Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

22
(FIVE YEARS 22)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STAI Muhammadiyah Probolinggo

2656-9442, 2550-0627

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 42-61
Author(s):  
Asripa Asripa

Penulisan “Nikah Sirri dalam Perspektif Islam (Telaah Terhadap Kompilasi Hukum Islam)”, untuk mengungkap berbagai masalah diantaramya: (1) Apa pengertiam dari nikah dan nikah sirri (2) Faktor-faktor penyebab    terjadinya nikah sirri, (3) Proses pelaksanaan nikah sirri (4) Bagaimana nikah sirri dalam perspektif Islam  dan (5) Akibat-akibat yang timbul dari pernikahan sirri serta dampaknya pada pelaku nikah sirri dan keluarganya


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 16-27
Author(s):  
Dwi Dasa Suryantoro

Ahli waris menurut kompilasi hukum islam merupakan orang yang memiliki hubungan keluarga darah dan adanya hubungan pernikahan dengan pewaris dan pewaris merupakan orang yang sudah meninggal dan  meninggalkan harta peninggala/harta waris kepada ahli. Dalam hal ini penulis melakukan analisa mengenai bagaimana tinjauan hukum islam terhadap terhalangnya hak kewarisan. artikel penelitian ini kami menganlisanya dengan menggunakan jenis pendekatan yuridis normatif dengan kajian literatur, kepustakaan sebagai bahan hukum dan perundang-undangan. Kompilasi hukum islam menginginkan adanya  persyaratan terhadap ahli waris agar tidak melakukan ketentuan seperti yang diatur dalam ketentuan pasal 173 KHI (kompilasi Hukum Islam) yang menyebabkan terhalangnya mewarisi. Adapun hal - hal yang menyebabkan seseorang ahli waris dinyatakan terhalang menerima warisan dari harta yang ditinggalkan pewaris. Dalam fiqh klasik ulama sunni ditentukan bahwa ada empat faktor yang menyebabkan seseorang terhalang menerima warisan dari pewaris, yaitu (a) perbudakan, (b) pembunhan, (c) berbeda agama/kafir , (d) mati misterius


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-15
Author(s):  
Mulyono Mulyono
Keyword(s):  

Ibnu Rajab dalam bukunya yang berjudul Jamiul Ulum Wal Hikam mengatakan, bahwa “istiqamah adalah prilaku jalan yang lurus dan agama yang lurus dengan tidak melenceng kekanan atau kekiri, istiqamah mencakup semua perbuatan taat yang dhohir maupun bathin dan istiqamah meninggalkan semua yang dilarang, wasiat ini bersifat menyeluruh untuk semua urusan agama.“  Merujuk dari statement yang telah disampaikan oleh Ibnu Rajab di atas, penyusun bertambah yakin bahwa betapa pentingnya materi istiqamah ini dibahas. Istiqamah merupakan bagian dari ciri pribadi yang mulia, karakter orang-orang sholeh, sikap yang menjiwai orang-orang sukses dunia akherat. Istiqamah juga merupakan bagian dari ciri-ciri ahli surga.Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang dikemas dalam sebuah tesis yang menggunakan metode penelitian tafsir yang kita kenal dengan metode tafsir maudhu’i. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif-analisis. Dengan pendekatan yang digunakan adalah keimanan spiritual.Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pribadi yang istiqamah harus dimiliki oleh setiap muslim, karena istiqamah sangat erat kaitannya dengan kualitas ibadah dan keiamanan seorang mukmin, tanpa istiqamah hidupnya terasa asal-asalan dan hampa tak bermakna. 


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 62-85
Author(s):  
Alifia Wahyuni

Pernikahan merupakan proses awal pembentukan sebuah keluarga yang harmonis. Namun, pernikahan juga memerlukan persiapan dan syarat agar kelak tidak terjadi permasalahan yang muncul. Salah satunya menyangkut masalah umur atau disebut pernikahan dini. Pernikahan dini menjadi kontroversi di kalangan masyarakat karena setiap perspektif memiliki pandangan yang berbeda. Dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini tidak hanya angka perceraian yang tinggi karena ketidakcocokan antarpasangan, melainkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, dan komplikasi yang terjadi saat kehamilan menyebabkan resiko tingginya angka kematian ibu dan anak. Dalam pandangan Islam, pernikahan dini bisa menjadi dampak positif yaitu menghindari dari perzinahan. Menurut pandangan madzhab Syafi’i, suatu pernikahan dapat dilaksanakan jika mempelai perempuan telah berusia baligh dan orang tua sepatutnya menanyakan persetujuan kepada putrinya agar tidak ada perasaan terpaksa saat dilangsungkan pernikahan. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi orang tua yang ingin segera menikahkan anak-anaknya walaupun masih berusia dini. Tidak hanya orang tua, tetapi para remaja yang ingin melaksanakan pernikahan di usia muda juga perlu memikirkan dan mempersiapkan segala kemungkinan agar tidak terjadi permasalahan yang menimbulkan retaknya sebuah rumah tangga.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 28-41
Author(s):  
Nur Khosiah

Masyarakat modern adalah masyarakat yang haus dengan pengetahuan dan lebih banyak bersandar pada logika. Apalagi Era berkemajuan saat ini banyak dari mereka yang  berlomba- lomba mendapatkan kekayaan, mengejar pangkat, populalitas agar mereka mendapat penghormatan dari orang lain dan masyarakat. Akan tetapi masih banyak juga dari mereka masih memikirkan bagaimana mendapat ketenangan bathin, ibadah yang semakin menungkat, sehingga banyak dari mereka yang meneruskan tradisi ziarah wali sebagai salah satu cara dan media untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jamaah ziarah wali di desa Tambakrejo Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo dalam membangun dimensi spiritual masyarakatnya. Dalam tulisan ini penulis menggunakan metode penelitian terdiri dari tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data. Tehnik pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi,wawancara yang  melalui observasi, wawancara dan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Tambakrejo sanagat antusias dalam melaksanakan tradisi ziarah wali, dan membangun spiritualnya dalam beribadah semakin meningkat dalam mengikuti shalat berjamaah, mengikuti pengajian, berperilaku semakin baik, menjenguk orang sakit, memberikan bantuan pada orang yan butuh, silaturahmi meningkat, tutur katanya lembut dan tidak bergunjing dan lain sebagainya.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 150-162
Author(s):  
Muhammad Islahuddin

Khaled M. Abou el-Fadl is one of the contemporary Islamic thinkers who offers a model of reading religious texts which he considers authoritative. The phenomenon of authoritarianism or self-determination in the name of religion and God in Islamic thought, according to Khaled M. Abou el-Fadl, happens a lot as evidenced in his research which focuses on the study of Islamic law that has been carried out by Wahabi puritans in the CRLO fatwa institutions that provide many fatwas which is considered to be very gender biased. Khaled M. Abou el-Fadl offers authoritative hermeneutics as a criticism as well as a methodological tool for dissecting and interpreting Islamic texts, specifically in the realm of Islamic law, namely by paying attention to three things, First, relating to competence (authenticity test); second, related to accuracy; third, with regard to representation in Islam


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 163-176
Author(s):  
Devy Habibi ◽  
Nur Khosiah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemimpin dalam membangun organisasi multikultural dalam pendidikan. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi literatur, dengan cara menganalisis dan menggali data dari beberapa sumber yang relevan untuk menemukan beberapa strategi pemimpin dalam membangun organisasi multikultural dalam pendidikan.Secara konseptual organisasi yang memiliki perspektif multikultural perlu memperhatikan beragam latar belakang anggotanya berdasarkan pada keragaman dan realita kemajemukan. Pemimpin juga harus memahami ini dan menerapkan strategi guna mencapai organisasi multikultural yang sesuai harapan. Pemimpin dapat membangunnya dengan melalui strategi pembiasaan, pendidikan, dan keteladanan. Anggota multikultural harus mendapat kesempatan yang sama yang memiliki manfaat bagi setiap individu dan dikembangkan lebih lanjut. Membangun organisasi multikultural pada dasarnya dalah membangun diri, kelompok, organisai pendidikan tanpa didasari beban, tetapi didasarkan kebersamaan untuk membangun organisasi multikultural


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 129-149
Author(s):  
Robiatul Adawiyah

The purpose of this paper is to re-understand the concept of Islam as a religion that rahmatan lil alamin in the perspective of Islamic parties in Indonesia, especially in the period 2014 - 2019. some a priori towards Islam then afraid to study Islam. In the midst of such conditions the term rahmata lil alamin can be an alternative model of Islam that is complained of by many groups. Ironically, this term is interpreted without sufficient scientific basis, it can even be said to have been a meaning bias. By using a socio-anthropolinguistic approach from online-based data, in this paper the authors use a literature study, which is looking for sources of written data that have relevance to the problem being studied. While the data sources that are used both in the form of books, journal articles, magazines and online newspapers are trusted. Based on the study of literature, the data collection techniques both primary and secondary authors use literature techniques and related literature. With this writing the authors hope the concept of Islam rahmatan lil alamin in the perspective of Islamic parties in Indonesia get clarity so that the meaning of Islam rahmatan lil alamin can truly reflect the universal nature and uphold the value of humanity that is fair and civilized and justice for all Indonesian people in particular and all humanity in general


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 116-128
Author(s):  
Nuril Hidayah

From modern perspective, pesantren are often regarded as the basis of resistance to modernization that is often associated with the West. This resistance comes from the strong roots of the pesantren as a subculture. This study attempts to elaborate on how the pesantren's view of the West as a part of occidentalism. Using literary sources and content analysis methods, this study has resulted several conclusions. First, in the pre-independence era where the West was represented by the Dutch, The West had a bad image among the pesantrens. The Dutch was viewed as invaders who exploit people and stab them from behind. In addition, with public schools filled with aristocrats, the Netherlands became a competitor to civil education which was rooted in community based pesantren education. On the other hand, from the standpoint of religion, pesantren viewed the West as infidels


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 101-115
Author(s):  
Imanuddin Abil Fida
Keyword(s):  

The debates on the subject of imitation (taqlid) does not exist in the field of fiqih, but also in ushuluddin. Moreover, regarding permissibility of taqlid has been discussed by scholars since the second century. The debate has been more intense after the fall of Baghdad. Some argues that Baghdad’s fall was due to the rise of taqlid among Muslims. Therefore, various books have been written to encourage for ijtihad in order to grow the spirit of knowledge. While others wrote concerning the reason for rejection taqlid based on al-Qur’an, hadist and logic. This article will explain the views of scholars around taqlid both in ‘aqidah and syari’ah


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document