Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

293
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Pusat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Stikes BTH Tasikmalaya

2621-4660, 1979-004x

Author(s):  
Siti Nuraisyah

<span class="fontstyle0">Menurut definisi WHO (</span><span class="fontstyle0">World Health Organization</span><span class="fontstyle0">), kematian ibu adalah kematian seorang<br />wanita terjadi saat hamil, bersalin dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung<br />terhadap kehamilan. Hasil survei di Puskesmas Salawu menunjukkan adanya ibu hamil yang berisiko<br />pada masa kehamilan yaitu berjumlah 246 orang, diantaranya ibu hamil dengan usia &lt; 20 tahun yaitu<br />berjumlah 112 orang, usia &gt; 35 tahun berjumlah 88 orang, &gt; 3 anak berjumlah 37 orang dan jarak<br />terlalu dekat &lt; 2 tahun berjumlah 9 orang. Di Desa Jahiang 4 T yang terbanyak menyebabkan<br />terjadinya KPD (Ketuban Pecah Dini) sebesar 25% yaitu 12 orang dari 48 ibu hamil. Dari wawancara<br />yang di lakukan pada 10 ibu hamil 7 diantaranya belum mengatahui tentang resiko 4 T. Rancangan<br />penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat<br />memperoleh jawaban terhadap rumusan masalah. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil<br />sebanyak 30 orang, priode bulan Juni 2018 di Desa Jahiang Kecamatan Salawu Kabupaten<br />Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu hamil tentang<br />risiko 4 T di Desa Jahiang Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya termasuk ke dalam kategori<br />kurang sebanyak 13 orang (43,3%). Saran bagi ibu hamil, diharapkan dapat memberikan informasi<br />berdasarkan pengalaman terhadap kehamilan yang berisiko terhadap ibu hamil. Dan dapat<br />mengetahui risiko hamil pada 4 T (Ibu hamil pada usia terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat, dan<br />terlalu banyak).</span> <br /><br />


Author(s):  
Desi Desi

<span class="fontstyle0">Gout Arthritis </span><span class="fontstyle0">is a disease known as gout, but in certain conditions this disease can cause physical<br />symptoms that are not visible to some people. When there are problems with physical health, other<br />health aspects will also have an impact. The same is true for patients diagnosed with </span><span class="fontstyle0">Gout Arthritis</span><span class="fontstyle0">,<br />not only physical aspects but can affect other aspects, especially when having physical symptoms such<br />as tofi. Mental health is a condition where there is a balance between emotional, behavioral and<br />cognitive. This is the basis of the importance of maintaining mental health for someone who does not<br />have physical health problems and for someone who has a disease such as </span><span class="fontstyle0">Gout Arthritis </span><span class="fontstyle0">patients. The<br />purpose of this study was to find out how mental health status in </span><span class="fontstyle0">Gout Arthritis </span><span class="fontstyle0">patients in Tomohon<br />City. Quantitative research using a descriptive approach was used in this study. Data collection used<br />survey methods with questionnaires. The results showed that the majority of respondents had adequate<br />mental health (80.6%). Based on the results of the study, it was concluded that mental health status in<br /></span><span class="fontstyle0">Gout Arthriti</span><span class="fontstyle0">s patients in Tomohon City was at a sufficient level. These influenced by himself and the<br />environment around them.</span> <br /><br />


Author(s):  
Desy Pratamy

<span class="fontstyle0">Kematian merupakan masalah yang serius di dalam Negara berkembang salah satunya adalah kematian<br />neonatus. Kematian neonatus merupakan angka kematian tertinggi, terdapat dua per tiga dari seluruh<br />kematian bayi di usia kurang dari 1 bulan. Dari kematian bayi yang berusia kurang dari satu bulan<br />tersebut dua pertiganya merupakan kematian bayi dengan usia kurang dari 1 minggu, sedangkan dua<br />pertiga dari jumlah bayi yang meninggal pada usia 1 minggu tersebut, meninggal pada 24 jam pertama<br />kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penyebab<br />kematian neonatus Di Wilayah Kerja Puskemas Imbanagara Kabupaten Ciamis Tahun 2018. Jenis<br />penelitian ini adalah penelitian deskriptifi, peneliti hanya akan menggambarkan atau mendeskripsikan<br />variabel tertentu dalam suatu penelitian tanpa mencari hubungan antar variabel. Populasi dalam<br />penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa Imbanagara Kabupaten Ciamis bulan Januari, Februari<br />sampai Maret sebanyak 40 orang dengan teknik </span><span class="fontstyle0">total sampling</span><span class="fontstyle0">. Jadi total sampel pada penelitian ini<br />adalah 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa pengetahuan Ibu tentang<br />penyebab kematian neonatus Di Wilayah Kerja Puskemas Imbanagara Kabupaten Ciamis Tahun 2018,<br />diketahui bahwa sebagian besar responden (52.5%) atau sebanyak 21 orang dengan kategori<br />pengetahuan baik. Tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya<br />yaitu oleh pengalaman dan informasi. Diharapkan lebih mengetahui dan bisa menanggulangi agar tidak<br />terjadi kematian bayi dengan mengikuti penyuluhan mengenai kehamilan, persalinan, KB dan<br />reproduksi yang sehat untuk mengurangi risiko terjadinya kematian neonatal</span> <br /><br />


Author(s):  
Fauzi Juniawan Hermanto ◽  
Vera Nurviana

<span class="fontstyle0">Daun handeuleum digunakan secara empiris oleh masyarakat Cibalong sebagai obat penurun<br />panas. Kandungan flavonoid dalam daun handeuleum dapat bekerja sebagai inhibitor cyclooxygenase<br />(COX) yang memicu pembentukan prostaglandin yang berperan dalam proses inflamasi dan<br />peningkatan suhu tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan aktivitas antipiretik dengan<br />membuat sediaan patch transdermal daun handeuleum sehingga diperoleh suatu sediaan yang efektif<br />dan efisien dalam penggunaannya. Proses pembuatan sediaan dibagi menjadi 3 formulasi dengan<br />perbandingan konsentrasi ekstrak daun handeuleum secara berturut-turut yaitu formula 1 (0,2 g),<br />formula 2 (0,6 g), dan formula 3 (1 g). Dosis 2 diperoleh berdasarakan konversi dari dosis empirisnya.<br /></span><span class="fontstyle0">Evaluasi sediaan dilakukan untuk mengetahui formula yang memiliki kualitas patch daun handeueleum<br />yang paling baik. Evaluasi ini mencakup pengamatan organoleptik, uji keseragaman bobot, uji<br />ketahanan lipat, uji ketebalan, uji pH, dan uji daya serap kelembaban. Hasil evaluasi sediaan pach<br />transdermal daun handeuleum menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan mutu<br />sediaan.</span> <br /><br />


Author(s):  
Sanfia Tesabela Messakh
Keyword(s):  

<span class="fontstyle0">Masa muda atau remaja adalah masa dimana pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan cepat<br />baik secara fisik maupun intelektual dikaitkan dengan mulai terjadinya pubertas. Oleh sebab itu masa<br />ini adalah masa transisi anak-anak menuju kedewasaan dengan demikian permasalahan kesehatan<br />reproduksi yang dihadapi remaja terus mengalami peningkatan. Oleh sebab itu kurangnya informasi<br />mengenai kesehatan reproduksi remaja dapat berdampak negatif pada perilaku menyimpang seperti<br />hubungan seksual diluar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan yang berdampak bagi remaja untuk<br />melakukan tindakan aborsi, pernikahan dini serta terinfeksi penyakit menular contohnya HIV/AIDS.<br />Sebagai langkah awal mencegah terjadinya dampak-dampak negatif, maka pendidikan kesehatan<br />reproduksi bagi remaja sangat penting. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai layanan<br />kesehatan primer memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembekalan pengetahuan bagi<br />remaja.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah implementasi program kesehatan reproduksi<br />remaja di Puskesmas Bancak sudah terlaksana dengan maksimal. penelitian saat ini metode yang<br />digunakan adalah kualitatif – deskritif agar mendapatkan data mendalam serta mengandung makna.<br />Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data di lakukan dengan wawancara secara mendalam.<br />Subjek penelitian yaitu kepala Puskesmas dan pengelola program kesehatan remaja. Tempat penelitian<br />di Pukesmas Bancak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Bancak terdapat 3<br />tema yang diperoleh yaitu pelayanan kesehatan remaja, jejaring program kesehatan peduli remaja dan<br />hambatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja.</span> <br /><br />


Author(s):  
Nissa Noor Annashr
Keyword(s):  

<span class="fontstyle0">Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh sekretariat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)<br />di Indonesia, hingga tahun 2015, 62 juta (53%) penduduk pedesaan masih belum memiliki akses ke<br />sanitasi yang layak. 34 juta dari mereka masih melakukan BAB (buang air besar) sembarangan. Pada<br />tahun 2015, data dari Puskesmas Selajambe, menunjukkan bahwa 74,98% rumah tangga di Desa<br />Jamberama memiliki jamban di rumah mereka. Ini berarti bahwa ada 25,02% rumah tangga yang tidak<br />memiliki jamban di rumah mereka. Ini mengindikasikan bahwa mereka memiliki peluang untuk<br />melakukan perilaku BAB sembarangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan prevalensi<br />BAB sembarangan dan menganalisis faktor determinan dari perilaku BAB sembarangan di Desa<br />Jamberama, Kecamatan Selajambe. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2016<br />dengan desain </span><span class="fontstyle0">cross sectional</span><span class="fontstyle0">. Pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik </span><span class="fontstyle0">total sampling<br /></span><span class="fontstyle0">sehingga ada 469 sampel diundang untuk berpartisipasi. Variabel independen dan dependen diketahui<br />melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Variabel independen adalah umur,<br />jenis kelamin, status sosial ekonomi. Variabel dependen adalah perilaku BAB sembarangan. Analisis<br />data terdiri dari analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan </span><span class="fontstyle0">chi square </span><span class="fontstyle0">dan </span><span class="fontstyle0">fisher exact</span><span class="fontstyle0">. Hasil<br />penelitian menunjukkan prevalensi BAB sembarangan di wilayah studi adalah 6,8% (32 rumah<br />tangga). Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur (p = 0,715) dan jenis kelamin (p = 0,501)<br />tidak berkontribusi terhadap perilaku BAB sembarangan. Sementara itu, status sosial ekonomi (p =<br />0,037) menjadi faktor determinan dari perilaku BAB sembarangan.</span> <br /><br />


Author(s):  
Syahrul Al farisi

<span class="fontstyle0">Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus<br />yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang ada. Keluarga merupakan unit paling dekat<br />dengan penderita, dan merupakan “perawat utama” sekaligus menjadi pendukung bagi penderita.<br />Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat<br />kesembuhan pasien halusinasi di Rehabilitasi Kejiwaan Dsn. Cihideung 2 Kec. Sukaratu yang ada di<br />Kota Tasikmalaya.<br />Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Studi Korelasi dengan rancangan </span><span class="fontstyle0">cross sectional</span><span class="fontstyle0">.<br />Teknik sampling </span><span class="fontstyle0">non probality sampling </span><span class="fontstyle0">jenis </span><span class="fontstyle0">purposive sampling </span><span class="fontstyle0">dengan sampel 40 orang. Data<br />diambil menggunakan Kuesioner dan observasi dan dianalisis dengan uji </span><span class="fontstyle0">chi-square </span><span class="fontstyle0">hipotesis alternatif<br />diterima jika tingkat kemaknaan ≤ 0,05.Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa dari 24<br />orang responden dengan dukungan keluarga baik, ada 21 orang yang dinyatakan sembuh dan 3 orang<br />yang tidak sembuh. Sedangkan dari 16 orang dengan dukungan keluarga kurang, ada 5 orang yang<br />dinyatakan sembuh dan 11 orang yang tidak sembuh. Secara keseluruhan lebih banyak responden yang<br />sembuh dalam dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 24 orang (52,5%) dan yang tidak sembuh<br />sebanyak 3 orang (7,5%). Setelah dianalisis diperoleh hasil p=0,000 &lt; α=0,05 Artinya hipotesis<br />diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga terhadap<br />kesembuhan klien gangguan halusinasi.<br />Dari hasil penelitian diharapkan para perawat dapat lebih meningkatkan dalam memberikan asuhan<br />keperawatan pada klien halusinasi maupun gangguan jiwa lainnya dengan melibatkan keluarga dalam<br />setiap proses keperawatan pasien.</span> <br /><br />


Author(s):  
Nova Winda

<span class="fontstyle0">Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa yang memudahkan masyarakat untuk<br />mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga pada<br />setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya, karena salah<br />satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan<br />ibu hamil. Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal,<br />namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan<br />posyandu untuk memantau tumbuh kembang anakaya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat<br />membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan<br />tumbuh dan kembang pada anak balita. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan tingkat pengetahuan<br />ibu tentang posyandu yang memiliki balita dengan kunjungan posyandu di Desa Payung Agung<br />Kecamatan Panumbangan Kabupten Ciamis. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif<br />kuantitatif deagan metode deskriptif analitik. Pelaksanaan penelitian pada bulan April-Mei 20I6<br />dengan sampel sebanyak 76 responden. Instrumen menggunakan kuesioner. Kesimpulan dari hasil<br />penelitian ini adalah sebagian besar responden 52,6% memiliki pengetahuan baik, sehingga ibu datang<br />ke posyandu sedangkan sebagian kecil 22,4% memiliki pengetahuan kurang sehingga ibu tidak datang<br />ke posyandu. Saran yang dapat peneliti berikan diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan<br />bagi Dinas Kesehatan untuk lebih meningkatkan Program posyandu di desa-desa dan diharapkan agar<br />ibu lebih disiplin untuk datang ke posyandu agar ibu bisa mengetahui tumbuh kembang balitanya.</span> <br /><br />


Author(s):  
Tina Agustini ◽  
Lusi Nurdianti

<span class="fontstyle0">Infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. World Health Organization<br />(WHO) secara global memperkirakan adanya kasus infertil pada 8%-10% pasangan, berdasarkan<br />gambaran global populasi maka sekitar 50-80 juta pasangan (1 dari 7 pasangan). Orang Arab percaya<br />bahwa sari kurma dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan, bahkan beberapa orang Indonesia pun<br />mempercayai dan telah membuktikannya. Kandungan utama buah kurma yang bekerja sebagai<br />antioksidan kuat yaitu fenolik dan flavonoid. Antioksidan tersebut berfungsi untuk menghentikan<br />reaksi berantai akibat stres oksidatif yang akan menghasilkan molekul pro-oksidan atau spesies<br />oksigen reaktif. Antioksidan ini dapat memberikan efek pada kualitas oosit, interaksi sperma dan sel<br />telur, implantasi dan perkembangan embrionik awal. Maka upaya yang dilakukan untuk mengatasi<br />permasalahan tersebut adalah dengan pembuatan formulasi SNEDDS buah kurma muda sebagai antiinfertilitas. Partikel zat aktif yang berukuran kecil akan meningkatkan luas permukaan secara<br />signifikan sehingga mampu menambah kelarutan, laju disolusi, dan absorpsi zat aktif di dalam tubuh.<br />Hasil SNE yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan Particle Size Analyzer, Electrophoretic Light<br />Scattering, dan Cone and Plat Brookfield. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan sediaan<br />SNEDDS untuk mengatasi masalah infertilitas melalui penggunaan buah kurma muda, sediaan<br />kemudian dikemas dalam bentuk sachet supaya lebih menarik, praktis, mudah dibawa, dan<br />memudahkan dalam penggunaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam<br />meminum obat. Hasil penelitian menunjukkan nanoemulsi ekstrak buah kurma muda yang<br />dikembangkan memiliki ukuran globul 10-20 nm (dengan kurva distribusi ukuran globul normal), nilai<br />indeks polidispersitas kurang dari 1, dan potensial zeta lebih besar dari (-20) mV.</span> <br /><br />


Author(s):  
Ervina Fauzia Riyanto ◽  
Rochmanah Suhartati

<span class="fontstyle0">Makanan dapat menjadi tempat hidup dan berkembangbiak satu atau lebih jenis<br />mikroorganisme, karena mengandung nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme<br />tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada makanan dan menimbulkan permasalaan kesehatan.<br />Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembusukan makanan misalnya </span><span class="fontstyle0">Pseudomonas<br />aeruginosa </span><span class="fontstyle0">dan </span><span class="fontstyle0">Bacillus cereus</span><span class="fontstyle0">. Upaya menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dapat<br />memanfaatkan bunga telang yang diketahui mengandung senyawa fitokimia seperti: alkaloid,<br />flavonoid, tannin, saponin, sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan serangga.<br />Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat ekstrak etanol bunga telang (</span><span class="fontstyle0">Clitoria ternatea L</span><span class="fontstyle0">)<br />terhadap bakteri patogen perusak pangan yaitu </span><span class="fontstyle0">Pseudomonas aeruginosa </span><span class="fontstyle0">dan </span><span class="fontstyle0">Bacillus cereus. </span><span class="fontstyle0">Metode<br />yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Ekstrak etanol bunga telang diekstraksi<br />dengan metode maserasi. Daya hambat bakteri diukur dari diameter zona hambat ekstrak etanol bunga<br />telang dengan metode difusi agar Kirby Bauer. Hasil penelitian menunjukan terdapat daya hambat<br />ekstrak etanol terhadap bakteri </span><span class="fontstyle0">Pseudomonas aeruginosa </span><span class="fontstyle0">pada konsentrasi 10% hingga 100%<br />sedangkan daya hambat terhadap bakteri </span><span class="fontstyle0">Bacillus cereus </span><span class="fontstyle0">terdapat pada konsentrasi 30% sampai 100%.<br />Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak etanol bunga<br />telang terhadap bakteri </span><span class="fontstyle0">Pseudomonas aeruginosa </span><span class="fontstyle0">adalah 10% dan konsentrasi hambat minimal (KHM)<br />ekstrak etanol bunga telang terhadap bakteri </span><span class="fontstyle0">Bacillus cereus </span><span class="fontstyle0">adalah 30%.</span> <br /><br />


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document