Berkala Penelitian Agronomi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

20
(FIVE YEARS 9)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Halu Oleo

2502-3314, 2089-9858

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Bahari Bahari ◽  
Andi Bahrun ◽  
Jamili Jamili

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan sistem pengelolaan kaindea masyarakat etnis Muna serta manfaat ekonomi dan ekologis kaindea di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di lokasi pertanian kaindea di Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Rancangan penelitian ini dilakukan dengan penarikan contoh narasumber dan pengumpulan data. Narasumber yang diplih adalah masyarakat etnis Muna yang bermukim di Desa Tanjung Tiram, berdasarkan pertimbangan faktor-faktor demografi penduduk berdasarkan usia dan pengetahuan tentang kaindea. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari pengamatan di lapangan dan hasil  wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari lembaga/instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini seperti Kantor Kecamatan, Kantor Bupati, Dinas pertanian Kabupaten, Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah. Pengumpulan data dilakukan melalui studi orientasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas, yaitu gambaran umum kawasan penelitian dan sejarah terbentuknya kaindea oleh etnis Muna; dan variaber terikat yang terdiri dari janis-jenis tanaman kaindea dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kearifan lokal. Data-data yang diperoleh ditabulasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil pengamatan menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat etnis Muna masih tergolong rendah, dan sistem pengelolaannya masih secara tradisional. Produk dari kaindea dapat memberi manfaat ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjaga keseimbangan ekologi pada lokasi penelitian.Kata kunci :  Kaindea, kearifan lokal


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Feriatin Feriatin ◽  
Dirvamena Boer ◽  
Jamili Jamili

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, struktur dan indeks keanekaragaman tanaman  serta pola pemanfaatan untuk mendukung ketahanan pangan  di kecamatan Wakorumba Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuadrat. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah struktur vegetasi yang meliputi densitas, densitas relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, nilai penting dan indeks keanekaragaman sedangkan data yang dianalisis secara kualitatif meliputi deskriptif komposisi tanaman dan pola pemanfaatan tanaman dilahan pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis tanaman yang terdapat di lahan pekarangan  kecamatan Wakorumba Selatan diperoleh sebanyak 25 famili dari  44 jenis tanaman, dimana 22 jenis tanaman tahunan dan 22 jenis tanaman musiman. Untuk struktur vegetasi tanaman yang diusahakan pada lahan pekarangan di kecamatan Wakorumba Selatan ditinjau dari segi nilai penting tertinggi untuk tingkat pohon ditunjukkan oleh spesies Cocos nucifera yaitu 201,85 % terdapat pada desa Wambona sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh spesies Eugenia aquea Burm. F, yaitu 5,54 % terdapat pada desa Wakorumba. Untuk tingkat tihang nilai tertinggi ditunjukkan oleh spesies Theobroma cacao L. yaitu 125,55 % sedangkan nilai terendah yaitu spesies Syzygium malacensis dengan nilai 7,12 % terdapat pada desa Wambona. Tingkat sapihan nilai tertinggi ditunjukkan oleh spesies Carica papaya L. yaitu 103,59 % terdapat pada desa Bakealu sedangkan nilai terendah  spesies Tamarindus indica L. dengan nilai 3,38 % terdapat pada desa Wakorumba. Untuk tingkat semai nilai tertinggi ditunjukkan oleh spesies Cocos nucifera 83,33 % terdapat pada desa Bakealu sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh spesies Nephelium lappaceum yaitu 5,85 % terdapat pada desa Wakorumba. Indeks keanekaragaman tanaman didesa Wakorumba, Pure, Bakealu, Wambona dan kelurahan Labunia tergolong sedang, terkecuali pada tingkat sapihan desa Bakealu tergolong rendah. Pola pemanfaatan tanaman yang diusahakan pada lahan pekarangan oleh penduduk di kecamatan Wakorumba Selatan yaitu sebagai sumber karbohidrat (18,18 %), sebagai sumber protein (11,36 %), sumber vitamin (45,45 %), sumber mineral (22,73 %) dan pemanfaatan sebagai sumber lemak (2,27 %).Kata kunci:   Komposisi Tanaman Pekarangan, Struktur Vegetasi, Indeks   Keanekaragaman, Pola Pemanfaatan


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
La Mudi ◽  
Andi Bahrun ◽  
Gusti Ayu Kade Sutariati

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas bio-priming benih menggunakan campuaran rizobakter indigenous untuk meningkatkan kualitas fisiologis benih kedelai. Penelitian telah dilakukan pada Bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factor tunggal yang terdiri dari delapan perlakuan yaitu: control (tanpa perlakuan rizobakter), bio-priming menggunakan Bacillus sp. CKD061, bio-priming menggunakan P. fluorescens PG01, bio-priming menggunakan Serratia sp. CMN175,  bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01, bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + Serratia sp. CMN175, bio-priming menggunakan campuran P. fluorescens PG01 + Serratia sp. CMN175 dan bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 + Serratia sp. CMN175. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga seluruhnya terdiri dari 24 unit percobaan. Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil pengamatan pengujian fisiologis benih menunjukkan bahwa bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 meningkatkan kualitas fisiologis benih. Bio-priming benih menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan viabilitas dan vigor benih kedelai.Keywords: Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01, bio-priming benih, campuran  rizobakter, kualitas fisiologis benih, rizobakter Indigenous, 


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Asrianingsi Asrianingsi ◽  
Sarawa Mamma ◽  
Dirvamena Boer

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak buah dan perbedaan umur tanaman terhadap mutu kakao. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2015. Pengambilan sampel dilakukan di lahan petani kakao di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Penelitian dilakukan pada tanaman kakao jenis hibrida (Trinitario) warna hijau umur 8, 10, 12 dan 14 tahun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan tersarang dengan pola RAL dengan 3 ulangan. Umur tanaman yaitu umur 8, 10, 12 dan 14 tahun; serta umur letak buah tersarang pada umur tanaman meliputi batang, cabang primer dan cabang sekunder. Setiap plot terdiri dari 3 unit percobaan dan setiap unit percobaan  terdiri dari 3 tanaman sehingga jumlah tanaman menjadi 36 tanaman kakao dan 108 buah kakao. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan hasil analisis yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letak buah kakao berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel penelitian kecuali pada variabel berat buah yang berpengaruh tidak nyata. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tua tanaman kakao maka semakin menurun mutu kakaonya. Umur tanaman kakao terbaik terhadap mutu kakao diperoleh pada umur 8 tahun. Kata kunci: Kakao, kualitas biji, letak buah, umur tanaman


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Fitriani Litta ◽  
Rachmawati Hasid ◽  
Laode Afa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fungi mikoriza arbuskula Indigenous dan ampas sagu dalam meningkatkan hasil tanaman okra (Abelmochus esculentus L.) pada lahan kering. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan, Laboratorium Agroteknologi dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari, berlangsung mulai bulan Desember 2017 sampai April 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah perlakuan fungi mikoriza arbuskula yang terdiri dari: tanpa inokulasi fungi mikoriza arbuskula (M0),  inokulasi fungi mikoriza arbuskula 25 g  per lubang tanam (M1) dan inokulasi fungi mikoriza arbuskula 50 g per lubang tanam (M2). Faktor kedua adalah dosis bokashi ampas sagu yang terdiri dari: tanpa pemberian bokashi ampas sagu (S0), pemberian bokashi 5 t.ha-1 (S1), 10 t.ha-1 (S2), 15 t.ha-1 (S3) dan 20 t.ha-1 (S4). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam, dilanjutkan dengan Uji jarak Berganda Duncan (UJBD) jika terdapat pengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan fungi mikoriza arbuskula indigenous dan bokashi ampas sagu mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman okra yang ditunjukkan dengan peningkatan tinggi tanaman umur 42 HST dan jumlah buah. Aplikasi fungi mikoriza arbuskula indigenous secara mandiri berpengaruh secara nyata  dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering,  laju tumbuh absolut, panjang buah dan jumlah buah. Sedangkan aplikasi pupuk bokashi ampas sagu secara mandiri berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat kering, laju tumbuh absolut, panjang buah,  dan jumlah buah. Kombinasi perlakuan fungi mikoriza arbuskula indigenous 50 g pertanaman dan pupuk bokashi ampas sagu 20 t.ha-1 meningkatkan jumlah buah tanaman okra tertinggi, dengan peningkatan sebesar 56% dibanding kontrol.Kata kunci: Mikoriza arbuscula, okra, sagu


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Anwar Anwar ◽  
Andi Khaeruni ◽  
Teguh Wijayanto
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas kombinasi pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk anorganik NPK yang berbeda dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif beberapa varietas kedelai di lahan Ultisol. Dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit Fitopatolgi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo dan di Desa Lamomea Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan dari bulan Juli sampai bulan November 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Petak utama adalah beberapa varietas kedelai terdiri dari 4 jenis yaitu varietas Argomulyo (V1), varietas Anjasmoro (V2), varietas Dering-1 (V3) dan varietas Dena-1 (V4). Anak petak adalah paket bioteknologi berbasis mikroba lokal yang terdiri 4 taraf  yaitu penggunaan pupuk hayati Biofresh plus (B1), pupuk hayati Biofresh plus dengan pupuk anorganik 25% dosis rekomendasi (B2), pupuk hayati Biofresh plus dengan pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (B3) dan tehnik budidaya konvensional (pupuk anorganik 100%) sebagai kontrol (B4). Sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 48 unit percobaan. Data hasil pengamatan di uji menggunakan  metode sisik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengaplikasian pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk anorganik NPK yang berbeda pada beberapa varietas kedelai memberikan pengaruh interaksi terhadap jumlah daun pada 6 dan 8 MST. Pengaplikasian mandiri beberapa varietas atau kombinasi pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk NPK yang berbeda memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun pada 2 dan 4 MST. Varietas Argomulyo yang diaplikasikan pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk anorganik NPK 50% rekomendasi memiliki respon pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk anorganik NPK 100% (kontrol).Kata kunci: Pupuk hayati Biofresh, Varietas kedelai, pupuk anorganik NPK


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Riska Herlina ◽  
La Karimuna ◽  
Harjoni Kilowasid ◽  
La Ode Santiaji Bande ◽  
Rachmawati Hasid ◽  
...  
Keyword(s):  

Karakter kesuburan tanah di lahan pertanian bekas perladangan berpindah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah dari lahan pertanian bekas perladangan berpindah di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan metode plot sebanyak 8 plot yang diletakkan secara acak pada lahan bekas perladangan berpindah dengan mengambil sampel tanah pada masing-masing plot untuk dilakukan analisis mengenai sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik tanah meliputi tekstur tanah dan kimia tanah meliputi pH tanah, N-total, P-tersedia, C-Organik, KTK, Ca dan Mg. Penelitian ini dilaksanakan di desa Katobu, Wakontu di Kecamatan Wadaga dan Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Universitas Halu Oleo dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2017. Hasil penelitian menujukkan bahwa hasil analisis laboratorium mengenai tekstur tanah dari lahan bekas perladangan berpindah di desa Katobu untuk plot 1 dengan tekstur liat berpasir, plot 2 dan 3 dengan tekstur lempung, plot 4 sampai 8 dengan tekstur debu. Sedangakan untuk tekstur tanah dari lahan bekas perladangan berpindah di desa Wakontu untuk plot 1 dengan tanah bertekstur liat, plot 2 sampai plot 8 dengan tekstur debu. Hasil analisis mengenai sifat kimia tanah dari lahan bekas perladangan berpindah dari desa Katobu untuk pH rata-rata tahah yaitu 6,64, N-Total rata-rata yaitu 0,242 %, P-Tersedia rata-rata 2,593 ppm, KTK rata-rata yaitu 27,516 cmol/kg, C-Organik rata-rata yaitu 0,756 %, Ca rata-rata yaitu 16,544 cmol/kg dan Mg rata-rata yaitu 16,544 cmol/kg. sedangkan untuk sifat kimia tanah dari lahan bekas


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Ahmad Sainul ◽  
Muhammad Taufik ◽  
Gusnawaty HS ◽  
Andi Khaeruni ◽  
Rachmawati Hasid ◽  
...  

Penelitian  bertujuan mengevaluasi pengaruh cendawan endofit dan dosis pupuk  anorganik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas (P. oryzae). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama adalah pemupukan yang terdiri dari: tanpa pupuk anorganik (P0), pemupukan dengan pupuk anorganik 25% dari rekomendasi (P1), pemupukan dengan pupuk anorganik 50% dari rekomendasi (P2), pemupukan dengan pupuk anorganik 75% dari rekomendasi (P3), pemupukan dengan pupuk anorganik 100% sesuai rekomendasi (P4) dan faktor kedua adalah penggunaan cendawan endofit yang terdiri dari: tanpa aplikasi cendawan endofit (C0), aplikasi T. asperellium (C1) dan aplikasi  Paecilomyces sp. (C2). Data  hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi pemupukan dengan pupuk anorganik dan cendawan endofit pada variabel tinggi tanaman, jumlah anakan, waktu muncul malai, bobot 1000 bulir, hasil gabah kering dan keparahan penyakit. Kombinasi perlakuan pupuk anorganik 75% sesuai rekomendasi dengan cendawan endofit Trichoderma sp. (P3C1) dan Perlakuan pupuk anorganik 75% denganPaecilomyces sp. (P3C2) memberikan respon terbaik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Hadania S ◽  
Sarawa Sarawa ◽  
Abdul Madiki ◽  
Laode Safuan ◽  
Andi Nurmas ◽  
...  

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian bokashi ampas sagu dan Trichoderma  terhadap pertumbuhan  padi gogo lokal pada lahan ultisol. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan II Unit Lahan Kering dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari mulai dari bulan Januari sampai Agustus 2018. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah perlakuan bokashi ampas sagu, yaitu; B0= tanpa pemberian bokashi, B1= 12 ton ha-1 bokashi ampas sagu, B2= 24 ton ha-1 bokashi ampas sagu, B3= 36 ton ha-1 bokashi ampas sagu dan B4= 48 ton ha-1 bokashi ampas sagu. Factor kedua aplikasi Trichoderma, yaitu; T0= tanpa Trichoderma, T1= 1,6 ton h-1 Trichoderma, T2= 3,2 ton h-1 Trichoderma, T3= 4,8 ton h-1 Trichoderma, T4= 6,4 ton h-1 Trichoderma. Dengan demikian akan terdapat 25 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 75 unit percobaan. Data hasil pengamatan terhadap masing-masing variabel yang diamati dianalisis dengan sidik ragam. Uji lanjut menggunakan uji jarak berganda Duncan (UJBD) pada taraf nyata α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan Dosis terbaik interaksi bokashi ampas sagu dan Trichoderma yaitu B3T3 (36 ton ha-1 bokashi dan 4,8 ton ha-1 Trichoderma). Kata Kunci: Bokashi ampas sagu, Kualitas, Padi gogo lokal, Produksi, Trichoderma


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Afiati Bahrawi ◽  
La Karimuna ◽  
Muhidin Muhidin

ABSTRACKThe purpose of this research was to study the effectiveness of various formulations rhizobacteria as bioherbicide in soybean. This research was conducted at the Agrotechnology Laboratory Unit Agronomy and Field Laboratory, Faculty of Agriculture Halu Oleo university, Kendari from March to June 2016.This research was arranged on randomized complete block design (CBD), which consisted of seven treatments that are P0 (Control), P1 (Bacillus sp. A05 + water), P2 (Bacillus sp. A05 + talc), P3 (Bacillus sp. A05 + husk charcoal powder), P4 (P. aeruginosa A08 + water), P5 (P. aeruginosa A08 + talc), P6 (P. aeruginosa A08 + husk charcoal powder). The treatments was repeated three times so that there were 21 experimental units. Weed vegetation were analyzed using quadratic metode, quadrant size used was 1x1 m2, observations were made one time when the soybean was 21 HST. The soybean data were analyzed using of analysis variance followed by Duncan's Multiple Range Test if the treatments was significant. The results showed that treatment of formulations rhizobacteria P6 namely P. aeruginosa A08 in the husk charcoal powder carrier formulation was the best among all 5 other formulations, that could be seen in the weeds vegetation analysis data results, showed that P. aeruginosa A08 in the husk charcoal powder carrier formulation could suppress the growth of Cleome rutidosperma D.C and Cyperus rotundus L. which was the dominant weeds in soybean. Husk charcoal powder was able to improve the suitability of rhizobacteria P. aeruginosa A08 as bioherbisida in the field so that they could worked more effectively as bioherbisida than other treatments. Keywords: Bioherbicides, formulation rhizobacteria, Glycine max (L.) Merrill


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document