Apoptosis and nuclear shapes in benign prostate hyperplasia and prostate adenocarcinoma: Comparison with and relation to Gleason score

1999 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 13-18 ◽  
Author(s):  
Nak, Gyeu Choi ◽  
Jin, Hee Sohn ◽  
Hung, Won Park ◽  
Tae, Young Jung
2010 ◽  
Vol 9 (6) ◽  
pp. 626-627 ◽  
Author(s):  
P. Tilandyová ◽  
S. Grobarčiková ◽  
K. Kajo ◽  
J. Kliment ◽  
Z. Lasabová ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 85-91
Author(s):  
Rachma Greta Putri ◽  
Sari Eka Pratiwi ◽  
Didik Setyo Heriyanto ◽  
Danarto Danarto ◽  
Indwiani Astuti ◽  
...  

Latar Belakang: Gangguan regulasi mikroRNA(miR) dan inflamasi kronik dapat mengubah tumor menjadi karsinoma dan kanker dengan metastasis melalui perubahan seluler dan genomik. Lesi prekanker memiliki peluang 33,3 persen menjadi kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran miR-155-5p terhadap mRNA SOCS1 dan populasi makrofag terhadap progresivitas penyakit yang berhubungan dengan Benign Prostate Hyperplasia (BPH), High Grade Prostatic Intraepithelial Neoplasia (HGPIN), dan Prostate Adenocarcinoma (PRAD). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan 3 kelompok, yaitu BPH,HGPIN, dan PRAD. Sampel jaringan didapatkan dari Tindakan TURP. Ekspresi miR-155 dianalisis menggunakan qPCR dan dikalkulasi menggunakan metode Livak. Ekspresi mRNA SOCS-1 dianalisis menggunakan reverse transcriptase PCR. Penanda pan makrofag, anti CD-68 monoclonal antibody(MoAb) digunakan untuk mendeteksi populasi makrofag pada jaringan dengan imunohistokimia. Hasil: Ekspresi miR-155 lebih tinggi pada HGPIN dibandingkan BPH dan PRAD (p=0,14). Ekspresi mRNA SOCS1 pada HGPIN paling rendah diantara ketiga sampel (p=0,96). Terdapat korelasi negative antara miR-155 dan mRNA SOCS1 (p=0,02). Terdapat peningkatan persentase populasi makrofag yang signifikan pada HGPIN (6,03 persen) dibandingkan BPH (0.89 persen) dengan p=0,00. Kesimpulan: Pada penelitian ini, terdapat perubahan persentase makrofag dan miR-155 pada HGPIN. Variasi ekspresi miR-155 dan persentase populasi makrofag dapat disebabkan karena perubahan epigenetik. Oleh sebab itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi hasil tersebut dan memahami  kemungkinan menjadi biomarker pada penyakit prekanker pada prostat. Kata Kunci: Prostatic Intaepithelial Neoplasia, miR-155, Makrofag   Abstract   Background: Impaired microRNA(miR) regulation and chronic inflammation could transform tumors into carcinoma and cancer by metastasis through cellular and genomic changes. Precancerous lesions have a 33.3 percent chance of becoming cancerous. This study investigated the role of miR-155 related to SOCS1 mRNA and macrophage population in disease progression associated  with Benign Prostate Hyperplasia (BPH), High-Grade Prostatic Intraepithelial Neoplasia (HGPIN), and Prostate Adenocarcinoma (PRAD). Methods: This was a cross-sectional study using three groups of samples, namely BPH, HGPIN, and PRAD. Tissue samples were obtained from TURP Action. The expression of miR-155 was analyzed using real-time qPCR and calculated using the Livak method. The expression of SOCS1 mRNA was analyzed using reverse transcriptase PCR. The macrophage pan-marker, anti-CD68 monoclonal antibody (MoAb), was used to detect macrophage population in tissues by immunohistochemistry. Results: The expression of miR-155 was higher in HGPIN than BPH and PRAD (p=0.14). The expression of SOCS1 mRNA in HGPIN was the lowest among the three samples (p=0.96). There was a negative correlation between miR-155 and SOCS1 mRNA (p=0.02). There was a significant increase in the percentage of the macrophage population in HGPIN (6.03 percent) compared to BPH (0.89 percent) with p=0.00. Conclusion: In this study, there were changes in the percentage of macrophage and miR-155 in HGPIN. The variation in miR-155 expression and the percentage of the macrophage may be caused by epigenetic changes. Therefore, further research is needed to validate these results and understand the possibility of being a biomarker in precancerous disease of the prostate. Keywords: Prostatic Intraepithelial Neoplasia, miR-155, Macrophage  


2017 ◽  
pp. 141-151
Author(s):  
Andrew Ruspanah

Pendahuluan. Benign Postate Hiperplasia (BPH) adalah penyakit yang umumnya terjadi pada pria lansia yang disebabkan oleh penuaan. Hiperplasia prostat adalah pertumbuhan jaringan nodul fibroadenomatosa pada prostat. Pembesaran prostat jinak merupakan penyakit yang tersering kedua setelah batu saluran kemih didapatkan secara klinis di Indonesia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, obesitas dan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) grade IV di Rumah Sakit Dr. M. Haulussy Ambon periode 2012-2014. Metode. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik desain Cross-Sectional, dengan menggunakan catatan medis data di ruang operasi di Rumah Sakit Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012-2014 dan memperoleh jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 239, yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil yang di temukan dalam penelitian ini bahwa kejadian BPH lebih besar pada mereka yang berusia> 65 tahun dan 56-65 tahun dibandingkan dengan usia 46-55 dan <46 tahun dengan hasil tes menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan BPH dengan nilai (p= 0,000), ada hubungan antara obesitas dengan nilai BPH (p=0,019) dan riwayat diabetes mellitus setelah menggunakan uji Chi-Square, hubungan antara riwayat diabetes mellitus dengan BPH dengan nilai (p = 0,000). Kesimpulan. Ada hubungan antara umur, obesitas dan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian BPH.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document