Maximum likelihood estimation of seemingly unrelated stochastic frontier regressions

2012 ◽  
Vol 40 (1) ◽  
pp. 1-14 ◽  
Author(s):  
Hung-pin Lai ◽  
Cliff J. Huang
Jurnal Agrium ◽  
2017 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
Author(s):  
Riza Putri ◽  
Murdani Murdani ◽  
Fadli Fadli

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat efisiensi teknis menggunakan factor produksi pada usahatani kedelai di Kecamatan Pedada, Kabupaten Bireun. Pengambilan sampel menggunakan teknik snowball sampling menggunakan model fungsi Stochastic Frontier Model, koefisien regresi dihitung menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran lahan and benih merupakan variabel yang sangat mempengaruhi peningkatan produksi kedelai. Rata-rata tingkat efisiensi teknis input yang digunakan adalah 83% dari potensi produksi maksimum yang akan didapatkan. Umur petani merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketidak efisiensian usaha teknis untuk meningkatkan produksi kedelai


2020 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
pp. 123
Author(s):  
Restie Novitaningrum ◽  
Suprapti Supardi ◽  
Sri Marwanti

English<br />A way to increase rice productivity and production is to increase efficiency by technological innovation. Integrated Crop Management (ICM) is an approach to improve the efficiency of rice farming by integration of technological components that are applied according to local specific condition. This study aims to analyze technical efficiency and inefficiency of integrated crop management implementation in rice farming. The study was conducted in Jaten Subdistrict, Karanganyar Regency, Central Java Province, in 2017. Primary data was collected from samples of 51 farmers that implemented the ICM and 42 farmers that did not use ICM. Data were analyzed using stochastic frontier production function that was estimated with the Maximum Likelihood Estimation method. The results show that rice farms have been technically efficient in general. The technical efficiency of ICM adopters in the range of 71,41-98,14% with average 94,04%, higher than those of non ICM adopters in the range of 68,50-96,96% with average 91,72%. There is a room for increasing efficiency. Formal education and ICM adoption increase technical efficiency. Farmer's ability to implement PTT can be improved through extension and training programs.<br /><br /><br />Indonesian<br />Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi adalah dengan meningkatkan efisiensi melalui inovasi teknologi. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan sebuah pendekatan untuk meningkatkan efisiensi usaha tani padi dengan integrasi komponen-komponen teknologi yang diterapkan sesuai spesifik lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi dan sumber inefisiensi teknis pada penerapan PTT usaha tani padi sawah. Penelitian dilakukan di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada 2017. Data primer dikumpulkan dari 51 petani yang menerapkan PTT dan 42 petani yang tidak menerapkan PTT. Analisis data menggunakan fungsi produksi stokastik frontier yang diduga dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tani padi sawah umumnya sudah efisien secara teknis.  Nilai efisiensi teknis usaha tani dengan penerapan PTT berkisar 71,41-98,14% dengan rata-rata 94,04%, lebih tinggi daripada usaha tani tanpa penerapan PTT yang formal berkisar 68,50-96,96% dengan rata-rata 91,72%. Masih ada peluang untuk meningkatkan efisiensi teknis. Pendidikan dan penerapan PTT berpengaruh positif terhadap efisiensi teknis. Kemampuan petani dalam menerapkan PTT dapat ditingkatkan melalui program penyuluhan dan pelatihan.


2016 ◽  
Vol 23 (1) ◽  
pp. 7 ◽  
Author(s):  
Lamretta Gultom ◽  
Ratna Winandi ◽  
Siti Jahroh

Pengembangan padi semi organik di Kecamatan Cigombong cukup berprospek. Namun, produktivitas padi semi organik di Kecamatan Cigombong masih tergolong rendah karena inefisiensi dalam penggunaan input atau faktor-faktor produksi. Tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi semi organik di Kecamatan Cigombong; 2) menganalisis efisiensi teknis usahatani padi semi organik di Kecamatan Cigombong; dan 3) menganalisis tingkat pendapatan yang diperoleh dalam usahatani padi semi organik di Kecamatan Cigombong. Metode penelitian menggunakan fungsi produksi stochastic frontier dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Penelitian dilakukan di Kecamapatan Cigombong pada Bulan Januari 2013 hingga Desember 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan jenis data cross section dan diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani sampel.<br />Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel luas lahan (X1), benih (X2), kompos (X3), urea (X4). dan tenaga kerja (X5) berpengaruh nyata terhadap produksi dengan nilai koefisien positif. Variabel luas lahan, kompos, dan urea berpengaruh nyata terhadap produksi padi semi organik pada tingkat kepercayaan 95%, benih berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90%, dan tenaga kerja berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 85%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa usahatani padi semi organik yang dilakukan oleh petani responden di Kecamatan Cigombong tergolong efisien secara teknis (nilai mean efisiensinya sebesar 0,78). Status kepemilikan lahan merupakan sumber inefesiensi teknis yang berpengaruh nyata meningkatkan efisiensi teknis. Selain itu, usahatani padi semi organik di Kecamatan Cigombong tergolong menguntungkan (keuntungan Rp 3.233.498,09) dan layak diusahakan (nilai R/C ratio atas biaya tunai sebesar 1,42 dan nilai R/C ratio atas biaya total sebesar 1,24).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document