Scleroderma and Pelvic Organ Prolapse: A Multidisciplinary Approach to Patient Care and Surgical Planning

2017 ◽  
Vol 33 (5) ◽  
pp. 198-201 ◽  
Author(s):  
Jessica S. Zigman ◽  
Jinoos Yazdany ◽  
John Trinidad ◽  
Tajnoos Yazdany
2017 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 263-264 ◽  
Author(s):  
Salvatore Giovanni Vitale ◽  
Valentina Lucia La Rosa ◽  
Agnese Maria Chiara Rapisarda ◽  
Antonio Simone Laganà

2012 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Ali Mahmood ◽  
Prianka Gajula

Fecal incontinence is a disorder that affects many women, particularly those that have been multiparous. Aside from the physical disability, this disorder affects the psychosocial aspect along with issues of self-confidence and self esteem. Sphincteroplasty for fecal incontinence is an operation that has been well described to address this problem and offers great success. However, there are many patients that suffer from pelvic organ prolapse concurrently, along with fecal incontinence. The pelvic organ prolapse is often amenable to surgical correction; however, many gynecologists prefer to fix this in a setting with minimal fecal contamination, thus obviating a joint and multidisciplinary approach with colorectal surgery. We present a series of 17 consecutive cases where a sphincteroplasty was performed, with or without a concomitant gynecological procedure for solid organ prolapse.


2007 ◽  
Vol 177 (4S) ◽  
pp. 160-160
Author(s):  
Sarah E. McAchran ◽  
John C. Kefer ◽  
Courtenay Moore ◽  
Jihad H. Kaouk ◽  
Firouz Daneshgari

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 39-44
Author(s):  
Ermawati Ermawati ◽  
Hafni Bachtiar

Prolap organ panggul merupakan kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup wanita. Prolaps organ panggul ini dapat disebabkan oleh perlukaan sewaktu proses persalinan, proses penuaan, komposisi jaringan pada seorang wanita, batuk- batuk kronis, atau sering melakukan pekerjaan berat. Pengenalan dini prolaps terkait dengan prognosis pemulihan anatomik dan fungsional organ panggul. Hingga kini, penerapannya dalam dunia klinis belum banyak sehingga pelatihan dan pembelajaran lebih lanjut tentang pelvic organ prolapse quantification (POPQ) jelas diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan metode case control study di polikilinik Obgin RSUP. Dr. M. Djamil Padang mulai bulan September 2013 sampai jumlah sampel terpenuhi sebanyak 98 orang. Dengan 49 orang kelompok kontrol dan 49 orang kelompok kasus .Analisis dilakukan untuk menilai hubungan usia, paritas, pekerjaan dan indek massa tubuh dengan kejadian prolap organ panggul berdasarkan skor POPQ. Data disajikan dalam bentuk tabel. Data diuji dengan t test dan chi square test. Jika p<0,05 menunjukan hasil yang bermakna. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 27,871.terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 52,970.Dari analisa statistik pekerjaan tidak bisa di uji secara statistik.indek massa tubuh tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap kejadian prolap organ panggul.(p>0,05)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document