Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Saumlaki di Provinsi Maluku. Sebagai kawasan strategis Kota Saumlaki juga menjadi pusat pemerintahan dan memiliki laju pertumbuhan penduduk meningkat dan pembangunan yang semakin intensif. Dampak dari aktivitas tersebut dari ketersediaan sumber daya air (air baku) dapat mengalami defisit (kekurangan dalam mencukupi kebutuhan). Meningkatnya kebutuhan air baku dalam jumlah yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan daya dukung sumber daya air secara kuantitas maupun kualitas. Penurunan kualitas air dapat ditimbulkan dari sisa hasil penggunaan air secara domsetik (rumah tangga), kegiatan perdagangan (kantor/pasar) maupun kegiatan industri. Menurunnya kualitas air tanah melebihi baku mutu air dapat mengakibatkan masalah kesehatan. Selain dari pengelolaan limbah air, pelu juga ditinjau dari sisi faktor lingkungan (geologi) dari sifat batuan terhadap kerentanan pencemaran. Untuk mengetahui hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi kerentanan air tanah terhadap pencemaran pada batugamping koral dengan pedekatan GOD di Kota Saumlaki. Kerentanan GOD didasarkan atas sifat batuan dalam meloloskan air tanah yaitu, tipe akuifer (G), litologi akuifer (O) dan kedalaman tinggi muka air (D). Berdasarkan hasil pengukuran diketahui di Kota Saumlaki dan sekitarnya terdapat dua (2) kelas, yaitu kerentanan tinggi dan kerentanan ekstrim. Pusat Kota Saumlaki termasuk kerentanan ekstrim yang dipengaruhi oleh kedalaman air tanah yang dangkal, dan sifat batuan yang porus dalam potensi mempercepat mengalirkan pencemaran.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 15-25
Author(s):  
Sadewa Purba Sejati

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan teknologi geospasial sebagai media pembelajaran geografi di lingkungan sekolah tingkat menengah. Metode penelitian adalah simulasi pembelajaran dengan teknologi geospasial. Kemampuan teknologi geospasial sebagai media pembelajaran diketahui melalui persentase tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Tingkat pemahaman siswa digali melalui kuesioner. Kuesioner disusun sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan pada sesi simulasi. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebanyak 85,6 % siswa memiliki tingkat pemahaman tinggi terhadap materi yang disampaiakan melalui teknologi geospasial, sedangkan sisanya berpemahaman sedang. Teknologi geospasial mempermudah siswa dalam memahami geografi. Visualisasi interaktif dan dinamis yang disajikan oleh teknologi geospasial mampu digunakan untuk menjawab pertanyaan what, where, dan when terkait dinamika geosfer dan persebarannya. Implementasi teknologi geospasial dalam pembelajaran geografi di sekolah tingkat menengah masih memerlukan kajian yang lebih komprehensif. Kesiapan tenaga pengajar, sarana, dan prasarana pembelajaran perlu diidentifikasi lebih lanjut.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 54-65
Author(s):  
Fitria Nucifera ◽  
Sola Tri Astuti

Urbanization in Indonesia has continued to increase starting in 2011. The increasing population impacted the conversion of agricultural land to non-agricultural land. Reduction in the proportion of green open space results in changes in the spatial pattern of the area which affects the increase in urban temperatures, thus triggering the occurrence of UHI. This study aims to determine the spatial distribution of LST and LCZ in Semarang City by using quantitative descriptive analysis. Semarang City has LST variation values between 24.72ºC to 32.56ºC. Semarang City has 13 types of LCZ, consisting of 6 LCZs based on building types and 7 LCZs based on land cover. LCZ type B is the largest LCZ which reaches 58.52 km² or 15.12% of the total area. The highest LST is LCZ type E, reaching 32.10 °C which displays rock landscapes or asphalt cover. The lowest value is LCZ type G, reaching 25.09°C, which is an open water body such as reservoirs and ponds. Climate-based urban planning can be carried out in the LCZ area which has a high temperature by observing and mitigating it through the constituent components of each LCZ.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 46-53
Author(s):  
Nursida Arif ◽  
Dyah Respati Suryo Sumunar ◽  
Nurul Khotimah ◽  
Etika Cahyani ◽  
Yusuf Susena ◽  
...  
Keyword(s):  

Perbedaan sebaran COVID-19 di berbagai negara masih menjadi isu yang terus dikaji karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang berkorelasi dengan penyebaran COVID-19 adalah faktor geografis. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki keunikan karena letak dan kondisi geografisnya. Penelitian melihat perbedaan sebaran COVID-19 di dua provinsi di Indonesia yaitu Yogyakarta dan Gorontalo. Secara geografis kedua wilayah ini sangat berbeda. Kondisi iklim pada masing-masing wilayah dilihat berdasarkan suhu permukaan lahan menggunakan citra satelit Landsat 8. Suhu rata-rata tertinggi di provinsi Gorontalo yaitu 34,24°C terdistribusi di kota Gorontalo dan kabupaten Gorontalo. Sedangkan suhu tertinggi di DIY terdistribusi di kota Yogyakarta dengan suhu 32,72°C. Berdasarkan data yang diperoleh Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdampak paling akhir, namun memiliki memiliki persentase terpapar lebih besar yaitu 0,23% yaitu dibandingkan DIY 0,07%. Sebaran spasial yang mengelompok diperkotaan menunjukkan bahwa mobilitas penduduk dapat menjadi pemicu meningkatnya jumlah kasus COVID-19. Sedangkan faktor-faktor yang diinvestigasi dalam penelitian ini yaitu suhu, lamanya waktu terpapar dan jumlah penduduk tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap persebaran COVID-19.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 26-34
Author(s):  
Tiara Sarastika

Jasa ekosistem mangrove terbagi menjadi jasa penyedia, jasa pendukung, jasa kebudayaan, dan jasa pengaturan yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Jasa pengaturan ekosistem mangrove berfungsi sebagai perlindungan terhadap ancaman bahaya pesisir, seperti gelombang pasang, angin badai, dan erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji valuasi ekonomi jasa pengaturan ekosistem mengarove di wilayah pesisir Kota Pekalongan. Metode yang digunakan adalah survei lapangan untuk mengumpulkan data kondisi eksisting ekosistem mengrove dan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi nilai pengganti dari jasa pengaturan ekosistem mangrove. Data yang diperoleh dianalisis secara spasial dan deskriptif. Valuasi ekonomi jasa ekosistem dihitung menggunakan metode pengganti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove memiliki jasa pengaturan yang berfungsi melindungi permukiman dan perikanan tambak dari ancaman banjir genangan. Penilaian jasa ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kota Pekalongan menunjukkan nilai kehilangan sejumlah 13.664,7 milyar rupiah untuk penggunaan lahan berupa permukiman, sedangkan untuk perikanan tambak sebesar 24.096,275 milyar rupiah.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 78-84
Author(s):  
Nurul Khotimah

Evaluasi penurunan pernikahan usia 15-19 tahun di Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul dilakukan untuk melihat sejauhmana intervensi yang telah dilakukan wilayah dalam penurunan jumlah kasus perempuan usia nikah 15-19 tahun. Hasil evaluasi diharapkan dapat membantu mengevaluasi hasil dari pelaksanaan Program KKBPK yang dicanangkan oleh BKKBN DIY. Sehubungan dengan pentingnya hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi: (1) upaya yang telah dilakukan Kecamatan Saptosari dalam menurunkan perempuan usia nikah 15-19 tahun, (2) faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya penurunan perempuan usia nikah 15-19 tahun di Kecamatan Saptosari.Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengevaluasi capaian program penurunan usia nikah 15-19 tahun di Kecamatan Saptosari menggunakan data primer (observasi, wawancara) dan data sekunder (dokumentasi). Variabel yang digunakan dibatasi pada variabel yang berhubungan dengan upaya yang telah dilakukan dalam penurunan jumlah kasus perempuan usia nikah 15-19 tahun dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan selama 2 bulan yakni bulan Oktober-November 2019. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Saptosari yang merupakan wilayah pada tahun 2013 ditemui banyak pelaku pernikahan usia dini namun berdasarkan data saat ini telah terjadi penurunan akibat dari berbagai intervensi yang telah dilakukan. Informan penelitian adalah pimpinan wilayah dan masyarakat. Teknik pengambilan informan dilakukan secara snowball. Data yang diperoleh dari lapangan selanjutnya dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian berdasarkan evaluasi di lokasi penelitian menunjukkan: (1) upaya yang telah dilakukan Kecamatan Saptosari dalam menurunkan perempuan usia nikah 15-19 tahun adalah: (a) deklarasi stop usia nikah dini sejak tahun 2013, (b) komitmen tegas seluruh unsur wilayah (camat, kepala desa, kepala dusun, PLKB, koramil, polsek, puskesmas, KUA, sekolah, Dinas Pendidikan, tokoh masyarakat) dalam penolakan pernikahan bagi calon pengantin yang masih di bawah usia minimal yang dipersyaratkan undang-undang pernikahan, (c) perubahan mindset orangtua pentingnya pendidikan dan meninggalkan tradisi jika anak perempuan sudah dilamar akan segera dinikahkan meskipun masih bersekolah, (d) penyuluhan dan sosialisasi pernikahan usia dini dan dampaknya secara berkelanjutan di semua tingkatan di wilayah dan sekolah, (e) penyampaian khutbah nikah untuk membekali calon pengantin dan masyarakat yang datang tentang pentingnya keutuhan keluarga, (2) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan perempuan usia nikah 15-19 tahun di Kecamatan Saptosari adalah: (a) dokumen deklarasi stop nikah usia dini sebagai aturan tertulis yang mengharuskan masyarakat mematuhinya, (b) pengetahuan remaja meningkat bersamaan keberhasilan pendidikan yang ditamatkan dan kontinuitas sosialisasi pernikahan, (c) ketidaksiapan fisik, mental, ekonomi (pekerjaan/penghasilan) remaja sehingga berkeinginan menunda nikah, dan (d) pengalaman ketidaksiapan anggota keluarga lain ketika menikah usia muda dalam mewujudkan keluarga ideal dijadikan alasan remaja menunda nikah.


Author(s):  
Sutanto Trijuni Putro ◽  
Sri Haryanti Prasetiyowati

Gumuk pasirParangtritis merupakan salah satu bentuk lahan asal proses eolian yang berkembang di pesisir dengan keunikan tersendiri dibandingkan bentuklahan serupa di dunia. Gumuk pasir ini telah mengalami tekanan yang sangat tinggi akibat dari aktivitas manusia, sebagai akibatnya, perkembangan dan fungsi dari gumuk pasir ini berkurang. Terdapat hal-hal yang saling berkaitan menyebabkan perubahan penutup lahan yang signifikan di Gumuk Pasir Parangtritis, salah satunya adalah sisi regulasi dan kondisi social budaya ekonomi lokal. Salah satu sisi yang menyumbang perubahan tutupan lahan yang terbesar adalah wisata, tambak udang dan pertanian. Perubahan tutupan lahan paling mencolok adalah perkembangan titik wisata, pertanian, dan tutupan vegetasi yang meluas, sehingga menyebabkan gangguan terhadap perkembangan Gumuk Pasir.Kajian dengan seri data panjang mengenai sedimentasi dan perkembangan Gumuk Pasir belum pernah dilakukan, maka dari itu studi ini dilakukan agar terkumpul data perkembangan Gumuk Pasir seri panjang. Diharapkan data tersebut dapat digunakan untuk penentu regulasi kedepannya. Tujuan lain dari kajian ini adalah menentukan pola spasial sedimentasi pasir saat ini, dengan keterbatasan, hingga saat ini data yang terkumpulmasihsedikit. Sehingga kajian ini baru menjadi pendahuluan dari kajian dengan seri yang panjang. Sedimentasi teraktif terjadi di bagian inti gumuk pasir yang tidak terhalang oleh vegetasi maupun bangunan, dan tepat berada di lorong angin.


Author(s):  
Alfiatun Nur Khasanah ◽  
Dian Octaviani
Keyword(s):  

Aplikasi Penginderaan Jauh dan GIS dapat digunakan untuk mendapatkan informasi spasial produksi lahan sawah. Produktivitas sawah, yang biasanya disajikan dalam data tabular, dapat dipetakan menjadi informasi spasial dengan menggunakan respon vegetasi dari citra penginderaan jauh resolusi menengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai rata-rata produksi sawah di Magelang menggunakan Sentinel 2A. Citra melalui tahapan pemrosesan, yaitu koreksi atmosfer serta klasifikasi multispektral untuk mendapatkan batas sawah. Survei lapangan dan analisis regresi antara survei produktivitas aktual dan indeks vegetasi dilakukan untuk mendapatkan model terbaik. Ada 8 model indeks vegetasi yang digunakan dalam penelitian ini. Indeks Vegetasi memberikan kisaran nilai koefisien korelasi 0,62 hingga 0,74. Kisaran ini dikategorikan sebagai hubungan korelasi sedang dan kuat. Nilai koefisien korelasi tertinggi ditunjukkan oleh indeks RVI sebesar 0,74, yang berarti bahwa 74% dari model dapat mewakili sampel. Produksi beras dominan di daerah penelitian adalah di kisaran 47-52 kg / 100 m2. Nilai ini di bawah rata-rata produksi di Magelang


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document