How reliable are the evapotranspiration estimates by Soil and Water Assessment Tool (SWAT) and Variable Infiltration Capacity (VIC) models for catchment-scale drought assessment and irrigation planning?

2021 ◽  
Vol 592 ◽  
pp. 125838
Author(s):  
Sonam Sandeep Dash ◽  
Bhabagrahi Sahoo ◽  
Narendra Singh Raghuwanshi
Soil Science ◽  
2016 ◽  
Vol 181 (7) ◽  
pp. 326-334 ◽  
Author(s):  
M. Luz Rodríguez-Blanco ◽  
Ricardo Arias ◽  
M. Mercedes Taboada-Castro ◽  
Jao Pedro Nunes ◽  
Jan Jacob Keizer ◽  
...  

2016 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 175-188 ◽  
Author(s):  
Mohsen Salarpour ◽  
Milad Jajarmizadeh ◽  
Sobri Harun ◽  
Rozi Abdullah

2010 ◽  
Vol 44 (18) ◽  
pp. 7138-7144 ◽  
Author(s):  
Tze Ling Ng ◽  
J. Wayland Eheart ◽  
Ximing Cai ◽  
Fernando Miguez

Author(s):  
Narayan K. Shrestha ◽  
Taimoor Akhtar ◽  
Uttam Ghimire ◽  
Ramesh P. Rudra ◽  
Pradeep K. Goel ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 220-230
Author(s):  
Mohamad Wawan Sujarwo ◽  
Indarto Indarto ◽  
Marga Mandala

DAS bajulmati merupakan DAS kecil (± 173.4 km2) yang berada di wilayah timur pulau Jawa. DAS bajulmati memiliki iklim yang spesifik yaitu relatif kering dengan musim kemarau yang panjang (8-9 bulan selama setahun). Meskipun kondisi iklim yang kurang mendukung, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani landang. Adanya perluasan lahan pertanian non irigasi/ladang mengakibatkan tutupan vegetasi semakin berkurang. Oleh karena itu, evaluasi DAS bajulmati diperlukan untuk mengetahui dampak perluasan lahan pertanian terhadap laju aliran dan sedimentasi dengan kondisi iklim yang cukup spesifik (kering). Salah satu model evaluasi pengelolaan DAS terhadap perubahan lahan adalah model SWAT (Soil and Water Assessment Tool). SWAT dapat menggambarkan proses hidrologi (erosi dan sedimentasi) unit lahan. data DEM resolusi (10x10 m) sebagai masukan utama untuk proses delinasi DAS. Data tanah, tutupan lahan, dan kontur digunakan untuk menentukan unit lahan/hydrolocal response unit (HRU) DAS. Data curah hujan dan iklim (suhu, kelembaban rata-rata, intensitas matahari, kecepatan angin) diperoleh dari stasiun yang tersebar di wilayah DAS. Semua data diintegrasikan ke dalam SWAT untuk menghitung proses hidrologi, erosi dan sedimentasi. Debit yang diamati digunakan untuk mengkalibrasi keluaran debit hasil SWAT di outlet DAS. Hasil kalibrasi debit menunjukkan nilai Nash-Sutcliffe Efficiency sebesar 0,53 dan validasi sebesar 0,5 serta koefisien determinasi sebesar 0,58 dan 0,78 (memuaskan) dan model dapat digunakan untuk ilustrasi proses hidrologi dalam DAS bajulmati. Analisis tingkat erosi SWAT menunjukkan bahwa 34,46; 39,19; dan 17,83 menunjukkan tingkat erosi sangat ringan sampai kategori sedang. Oleh karena itu, DAS Bajulmati masih dalam kategori aman karena rata-rata erosi berat dan sangat berat dibawah 10%. Nilai sedimentasi tertinggi pada HRU 512 dan SubDAS 23. Wilayah tersebut merupakan wilayah perkebunan dengan tingkat kemiringan diatas 40%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document