Coleus cultivars (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd.) as potential bioindicators of chronic ozone exposure

Author(s):  
M Padri ◽  
C Umponstira
Author(s):  
Yong-Jun Kwon ◽  
Kuck-Hyun Woo ◽  
Jin-Seok Kim ◽  
Seong-Yong Yoon ◽  
In-Ung Song ◽  
...  

2016 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Mimi Aria ◽  
Afdhil Arel ◽  
Nella Widya

Telah diteliti efek toksisitas akut fraksi etil asetat Solenostemon scutellarioides L. Coddpada tikus putih jantan. Hewan uji dibagi menjadi enam kelompok: kelompok I (kontrol) hanyadiberi Na CMC 0,5% dan 5 kelompok lainnya perlakuan yang diberikan fraksi etil asetatSolenostemon scutellarioides (L). Codd yaitu kelompok II (dosis 1 mg / Kg), kelompok III ( 10mg / kg), kelompok IV (dosis 100 mg / kg), kelompok V (dosis 1000 mg / kg), kelompok VI(dosis 10.000 mg/kgBB). Jumlah hewan yang mati dalam 24 jam dan nilai LD50 ditentukan.Pengamatan dilanjutkan selama 14 hari pada hewan yang masih hidup dengan parameter beratbadan, konsumsi makanan, berat feses, konsumsi minuman, volume urine dan berat hati danginjal dan pengamatan mikroskopis pada hati dan ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwafraksi asetat daun etil S. scutellarioides tidak menyebabkan kematian hingga dosis yangdiberikan (10.000 mg/kg) sehingga nilai LD50 tidak dapat ditentukan. Berdasarkan analisisANOVA ada perbedaan yang signifikan (P <0,05) pada data konsumsi pangan, berat feses,minum konsumsi, volume urine, dan berat hati tapi berat badan dan ginjal tidak perbedaan yangsignifikan (P 0,05). Pengamatan warna hati dan ginjal tidak memperlihatkan perbedaan yangjelas.


2016 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Verawati Verawati ◽  
Afdhil Arel ◽  
Rucita Arfianisa

Metode ekstraksi dapat mempengaruhi komponen kimia dalam suatu ekstrak tanaman.Pada penelitian ini telah dilakukan uji penentuan kadar fenolat total dari daun piladang(Solenostemon scutellarioides (L.) Codd). yang diekstraksi dengan beberapa cara. Metodeekstraksi yang dilakukan antara lain cara tradisional (peremasan dan perebusan) dan ekstraksilaboratorium (sokletasi dan maserasi). Kadar fenolat total ekstrak daun piladang diperolehdengan metode Folin-Ciocalteu dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Asam galatdiukur pada panjang gelombang maksimum 758 nm. Kadar fenolat dinyatakan dalam mg setaraasam galat / gr ekstrak. Perolehan kadar fenolat tertinggi oleh sokletasi daun kering 376,5979mg/g, diikuti oleh maserasi daun kering 356,7619 mg/g, sokletasi daun segar 333,1509 mg/g,maserasi daun segar 293,3015 mg/g, rebusan daun segar 216,3534 mg/g, sari remasan 77,3158mg/g, rebusan daun kering 69,3957 mg/g.


2015 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 84
Author(s):  
Mimi Aria ◽  
Verawati Verawati ◽  
Afdhil Arel ◽  
Monika Monika

Telah dilakukan penelitian terhadap efek antiinflamasi dari fraksi-fraksi daun piladang (Solenostemon scutellarioides (L) .Codd) pada mencit putih betina. Hewan percobaan dibagi atas 5 kelompok yaitu kelompok I (kontrol diberi NaCMC 0,5%), kelompok II ( pembanding diberi asetosal 130 mg / kgBB), kelompok III, IV dan V yang diberikan fraksi heksan, fraksi etil asetat dan fraksi butanol masing-masing dengan dosis 400 mg/kgBB. Metode yang digunakan adalah edema buatan dan kantong granuloma. Edema atau peradangan pada tikus diinduksi dengan menyuntikkan karagen 1% secara subkutan. Suspensi fraksi diberikan secara oral selama 4 hari. Parameter yang diamati adalah volume edema dan jumlah leukosit pada edema dan darah tikus. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa fraksi daun piladang memberi efek yaitu mengurangi volume edema dan mempengaruhi jumlah  sel leukosit pada edema dan darah seperti sel neutrofil segmen, neutrofil batang, monosit dan limfosit secara signifikan (P <0,05), sedangkan efek pada sel eosinofil tidak signifikan (P> 0,05). Dari semua fraksi diuji, dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat dan fraksi butanol memiliki aktivitas antiinflamasi


Agronomy ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (6) ◽  
pp. 1058
Author(s):  
Junghyun Lim ◽  
Jong-Seok Song ◽  
Sangheum Eom ◽  
Jung Woo Yoon ◽  
Sang-Hye Ji ◽  
...  

An effective and eco-friendly technology is needed to prevent postharvest loss of onion bulbs during cold storage. This study investigated the effect of gaseous ozone on the decay and quality of onion bulbs during storage at 2 °C and 70% relative humidity for two months. Gaseous ozone was adjusted to a concentration of 1.27 ± 0.024 ppm in the storage room by generating a high voltage discharge in air. After two months of storage, gaseous ozone significantly reduced the counts of aerobic bacteria (e.g., Rahnella aquatilis) and fungi (e.g., yeast and mold) in the onion bulbs by 4 log (CFU g−1) and 0.92 log (CFU g−1) compared with those of an untreated control, respectively. The microbial reduction by gaseous ozone resulted in a lower rotten rate of the onion bulbs, which was less than 20.0% compared with that of the untreated control. Moreover, the ozone exposure extended the storage life of the onion bulbs by delaying its color change and softening during storage. Our results suggest that gaseous ozone can control the decay of onion bulbs safely during storage.


Toxicology ◽  
2021 ◽  
Vol 450 ◽  
pp. 152668
Author(s):  
Lei Tian ◽  
Jun Yan ◽  
Kang Li ◽  
Wei Zhang ◽  
Bencheng Lin ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document