Digital Video: Streaming Video, MediaPlayer, and MediaController Classes

Author(s):  
Wallace Jackson
2019 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
Mitra Unik ◽  
Soni Soni ◽  
Randra Aguslan Pratama

Abstract One of the popular internet services in use today is video streaming, either live (live streaming) or pre-recorder. Streaming video is a type of streaming media where data from video files is continuously transmitted over the internet to remote users. This fundamental problem appears to be influenced by the biggest factor which is the limited infrastructure of network resources which causes poor video quality. The process of digital video communication is known to consume quite a large resource, because in general the bandwidth requirements for sending Video and Audio signals. To maintain the quality of the video being played, there are several instruments needed, one of which is a data connection that is required to have Quality of Service (QoS). The parameters used in the measurement of QoS are delay, jitter, packet loss, throughput. This study uses the PPDIO method as a workflow with a Network Lifecycle approach. In this research, there are many factors that influence the quality of video, namely network factors and hardware factors. The test results obtained are not absolute, so it is possible that there will be differences in subsequent testing. Encoding also affects the quality of the video. Bandwidth equalization according to priority when the traffic conditions of all packets are full. Based on a comparative analysis of QoS parameter calculations using HTB and Diffserv methods, a comparison of throughput, jitter and delay does not differ greatly between clients. Keywords: Video Streaming, Diffserv, HTB, QoS Abstrak Salah satu layanan dari internet yang populer digunakan saat ini adalah video streaming, baik secara langsung (live streaming) atau pre-recorder. Streaming video merupakan jenis streaming media dimana data dari file video secara terus menerus dikirimkan melalui jaringan internet ke pengguna jarak jauh. Permasalahan mendasar ini muncul dipengaruhi oleh faktor terbesar yaitu terbatasnya infrastruktur sumber daya jaringan yang menyebabkan kualitas video yang buruk. Proses  komunikasi  digital  video,  diketahui  menghabiskan  resource  yang  cukup  besar, dikarenakan Secara umum kebutuhan bandwidth untuk mengirimkan sinyal Video dan Audio. Guna menjaga kualitas dari video yang dimainkan, terdapat beberapa instrument yang dibutuhkan, salah satunya adalah koneksi data yang wajib memiliki Quality of Service (QoS). Adapun Parameter yang digunakan dalam pengukuran QoS adalah delay, jitter, packet loss, Throughput. Penelitian ini menggunakan metode PPDIO sebagai alur kerja dengan pendekatan Network Lifecycle. Pada penelitian ini didapat Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dari video yaitu faktor jaringan dan faktor dari Hardware. Hasil pengujian didapat tidaklah mutlak sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada perbedaan pada pengujian selanjutnya. Encoding juga mempengaruhi kualitas dari video. pemerataan Bandwidth sesuai prioritasnya saat kondisi traffic seluruh paket penuh. Berdasarkan analisa perbandingan perhitungan parameter QoS menggunakan metode HTB dan Diffserv, didapatkan  perbandingan troughput, jitter dan delay yang tidak berbeda jauh antara klien. Kata kunci: Video streaming, Diffserv, HTB, QoS  


2022 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Irfan Djamzuri ◽  
Agung Putra Mulyana

Netflix sebagai salah satu media layanan streaming video film dan serial televisi dunia memberikan dampak kepada budaya perfilman umat manusia. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Media Partners Asia (MPA) Mempublikasi bahwa platform video premium, seperti Netflix, Viu, WeTV, iQIYI dan Vidio mendapatkan 10% share/bagian dari Share Of Video Streaming Minutes In SEA di Q1 2021 (triwulan 1 tahun 2021). Dari Share Premium Video Streaming in SEA, Netflix telah memimpin konsumsi video premium dengan pangsa 40%, didorong oleh luas daya tarik katalog internasionalnya. Besarnya pemanfaatan Netflix yang begitu masif dan eskalatif di Indonesia, telah diantisipasi oleh Kementerian Kominfo sebagai perpanjangan dari regulator/ pemerintah RI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif tentang konsep Etika maya/ cyber-ethics. Peneliti mencoba memahami Netflix sebagai entitas bentuk platform film Menggunakan penjelasan Richard A. Spinello mengenai Etika Maya (cyber-ethics) dan argumen Richard A. Spinello terkait Governing and Regulating the Internet yang dipubikasikan pada Artikel ACM SIGCAS Computers and Society tahun 2000 dengan judul Excerpt from CyberEthics: Morality and Law in Cyberspace. Film dan Televisi dapat dibahas dari berbagai aspek. Dalam konteks di Indonesia, regulasi yang dihasilkan untuk mengatur Film dan Televisi, yaitu lahirnya Undang-Undang Penyiaran No.32 Tahun 2002 dan Undang-Undang No. 33 Perfilman Tahun 2009. Netflix merupakan Platform Premium Video Streaming terindikasi mengandung unsur ponografi, SARA, LGBT, dan sadisme. Namun Netflix tidak bisa diregulasi oleh Undang-Undang Penyiaran No.32 Tahun 2002 dan Undang-Undang No. 33 Perfilman Tahun 2009. Tetapi  menggunakan UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Secara Regulasi netflix harus tunduk dengan aturan UU Telekomunikasi. Pemahaman cyber-ethics menjadi pembahasan yang penting dan harus mampu mengkaji perilaku yang sesuai moral, hukum, dan isu-isu sosial sebagai alat interaksi antar manusia. Berdasarkan Excerpt From CyberEthics: Morality and Law in Cyberspace ada solusi yang ditawarkan oleh Richard A. Spinello (2014) adalah Internet Governance/ Tata Kelola Internet. Selain melakukan Direct State Intervention, negara juga bisa membuat literasi terhadap membangun kesadaran cyber-ethics. Pemahaman Cyber-ethics dapat ditumbuhkan dengan memahami cyber wellness


2018 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 59-72
Author(s):  
Sumarjoko Sumarjoko ◽  
Eka Mahargiani ◽  
Amin Nasrulloh

Pernikahan merupakan hal yang sangat sakral. Diawali dengan akad “ijâb” dan“qabûl” yang konsekuensinya adalah terbentuknya perjanjian yang mengikat antara seorang laki-laki dan wanita. Perjanjian tersebut dipresentasikan sebagai “mitsaqan ghalidlan.” Akad ijâb dan qabûl merupakan bagian rukun dalam perkawinan.Teknis pelaksanaannya dilakukan secara serentak dan menyambung “muttaṣil”antara ijâb dan qabûl. Dalam kajian fikih, muttaṣil-nya ijâb dan qabûl terkait pada dua keterangan yaitu “maf’ûl fîh” atau ẓaraf zamân (waktu) dan ẓaraf makân(tempat). Kesatuan waktu dan tempat ini diungkapkan dengan bahasa “satu majelis”. Dalam pemikian fiqh klasik akad “ijâb” dan “qabûl” yang “muttaṣil” ini sudah terjadi ragam interpretasi. Mazhab Syafi'iyah, berpendapat, salah satu syarat penting dalam suatu akad pernikahan itu adanya kesegeraan terkait “ijâb” dan“qabûl”. Untuk itu, kesatuan antara tempat (al-makan) dan kurun waktu (azzamân) dimanifestasikan dalam ungkapan “ittiḣâd al-majlis” “satu majelis”.Berbeda dengan Mazhab Hanafiyah yang tidak mensyaratkan kesegeraan. Mazhab Hanafiyah menginterpretasikan tentang Ittiḣâd al-majlis itu bersatu majelis pada akad pernikahan terkait kesinambungan waktu (az-zamân) diantara ijâb dan qabûl bukan menyangkut kesatuan tempat. Dalam perkembangan sistem informasi danteknologi, yang saat ini diatas garis era revolusi industri 4.0 tidak menutup kemungkinan akad ijâb dan qabûl suatu pernikahan dengan menggunakan sarana teknologi berbasis internet. Baik melalui video streaming, video teleconference atau pun lainnya. Bahkan dengan dukungan jaringan 4G atau 5G akan terasa seperti bertatap muka secara langsung. Peralihan perbuatan (hukum) mempengaruhi interpretasi “satu majelis” dan menimbulkan makna baru. Tulisan ini akan mengupas lebih lanjut dari segi takhrij al-ahkam-nya.


2018 ◽  
Author(s):  
Andi Imam Dwi Resky Mudassir ◽  
Denny Darlis ◽  
Tengku Ahmad Riza

LED (LightEmitingDiode) saat ini sebagian besar pemanfaatannya hanya sebagai indikator ataupunsebagaipenerang suatu ruangan.Pada perkembangan teknologi ini banyak menciptakan inovasi inovasi,yaitu LED saat sekarang ini dapat digunakan sebagai suatu media transmisi berkecepatantinggi. Visible Light Communication (VLC) adalah sebuah sistem komunikasi yang memanfaatkancahaya tampak sebagai media transmisi. Proyek akhir ini, dikembangkan suatu sistem VLC untukmengirimkan suatu video streaming. video streaming dikirim melalui blok transmitter denganmemanfaatkan LED sebagai pengirim. Kemudian diterima oleh blok receiver dengan photodiodesebagai penerima informasi yang dikirimkan oleh LED. Dalam pengiriman video streaming terbagimenjadi dua bagian, yaitu sinyal suara dan video streaming. Adapun hasil proyek akhir ini adalahdapat membuktikan video streaming dapat dikirim melalui sistem VLC dengan jarak 45 cm.


Author(s):  
Nicola Cranley ◽  
Liam Murphy

There is an increasing demand for streaming video applications over both the fixed Internet and wireless IP networks. The fluctuating bandwidth and time-varying delays of best-effort networks makes providing good quality streaming a challenge. Many adaptive video delivery mechanisms have been proposed over recent years; however, most do not explicitly consider user-perceived quality when making adaptations, nor do they define what quality is. This chapter describes research that proposes that an optimal adaptation trajectory through the set of possible encodings exists, and indicates how to adapt transmission in response to changes in network conditions in order to maximize user-perceived quality.


2020 ◽  
Vol 31 (03) ◽  
pp. 341-354
Author(s):  
Hironori Ando ◽  
Satoshi Fujita

In multi-tree-structured Peer-to-Peer (P2P) video streaming, video streams are delivered from the source peer to subscribing peers in such a way that each stream is divided into several sub-streams and those sub-streams are delivered through different spanning trees. In this paper, we focus on the delivery of all sub-streams to [Formula: see text] subscribers through spanning trees of depth two each, which will be referred to as the 2-hop delivery of sub-streams. The main contribution of the current paper is the derivation of a tight lower bound on the upload capacity of homogeneous peers so that 2-hop delivery is possible if and only if the upload capacity of each peer is greater than or equal to the derived bound.


2015 ◽  
Vol 76 (12) ◽  
Author(s):  
Mohd Fitri Ramli ◽  
Latifah Munirah Kamarudin ◽  
David Lorater Ndzi ◽  
Azizi Harun ◽  
Jamie Siregar Cynthia Turner ◽  
...  

This paper presents the study of video streaming over wireless channel based on experimental measurements in the presence of fading caused by the physical environmental. The emulation of video streaming file through wireless channel is measured using IxChariot software from Ixia. The obtained emulation of signal quality from the video streaming file was measured in terms of network throughput, RSSI and packet loss. The results show the credibility of wireless network for streaming video file in agricultural area. The statistical results show that there is significant negative effect of physical environmental condition on wireless video streaming and received video quality.


Author(s):  
Fabrizio Bertone ◽  
Vlado Menkovski ◽  
Antonio Liotta

Widespread adoption of broadband Internet and the introduction of multimedia-capable mobile devices enable the proliferation of many streaming video services. However, best-effort networks are not natively designed to such a purpose. They do not provide any guarantees for delivering the content on time or offer constant service quality. Furthermore, video streaming presents a heavy load for servers. This is especially the case for special events that bring an enormous amount of users causing so called “flash crowds,” which overload unsuitable systems. Peer-to-peer (P2P) techniques can be successfully exploited to build scalable streaming systems using the distributed resources of users themselves. In this chapter, the authors explore the different techniques proposed in the context of adaptive streaming, both live and on demand. Each covered approach addresses the video streaming problem from a different perspective, and so, brings specific advantages and disadvantages in its solution.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document