Subsurface and Surface Flow Leading to Channel Initiation

Author(s):  
Stephanie K. Kampf ◽  
Benjamin B. Mirus
Author(s):  
Antanas DUMBRAUSKAS ◽  
Nijolė BASTIENĖ ◽  
Petras PUNYS

GIS-based approach to find the suitable sites for surface flow constructed wetlands was employed for the Lithuanian river basins with low ecological status. According to the nature of the analysed criteria the flowchart consists of two phases. Criteria used include hydrographical network, soil properties, terrain features, land use, etc. Some of them have strictly defined values (constraints), and other ranges within certain limits (factors). Limited criteria were analysed using rejection principle and influencing factors using proximity analysis and overlay methods. Selecting the potential sites using standard GIS analysis tools there was estimated about 3286 sites for possible wetlands with the mean area of inflow basin about 4 km2 in the basins of water bodies at risk.


1994 ◽  
Author(s):  
S. Mangalam ◽  
S. Venkateswaran ◽  
S. Korategere

2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Irvan Nurliansyah

ABSTRAK Limbah cair tahu merupakan limbah cair yang berasal dari proses pembuatan tahu. Limbah cair tahu mengandung senyawa organik yang tinggi. Pembuangan limbah cair tahu secara langsung ke badan air tanpa dilakukan pengolahan dapat mempengaruhi dan mencemari lingkungan. Suatu cara untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melakukan pengolahan limbah cair tahu. Salah satu alternatif pengolahan limbah cair tahu yang dapat digunakan adalah fitoremediasi menggunakan tanaman genjer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengolahan dan efektivitas waktu tinggal pengolahan limbah cair tahu menggunakan tanaman genjer dalam menurunkan BOD dan COD effluen hasil proses pengolahan anaerob limbah cair tahu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fitoremediasi menggunakan tanaman genjer pada sistem lahan basah buatan Free Water Surface flow dengan waktu tinggal 3 hari, 5 hari dan 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi pengolahan secara fitoremediasi pada hari ke 3 untuk BOD dan COD berturut-turut sebesar 21,28% dan 16,13%. Pada hari ke 5 efisiensi pengolahan yang diperoleh untuk BOD dan COD berturut-turut sebesar 52,60% dan 45,93% sedangkan efisiensi pengolahan pada hari ke 7 untuk BOD dan COD berturut-turut sebesar 76,42% dan 70,74%. Waktu tinggal efektif yang diperoleh pada penelitian ini adalah  7 hari dengan nilai BOD dan COD telah berada dibawah baku mutu yaitu berturut-turut sebesar 72,72 mg/l dan 213,33 mg/l.   Kata kunci : limbah cair tahu, fitoremediasi, tanaman genjer, efisiensi pengolahan, waktu tinggal


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document